webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Hiện thực
Không đủ số lượng người đọc
279 Chs

Nonton Balapan

Dengan kesal Zoya naik ke atas motor, ia mengambil topi serta masker dari dalam tas, setelah memakainya Zoya kembali mengambil jaket hitam, Zoya menepuk bahu Dara keras. "Cepet jalan!"

"Yee, lo pikir gue mamang ojek!"

Dara kembali memakai helmnya, lalu menjalankan motor dengan kecepatan tinggi. Hal itu sudah sering terjadi, bahkan Zoya terlihat menikmati.

Kini mereka telah sampai di tempat kumpul anggota mereka. Zoya menenteng ranselnya kemudian berjalan lebih dahulu meninggalkan Dara.

"Wiih, tumben pulang sekolah langsung ke sini?" tanya Robby, cowok itu menghampiri Zoya lalu ber tos ria. Azril yang sebelumnya sibuk bermain handphone mendongakkan kepalanya, lalu melihat ke arah belakang Zoya.

Brian menggeser tempat duduknya, menepuk tempat di sebelahnya, bermaksud menyuruh Zoya duduk di sana. Zoya menghampiri Brian lalu duduk di sebelah cowok itu.

"Gimana balapannya?"

"Menang lah, Brian gitu loh! Tak pernah terkalahkan." Bukan Brian yang menjawab melainkan Robby.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com