Aku bersumpah akan mencintaimu dengan cara yang berbeda.
I swear i'll love you in a different way.
Jika dia Cintaimu
Melebihi cintaku padamu
Aku pasti rela
Untuk melepasmu
Walaupun ku tahu ku kan terluk
Jikalau semua berbeda
Kau bukanlah orang yang ku puja
Tetapi hatiku telah memilihmu
Walau kau tak mungkin tinggalkan nya
Jadikan aku yang kedua
Buatlah diriku bahagia
Walaupun Aku takkan pernah
Kumiliki selamanya
Jika dia cintaimu
Melebihi cintaku padamu
Aku pasti rela untuk melepasmu
Walau ku tahu ku kan terluka
Jikalau semua berbeda
Kau bukanlah orang kupuja
Tapi hatiku telah memilihmu
Walau kau tak mungkin tinggalkannya.
Diandra, Bagas dan Hyuna sudah berada di dalam pesawat. Mereka sudah meninggalkan bandara Ngurah Rai Bali menuju Airport Soekarno Hatta Jakarta.
Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, walaupun hanya mereka yang tahu apa yang terjadi di dalam hidupnya mereka masing-masing.
Beberapa jam kemudian mereka sudah sampai dengan selamat di ibu Kota Jakarta. Diandra yang sudah resmi menjadi istri ke dua dari Bagas memilih untuk tinggal di Rumah Hyuna dan Bagas. Mereka seatap, tapi Hyuna sampai detik ini juga belum mengetahui jika Bagas dan Diandra Kakak sepupunya sudah menikah.
Waktu terus berputar hingga tidak terasa, pernikahan Diandra dengan Bagas sudah masuk bulan ke dua dan kepulangan mereka juga dari Pulau Dewata Bali.
Diandra yang tidak sengaja mencium bau dan aroma dari masakan Hyuna tidak sengaja memuntahkan semua isi perutnya. Di saat perutnya bergejolak, Diandra segera buru-buru ke dalam kamar mandi untuk membuang muntahannya yang sangat menyiksa dan mengganggu Aktifitasnya.
"Apa yang terjadi padaku? apa jangan-jangan aku ha....?' Diandra langsung berjalan terburu-buru ke arah luar kamar mandi kamar pribadinya Bagas.
Lalu segera menarik dengan kuat laci mejanya dan segera meraih alat khusus tes kehamilan yang sedari dulu dia simpan sebagai persiapan jika sewaktu-waktu dia butuhkan.
"Semoga saja apa yang ada dipikiran ku jadi kenyataan, pasti Mas Bagas sangat bahagia, walaupun sebenarnya ini bukanlah darah dagingnya sendiri, tapi milik Ardianto," ucapnya sambil mengelus perutnya yang masih datar.
Sebenarnya selama ini, bukanlah Bagas seseorang yang menghabiskan malamnya bersama Diandra, tapi ada seorang pria yang sering mencumbu dirinya jika Bagas tidak bisa datang untuk memuaskan nafsu seksnya.
Diandra tidak sengaja mengenal Ardianto saat mereka sama-sama berada di salah satu Club malam. Bahkan Ardianto menurut Diandra lebih hebat dan mampu untuk memuaskannya, tapi sayangnya dia adalah suami orang lain. Bagi Diandra itu tidak menjadi masalah yang penting dia raih kepuasan nafsu birahinya yang cukup tinggi itu.
"Bagas tidak akan tahu jika jabang bayi ini adalah milik pria lain yang menjadi selingkuhanku hahahaha," lalu tersenyum penuh dengan aura kelicikan.
Diandra segera berjalan menuruni undakan tangga dan selalu tersenyum lebar melihat ke arah Bagas yang sedang duduk menikmati minumannya sambil membaca surat kabar untuk khusus berita hari ini.
Diandra memeluk tubuh suami sirinya. Dengan penuh mesra bahkan Diandra tidak segan-segan langsung naik ke atas pangkuannya Bagas. Diandra melumat bibir Bagas dengan penuh kemesraan dan gairah seks yang menggebu.
Bagas yang diserang dengan ciuman yang bertubi tersenyum bahagia dan membalas ciuman itu dengan lebih hangat dan brutal bahkan terkesan sedikit kasar.
Apa yang mereka lakukan menjadi tontonan gratis untuk Hyuna yang kebetulan ada di dapur sehingga perbuatan mereka jelas sangat terlihat baik di depan matanya.
