webnovel

Melupakan Perasaan, Melepaskan Ikatan

Musim mulai berganti, keindahan musim gugur tak dapat ditepis oleh semua orang di Jepang. Setiap orang disana memiliki kenangan, meski tidak semua orang menyukai pergantian musim ini. Daun daun yang hijau nan asri mulai menguning, merubah suasana menjadi romantis ditambah dengan perubahan suhu dan festival festival yang ramai.

Melihat setiap orang berlalu lalang, melewatinya begitu saja dihari minggu. Kubo memotret beberapa foto melalui ponsel dan mengirimkannya pada Naomi. Akhir akhir ini, Naomi berubah menjadi aneh. Ia terkesan menjauhi Kubo, dan hanya ingin berhubungan dengan Kubo sebatas pekerjaan. Diluar itu, Naomi tak lagi menghiraukan apa yang Kubo lakukan.

Pagi ini, Kubo ingin berdiam di taman. Menikmati perubahan warna dari daun daun pohon momiji. Daun daun momiji yang berwarna hijau akan munguning, lalu kemudian gugur, dan akan tumbuh kembali menjadi hijau. Kubo suka melihat semua perubahan itu. 

"Kuharap perubahan itu tak akan berlangsung lama" Gumamnya. 

Dibawah pohon momiji, Kubo bersandar pada pohon itu. Memangku tubuhnya dengan hanya sebelah tangan. Menikmati angin yang mengelus lembut wajahnya. Pikirannya terus memikirkan Naomi. Dalam hatinya terselip sebuah harapan agar perubahan sikap Naomi tak berlangsung lama agar menjadi hangat kembali. 

Suasana pagi itu ramai, beberapa keluarga memutuskan untuk piknik. Dengan topi hitam dan baju santai, Kubo menarik perhatian banyak orang Terutama gadis gadis muda. Ia menikmati berada disana, menutup matanya dan ingin terlelap sebentar.

Saat matanya terpejam, ia merasakan seseorang menusuk pipinya dengan telunjuk. Bukan sekali, namun berkali kali. Kubo tetap enggan membuka matanya, membiarkan seseorang itu terus menusuk kedua pipinya. Sampai akhirnya Kubo menarik tangan orang tersebut sampai tubuhnya jatuh keatas tubuh Kubo. 

"Dia disana" Pikir Kubo. 

Ia melihat Naomi disana, dipelukannya. Saat matanya mengintip, untuk melihat seseorang yang sedari tadi menggodanya. Naomi menatap matanya karena terkejut, butuh waktu beberapa detik untuk membuat Kubo sadar sampai akhirnya melempar tubuh Naomi kesamping.

"Awwwwww" Teriak Naomi kesakitan.

"Maaf Maaf" Panik Kubo.

Detak jantungnya mulai tak bisa ia kendalikan, tiba tiba darahnya seperti mengalir kekepalanya, dengan wajah yang mulai memerah karena malu. Ia bahkan tak menyangka bahwa Naomi akan ada disana, Menemukannya dibawah pohon momiji dan tertidur. 

Perempuan itu terlihat bersinar dengan dress musim semi berwarna putih yang dipenuhi dengan bunga bunga berwarna peach. Rambutnya terurai, menutup lengan yang terbuka karena dress tanpa tangan. Bibirnya yang merah membuat Kubo harus terpaksa menelan ludahnya.

Naomi mengeluarkan beberapa kotak makanan dari keranjang yang ia bawa, lalu menyodorkan beberapa pada Kubo. Ditemani dua botol jus buah stroberi yang menyegarkan. Melengkapi keindahan pergantian musim. 

"Aku sudah menemukan kost yang kurasa cukup nyaman" Ucap Naomi membuka pembicaraan. 

Kubo menghentikan sandwich yang akan masuk kedalam mulutnya, "Kenapa?" Tanya Kubo. 

"Ya aku ngerasa ga enak aja, lagipula aku ingin jadi sekretaris normal yang tidak mencampuri kehidupan pribadimu" Ucap Naomi terbata bata.

"Aku mau kita sama sama melupakan apa yang pernah terjadi di masa lalu" Tambahnya.

"Melupakan?" Tanya Kubo memastikan. 

"Akhir akhir ini, aku merasa terlalu percaya diri. Kalau kamu mungkin mencariku, mempekerjakanku bukan karena kualifikasiku, tapi karena kita punya ikatan di masa lalu" Jawab Naomi sungkan.

