webnovel

MPLS [II]

Lima menit akhirnya berlalu, para senior baru saja kembali ke dalam kelas. Pasukan Nathan berbaris di depan semua adik kelas mereka, mereka berdiri dengan begitu gagahnya bahkan mereka terlihat begitu wah di depan semua siswa-siswi baru tersebut, terkecuali oleh Fathir sendiri.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!" ucap Nathan begitu keras sampai ruangan dipenuhi oleh gemaan salam tersebut.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!" jawab semua orang yang ada disana termasuk anggota Nathan juga.

"Ouh iya, kakak-kakaknya mau kenalan sama kalian, apa kalian mau kenalan sama orang kakak?" tanya Nathan setelah mereka menjawab salam dengan baik.

"Mau, Kak!"

"Baiklah, sebelum kita kenalan, kakak mau nanya kalian tahu ini acara apa dan tujuannya untuk kalian apa?" tanya Nathan sebelum mengenalkan dirinya.

"MPLS, Kak!"

"MPLS? Apa itu MPLS?"

Nathan mendekati salah satu adik kelasnya dengan menayangkan pertanyaan sebelumnya. "Kamu, apa itu MPLS menurut adik?" tanya Nathan padanya sedangkan gadis yang ditanyai langsung gemetar.

"Tidak boleh gugup, Dek. Jawab aja, apa yang kamu ketahui soal MPLS tersebut?" lanjut Nathan karna dia terlihat gugup menjawab pertanyaan tersebut.

"Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Kak. Yaitu nanti kami akan mendapatkan materi mengenai lingkungan sekolah ini termasuk peraturan-peraturan yang harus kami taati setelah kami belajar di sekolah ini. Kakak-kakaknya akan memberikan kami pelajaran penting, permainan dan lainnya. Intinya mengenal lingkungan sekolah, Kak." Gadis itu akhirnya menajwab pertanyaan Nathan sehingga Nathan langsung tersenyum karna jawabannya sudah benar.

Nathan kembali ke barusan awalnya yakni di depan atau di tengah-tengah senior lainnya. Nathan kemudian menjelaskan secara rinci, apa itu masa pengenalan lingkungan sekolah agar nanti adik kelas mereka tersebut tahu penjelasan yang lebih benar lainnya.

"Karna penjelasannya sudah selesai, Kakak ingin kalian bisa mendengarkan semua senior kalian di depan, kalau bisa setelah salah satu dari kakak-kakaknya mengenalkan diri, harus ada beberapa orang yang bertanya hal yang menurut kalian belum kakaknya jelaskan. Mengerti?"

"Ngerti, Kak!" jawab semuanya dengan keras.

Nathan pun maju beberapa langkah, dia akan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, baru temannya yang lain. Semua siswa-siswi baru terlihat masih lugu, sehingga semuanya hanya mendengarkan tanpa berani mengeluarkan suara mereka.

Bahkan Nadia sedari tadi, hanya memandangi Nathan didepan. Tanpa Nathan berkenalan, Nadia sudah mengenal dirinya. Tapi karna Nadia adalah junior disana, dia mengurungkan mengucapkan bahwa dia mengenal Nathan sebelumnya.

"Perkenalkan nama kakak Muhammad Nathan Arrahman, kalian bisa panggil kakak dengan sebutan Kak Athan, atau kak Nathan. Kakak dari kelas XI IPA 1, kakak menjabat sebagai waketos di kampus kita ini... "

Nathan memperkenalkan dirinya beberapa hal pokok saja, karna jika dijelaskan semuanya, waktunya tidak akan cukup. Nathan mengakhir perkenalan dirinya dan memberikan waktu untuk para adik kelas menanyakan sesuatu hal tentanganya.

"Status, Kak!"

"Umur, Kak!"

"..."

"..."

"Bisakah saya menjadi penggemar kakak!" teriak salah satu gadis di barusan belakang yang tentu membuat para senior gaya tertawa kecil melihat tingkah adik kelas mereka tersebut. Wajar saja sih dia mengatakan hal tersebut, secara Nathan senior yang tampan dan jabatannya juga tidak main-main disana.

Nathan melirik ke arah Nadia yang hanya diam tanpa mengeluarkan pertanyaan apapun. Nadia hanya tersenyum tipis, sembari melipat tangannya ke belakang. Nathan tahu, sebenernya deg-degan saat berada di depan orang yang dia sukai, tapi karna tanggung jawabnya dia berusaha menormalkan dirinya demi harga dirinya sebagai senior.

" Bisa saja, hehe," kekeh Nathan lalu mengakhiri perkenalan duitnya dan memberikan kesempatan pada senior lainnya.

"Hey kamu!" panggil salah satu senior perempuan kepada Nada sedangkan Nadia langsung mendongakkan kepalanya ke arah seniornya tersebut.

"Maju ke depan!"

Tanpa penolakan Nadia langsung maju ke depan, walaupun kakaknya agak gemetar tapi dia berusaha menutupi gemetar tersebut. Senior perempuan tersebut tampak begitu gemas dengan Nadia, sepertinya dia akan menguji Nadia sekarang.