"Ya Allah kuatkan hati ini," Hyuna mengelus dadanya dan berusaha untuk bersikap tenang dan sabar walaupun dalam hatinya sangat sedih dan kecewa itu sudah pasti.
Bagas dan Diandra melakukan hal tersebut di hadapan Hyuna dan mereka sedikitpun tidak memperdulikan perasaan dari Hyuna. Hal itu sering mereka lakukan setiap saat jika mereka berada di rumah.
Bagas sudah menelanjangi tubuh Diandra hingga hanya meninggalkan celana dalam dan bra nya saja. Mereka berhubungan intim di ruang keluarga mereka.
Desahan demi desahan tercipta dari bibir keduanya.
"Aaaahhh Mas enak, sayang aku suka, lagi dong," racau Diadra saat benda tumpul milik Bagas tertancap begitu dalam di mulut guanya.
Diandra semakin dibuat menjerit keenakan saat Bagas mengangkat kakinya Diandra hingga ke atas bahunya untuk melakukan penetrasi yang lebih dalam lagi. Tangan kekar Bagas meremas dengan kasar payudara besar Diandra yang ukurannya bertambah dikarenakan kondisi tubuhnya yang sedang hamil.
Satu persatu benda kenyal nan besar itu diremas dan sesekali diciumi puncaknya hingga dihisap berulang kali hingga Bagas merasakan kepuasan baru lah berhenti di daerah itu.
Mereka berpacu seirama dengan gerakan lincah mereka. Suara erotis memenuhi ruangan tengah tersebut yang dijadikan ruang keluarga untuk berkumpul bersama biasanya jika mereka kedatangan tamu.
Desahan dan rintihan keenakan yang mereka rasakan membuat Hyuna segera mematikan kompornya dan berlari ke dalam kamarnya. Hyuna menangis tersedu-sedu dan bahkan baru kali ini Hyuna menangis meraung meratapi nasibnya yang begitu malang.
"Ya Allah sampai kapan Aku harus begini, melihat mereka bermesraan di depan ke dua mataku? mereka sangat tega melakukan hal itu," ratapan Hyuna sangat menyayat hati bagi yang mendengar tangisannya tersebut.
Tubuh Hyuna luruh ke atas lantai marmer yang begitu dingin. Hyuna pun memutuskan untuk tidak melanjutkan masakannya, yang tersisa sedikit lagi. Diandra dan Bagas melewati malam yang begitu hot dan panjangnya penuh gairah nafsu birahinya yang berkobar sedang Hyuna yang sedang terpuruk sedih dalam tangisnya.
Deraian air mata membasahi pipinya yang semakin chubby saja. Perubahan bentuk tubuhnya yang sedikit berisi itu seringkali membuat Diandra marah dan kecewa, karena menurutnya tidak berhasil membuat Hyuna sakit, stres, pusing dan berakhir dengan turunnya berat badan Hyuna hingga kurus kerempeng. Tetapi, hal itu tidak terjadi pada tubuh Hyuna malahan tambah naik saja.
"Aku sudah lelah untuk memperjuangkan biduk rumah tanggaku, aku hanya berjuang seorang diri saja, Aku tidak mampu lagi untuk memikul beban ini ya Allah, entah sampai kapan hal ini akan terjadi pada nasib hidupku??"
Beberapa hari kemudian, kedatangan Ibu mertuanya membuat momok baru untuk Diandra dan Bagas. Pasalnya Ibu Sulistiawaty tanpa sengaja melihat kenyataan yang begitu pahit dan memilukan yang tidak pernah dia sangka dan duga jika pernikahan putranya begitu menyimpan aib yang membuatnya terpukul begitu kerasnya.
Kedatangan mertuanya Hyuna tanpa ada kabar atau pemberitahuan sebelumnya, jika beliau akan datang berkunjung ke rumahnya Bagas. Mata kepala dan telinganya menjadi saksi bisu dari perselingkuhan putra tunggalnya yang dia bangga-banggakan selama ini.
Air mata Ibu Sulistiawaty menetes membasahi pipinya yang nampak keriput itu di usianya yang sudah menginjak kepala enam. Beliau tidak menyangka jika pernikahan anaknya menyimpan duri dan aib yang begitu membuat beliau kecewa dan terjatuh ke dalam dasar sakit hati yang paling terdalam.