"Perasaan ini begitu membebaniku, Dan tidak adil bagiku" Tambah Naomi lagi.

"Lalu kalau semua itu benar, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Kubo. 

"Aku akan melupakan semua perasaan percaya diri ini, melepaskan ikatan yang ada" Tegas Naomi. 

Mata perempuan itu berbinar penuh tekad, sama sekali tak ada keraguan dalam dirinya. Seperti ia sudah benar benar memikirkan hal itu dari jauh jauh hari. 

"Melupakan semua perasaan? Melepaskan ikatan? Kamu pikir semua perasaanku selama ini hanya main main? Kamu pikir ikatan ini hanya sebatas ikatan masa lalu? Ikatan yang kurajut setiap harinya agar semakin kuat?" 

Naomi menunduk kali ini, tak berani menatap mata Kubo. 

"Nao, kamu harus tau. Aku ga pernah sekalipun ragu sama perasaanku, dan apa yang pernah aku bilang sama kamu. Itu semua serius" Jelas Kubo. 

"Kalau aku bilang aku suka kamu, itu artinya aku mau kamu disini. Punya hubungan lebih dari sebatas hubungan kerja, ataupun sebatas seseorang yang pernah kamu temui dimasa lalu" 

Kali ini Kubo tersenyum getir, matanya nanar menatap Naomi "Tapi kalau kamu mau aku ngelupain semua perasaan ku, ngelepas ikatanku sama kamu. Ga apa apa. Bukan hak ku untuk ngelarang itu. Asal kamu nyaman dan nggak ngerasa terganggu sama aku" 

Kali ini Kubo berdiri dari duduknya, ia merapikan bajunya dari daun daun dan rumput yang menempel. Lalu pergi meninggalkan Naomi sendirian dibawah pohon momiji. 

Setiap langkah yang diambil Kubo untuk menjauh dari Naomi seperti langkah langkah perasaannya yang mulai menyerah. Satu langkah ia menjauh dari Naomi, maka satu kenangan bersama Naomi ia harus lupakan, dan satu benang yang harus diputus setelah ikatan yang dibuatnya dengan merajut satu persatu benang tersebut. 

Semakin jauh ia pergi, semakin jauh ia menciptakan jarak antara dirinya dan Naomi. Jarak yang dibuat karena keputus asaan atas perasaannya pada Naomi. Kali ini, ia benar benar putus asa. Perasannya mulai tak karuan, ia merasa sedih karena harus menyerah begitu saja. Namun memaksa Naomi untuk menerimanya adalah satu satunya hal yang tidak ingin ia lakukan. 

Kubo hanya berpindah menuju pohon momiji lain dengan jarak yang lumayan jauh, kali ini suasana hatinya berubah buruk setelah bertengkar dengan Naomi. Ia kembali memandangi warna warna daun yang berubah. 

"Apa yang salah?" Pikirnya.

"Apa memiliki perasaan padamu adalah kesalahan?"

"Apa perasaanku begitu membebanimu?" 

"Apa bahkan aku tak boleh menyukaimu?"

"Kenapa?"

"Apa benar ini sebuah kesalahan, dimana kesalahanku?"

"Aku hanya berusaha mempertahankan perasaanku"

"Bahkan kaupun sama sekali tak mengijinkanku memiliki perasaan ini?"

Pertanyaan pertanyaan itu terus berputar didalam kepala Kubo. Dari kejauhan, ada sepasang mata yang menatap sendu pada Kubo yang duduk dibawah pohon momiji. Naomi.

Perasaan bersalah menelusup kedalam hati Naomi, namun keinginan untuk menghentikan seluruh perasaannya agar tak bergerak lebih jauh juga lebih besar daripada itu Perasaan ingin menghentikan kesalah pahaman, dan menghentikan perasaan Kubo padanya, Perasaan untuk tidak melukai mereka yang telah ada dihidup Kubo lebih dulu. 

"Mungkin aku gak punya hak untuk menghentikan seluruh perasaanmu, tapi aku punya hak untuk tidak melukai mereka yang pernah ada dihidupmu lebih dulu. Maaf"

Keputusan Naomi sudah bulat, ia akan melupakan semua perasannya. Melepaskan semua ikatannya dengan Kubo. Membuat jarak antara mereka.

"Kecuali jika takdir membawa kita kembali" Pikir Naomi.