"Kami berdiri dulu disini, setelah kami semua selesai berkenalan baru kakak ingin memberikan pertanyaan sama kamu," titahnya seraya menyuruh Nadia menepi.

"Hallo semuanya, kenali. Nama kakak Feronika Syaira, kalian bisa memanggil kakak dengan kak Ika atau kak Onik. Kakak satu kelas dengan Nathan, jadi kalau ada masalah setelah acara kita berakhir, kalian bisa bertanya pada kakak dan juga kak Nathan, oke! Sekian perkenalan kakak, semoga bisa dimaklumi," lanjutnya memperkenalkan diri.

Setelah Nathan ada dua orang lainnya yang belum mengenalkan dirinya, yakni satu perempuan dan satu laki-laki. Laki-laki itupun maju ke depan, lalu tersenyum kepada adik kelas mereka.

"Hay semuanya, perkenalkan nama kakak Aditya Ramadhan, kalian bisa memanggil kakak dengan sebutan kak Rama atau kak Aditya. Kakak juga satu kelas dengan Nathan dan juga kak Ika, jadi selain mereka berdua, kalian bisa bertanya kepada kakak juga setelah semua acara kita selesai. Untuk biodata lebih detail, bisa hubungi kakak segera melalui kontak WhatsApp kakak," tuturnya memperkenalkan diri dengan mengambil kesempatan agar banyak followers akun media sosialnya nanti.

"Kalian tenang saja, nanti kakak akan buat sebuah grub untuk kelas ini, okeh! Tinggalkan WhatsApp kalian, setelah pulang nanti." Aditya pun kembali ke barisan awal dan satu orang lagi akan mengenalkan dirinya.

"Hallo semuanya, perkenalkan nama kakak Sheila Febrya Azzura, kalian bisa memanggil kakak dengan kak Sheila atau kak Zura. Kakak dari kelas XI IPS 1, jika kalian merasa kesulitan setelah semua acara berakhir dalam tiga hari ke depan, kalian juga bisa menghubungi kakak atau menemui kakak secara langsung. Sekian dari perkenalan kakak, jika masih ingin bertanya bisa tanya melalui hal yang seperti Kaka Rama bilang barusan. Okeh!" ucapnya memperkenalkan dirinya seraya menyindir Ramadhan soal kebiasaannya mempromosikan akun media sosialnya.

Ika sebagai senior yang judes pada Nadia tadi, sudah kepanasan ingin mengerjai Nadia. Diapun menyuruh Nadia lebih maju ke depan dari sebelumnya, Nadia melakukannya lalu menunduk. Nathan hanya bisa diam melihat tingkah anggotanya yang berlebihan kepada Nadia, padahal tidak ada di daftar acara yang mereka telah susun sebelumnya.

"Kakak lihat dari tadi kamu hanya diam, kamu mendengar atau cuman liatin doang tanpa tahu apa yang dijelaskan senior kamu barusan," ucapnya menyindir Nadia sedangkan Nadia hanya menggeleng.

"Nadia mendengarkan semuanya kok, Kak Ika. Nadia gak bohong sama sekali, bahkan Nadia masih bisa menghafal nama dari kakak-kakak berempat," jawabnya begitu jelas lalu menunduk kembali.

Teman sekelas Nadia hanya bisa diam saja, sementara Fathir tidak terlalu pokus dengan acara perkenalan tersebut, dia masih sibuk melihat-lihat ke luar jendela kelas. Dia juga tidak tahu, Nadia sedang diinterogasi sekarang.

"Kalau begitu mari kakak buktikan," ucapnya begitu judes dengan tatapan evilnya.

"Namanya siapa?" tanya Ika sambil menunjuk Nathan karna dia mengira Nadia tidak mengenal Nathan sama sekali.

"Muhammad Nathan Arrahman, jalan Angkasa No. 9, RT 001/RW 008, daerah ibukota Jakarta. Kak Nathan usianya 17 belas tahun, dia dari kelas XI IPA 1. Dia memiliki satu orang adik, adiknya tersebut ada di kelas ini yakni Muhammad Fathir Arraihan." Ika dan lainnya terdiam sejenak sedangkan Fathir baru sadar jika Nadia sedang di depan mereka semua.

Menurut Ika itu masih terlalu perkenalan yang baru saja Nathan lakukan, jadi dia akan mengambil pertanyaan lainnya agar membuat Nadia bisa dihukum nanti olehnya sendiri. Keinginannya hanyalah membuat Nadia sadar bahwa dia adalah junior disana, jadi seniornya bisa melakukan apapun padanya serta mencari kesalahannya.

"Makanan dan minuman kesukaan Nathan?" tanyanya di luar perkenalan awal yang dilakukan oleh Nathan.

"Apaan sih, Ka. Tadi nggak ada perkenalan sejenis itu," sargah Ramadhan yang mulai gemas melihat tingkah konyol Ika.

Nathan hanya tersenyum, dia tahu bahwa Nadia bisa menjawab semuanya tanpa terkecuali. Nathan ingin membuat Ika terdiam karna kepintaran gadis itu, dia juga tahu jika Ika memang sengaja mencari masalah.

#to be continued