"Selamat Pagi", senyum Nathan merekah menyapa Alexa yang sedang duduk sarapan di restoran hotel.
"Selamat Pagi", jawab Alexa ketus dan matanya langsung melotot ke arah Jason.
"Saya tidak beritahu bos. Semalam saja saya pulang juga hati-hati banget kok bos", ujar Jason tidak mau disalahkan.
"Hotel ini punya Emporium Corp, jadi aku bisa akses semua nama tamunya", ujar Nathan tersenyum.
"Kenapa kamu booking hotel ini bukan yang lain", gerutu Alexa.
"Maaf bos. Kan saya ingetnya bos suka menginap disini, mana saya ingat kalau Emporium Corp itu sister company nya Express Corp", ujar Jason bersalah.
"Jason, tolong tinggalkan kami berdua ya, aku perlu bicara dengan bosmu yang tukang ngambek ini", ujar Nathan menggoda.
Jason melihat ke arah Alexa dan setelah Alexa mengangguk, Jason langsung pindah duduk ke tempat lain.
"Selamat pagi pak Nathan. Mau kopi atau teh?", tanya seorang pelayan dengan nada sedikit genit.
"Kopi saja, kasih sedikit cream dan gula", ujar Nathan ramah.
"Ada lagi pak yang bisa saya hidangkan?", tanya pelayan itu. Alexa melihat ke arah pelayan itu sinis dan Nathan malah jadi tersenyum melihatnya.
"Bisa berikan nomor handphone kamu? Sepertinya kita bisa bertemu lagi nanti", goda Nathan yang membuat pelayan itu makin genit.
Alexa menjatuhkan sendoknya dan akan segera bangun dari duduknya namun tangan Nathan langsung menangkap tangannya.
"Ngga jadi, aku ngga butuh nomor handphone kamu lagi karena istriku marah. Terimakasih ya, tinggalkan kami", ujar Nathan sambil menahan tawanya saat pelayan itu memberikan kartu namanya.
"Ngga apa pak Nathan, ini disimpan aja kali aja butuh teman ngobrol kalau istrinya bapak ngambek lagi", ujar pelayan itu yang membuat muka Alexa makin menggelap dan tawa tertahan Nathan.
"Jangan pergi, aku cuma bercanda aja kok. Maaf ya, ngga berani genit lagi. Duduklah, aku perlu jelaskan sesuatu padamu", ujar Nathan sambil memberikan isyarat agar Alexa kembali duduk.
Alexa kembali duduk lalu ia mengambil tangan Nathan dan memberikan cincin yang pernah Nathan berikan waktu melamarnya kemarin. Nathan kembali menangkap tangan Alexa dan kembali memasukkan cincin itu di jari manis Alexa kemudian mengecup punggung tangan Alexa lembut.
"Kenapa ngga kamu berikan cincin ini kepada perempuan itu. Aku rasa yang pantas kamu jadikan istri kan perempuan itu apalagi kamu sudah bawa dia ke hotel", ujar Alexa ketus.
"Kamu pasti belum pernah pacaran ya sayang", ledek Nathan.
Kembali Alexa meradang, dia bersiap akan bangun tapi Nathan menahan tangannya lagi. Dia malah menepuk tangan Alexa pelan lalu sempat menepuk agak kencang dan membuat Alexa membelalakkan matanya.
"Hahahaha, aku suka kamu yang ngambek seperti ini, terlihat kamu mulai jatuh cinta sama aku", ujar Nathan menggoda.
"Ngimpi. Aku ngga pernah jatuh cinta sama kamu. Aku cuma ngga suka harga diriku diinjak-injak", ujar Alexa ketus.
"Iya iya, maaf ya sayangku, cintaku. Dengarkan penjelasanku sekarang. Wanita itu sepupu jauh aku. Saat itu aku memang sedang merangkulnya, kami menuju ke kamarnya karena suaminya sudah menunggu di kamar. Mereka sudah lama tidak saling bertemu karena sepupuku itu bekerja sebagai pramugari dan suaminya prajurit. Mereka baru bertemu lagi setelah 6 bulan berpisah, makanya aku memberikan mereka hadiah bermalam di kamar sweet honeymoon kami", ujar Nathan tegas.
"Mereka berdua sedang program anak karena mereka sudah mulai menata kehidupan mereka. Wanita itu bernama Rini, dia anak dari sepupu papa. Kamu pasti akan bertemu dia saat kita menikah nanti. Ini lihatlah, ini Conprensi Pers papa yang menjelaskan semuanya dan akan menuntut siapapun yang mau mencemarkan nama keluarga kami. Mama telpon kamu kemarin tapi kamu ngga angkat dan sejak itu dia tidak bisa hubungi kamu", ujar Nathan sambil menyerahkan video di HPnya.
Alexa menonton video itu dimana terlihat Albert Maxwell bersama wanita yang ada di foto bersama seorang pria berpakaian seragam menjelaskan masalah kemarin. Alexa tidak menonton sampai habis karena ia sudah melihat inti masalahnya dan lalu memberikan HP itu kembali kepada Nathan.
"Sayang, jangan marah lagi ya. Kalau ada masalah apapun, kamu konfirmasi ke aku jangan tau tau menghilang seperti ini. Aku sudah menyebar arang-orangku untuk mencari kamu ngga taunya kamunya sendiri yang datang padaku", ujar Nathan menggoda.
"Siapa yang menghilang, aku memang mau meninjau proyek ku dan kebetulan aku ingat mengenai undangan semalam. Kalau aku tau kamu datang, aku batalkan perjalanan ku kali ini", ujar Alexa masih kesal.
"Iya maafkan aku yang ngga langsung memberikan penjelasan sama kamu karena aku juga kebetulan sibuk kemarin. Sibuk kerjaan, sibuk cari kamu juga", ujar Nathan lembut.
"Jangan marah lagi ya", ujar Nathan sambil membelai pipi Alexa.
"Sudah akh. Kamu pergi sana. Aku mau sarapan lagi, aku masih lapar", ujar Alexa tersenyum malu.
"Aku tunggu kamu sarapan lalu kita main ke nusa penida ya atau mau nyebrang ke Lombok?", tanya Nathan.
"Ke Lombok aja yuk. Aku mau main ke sana. Sebentar aku habiskan sarapanku. Jason, ayo ikut aku ke Lombok", ujar Alexa riang.
Nathan memelototi Jason mengisyaratkan agar dia tidak ikut. Jason agak bergidik melihat mata Nathan dan ia kemudian berujar, "Bos, saya ke kantor Aditra Group Bali aja deh, ada yang mau saya bicarakan sama Tegar".
"Oh oke. Ya sudah, kita pulang besok ya. Nanti aku belikan oleh-oleh dari Lombok buat mama mu", ujar Alexa riang dan Nathan secara sembunyi memberikan jempolnya kepada Jason.