webnovel

Pertemuan

Hari itu suasana kota terasa sangat panas, matahari telah tinggi berada tepat di atas kepala. Tiga mobil satu per satu sudah meluncur keluar dari markas besar, dengan kecepatan maksimal membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk sampai lokasi yang di tuju.

Calvin bersama Viola di sebelahnya mengendarai mobil Dodge Challenger SRT 8, dengan penuh perhitungan mereka berpacu dengan waktu. Viola tetap memperhatikan layar monitor untuk memastikan keberadaan mereka. Calvin dengan muka malasnya memacu mobil itu dengan cepat, dia berada di posisi tengah diantara dua mobil lainnya.

Di belakangnya terdapat Parker dan komandan Jane, mereka menggunakan mobil Chevrolet Chevelle SS. Komandan Jane dengan mimik muka yang serius berada di sebelahnya memantau layar monitor juga. Kali itu Parker sangat bersemangat karena dia mengendarai mobil yang sesuai dengan yang dia harapkan.

Dan yang paling depan memimpin ada komandan Edric, dia mengendarai mobil Plymouth Barracuda. Dia orang sudah cukup mengetahui medan sekitar musuh berada, dia juga yang akan mengambil alih pimpinan untuk pasukan yang ikut dalam penyerbuan pada malam nanti.

Disisi lain para pasukan yang menggendarai sepeda motor melintas di jalan yang berbeda dari mereka semua. Mereka di bawah komando komandan Luke, mengambil rute yang berbeda supaya tidak mencolok.

Semua alat komunikasi selalu terhubung antara 7 orang tersebut termasuk wakil Jasper di markas besar. Mereka mendapatkan informasi yang masuk melalui hasil analisa di markas besar.

"Aku lapaar," seru Calvin sambil memegang perutnya.

"Perasaan tadi sudah makan," sahut Viola memandangi muka Calvin yang tidak bersemangat.

"Kayaknya langsung turun makanannya, labungnya sudah kosong nih," kata Calvin.

"Emang sudah pup ya?" tanya Viola serius.

"Belumm hahaaa," Calvin tertawa keras.

"Aduhh aku jadi mules, nular nih parah," timpal Viola.

"Lahh kebiasaan buruk dasar hahaa," Calvin semakin tertawa.

"Woy.. woy.. woyy.. kalian bisa bisanya membahas pup, mereka yang di markas besar akan tertawa mendengar ini," sahut Parker menyela perbicangan mereka.

"Aku lupa kalau semuanya terhubung hahaaa," kata Calvin.

"Bodohh," sahut Viola.

"Kalian bertiga memang tidak mempunyai rasa takut ya, sudah mau masuk ke sarang musuh masih saja membahas hal seperti itu," kata komandan Jane.

"Calvin sebenarnya penakut kak," jawab Viola.

"Iya dia sangat takut kalau menonton film horor," imbuh Parker.

"Laki laki payah, film saja takut," sahut Viola.

"Woy..woyy... kenapa jadi aku yang kena," kata Calvin.

"Itulah kenyataanya, sampai hampir kencing di celana hahaaa," kata Viola tertawa.

"Ayolah kalian, semua orang di markas besar akan tau hal memalukan itu. Filmnya benar benar menakutkan waktu itu, sehabis itu aku benar benar susah tidur," kata Calvin membela dirinya.

Terlihat komandan Edric yang berada paling depan hanya tersenyum senyum mendengarkan pembicaraan mereka yang tidak jelas itu. Hal yang baru pernah terjadi di saat sedang menjalankan misi.

"Mimpi buruk apa aku semalam harus bekerja sama dengan orang orang aneh seperti kalian," terlihat wakil Jasper menggerutu mendengarkan mereka semua.

"Kamu mengatakan sesuatu Jasper?" tanya Calvin.

"Tidak," jawab wakil Jasper pendek sambil menghela nafasnya.

Tiba tiba suasana menjadi hening, mereka tidak melanjutkan pembicaraan seputar makanan, pup, dan kencing di celana. Mereka mulai fokus kembali mengendarai mobil masing masing.

Waktu sudah hampir sore, terlihat matahari yang sudah mulai condong ke arah barat. Mobil yang mereka pacu semakin cepat karena mengejar waktu yang sudah di tentukan. Debu debu jalanan bertebaran seiring mereka melaju di jalanan yang kering, udara yang tadinya panas sudah mulai menurun.

Mereka harus berkendara melewati dua kota untuk sampai ketempat yang mereka tuju. Titik pertemuan sudah di tentukan oleh komandan Edric, mereka akan membagi beberapa tim kecil untuk memantau semua keadaan sekitar gedung tempat mereka semua berada.

***

Malam telah tiba.

Di sebuah ruangan di dalam gedung terdapat 6 orang sedang duduk mengitari meja besar berbentuk oval. 2 orang berada di sisi kiri yaitu Rodes dan Walker, sedangkan di sisi kanan terdapat Fay dan Angel mereka berempat berhadapan. Di ujung meja terdapat Franklin disana dengan muka santai, satu sisi yang berhadapan dengan Franklin terdapat pria tua dengan kumis yang tebal, mengenakan jas besar berwarna abu tua khas mafia, di jarinya terselip sebatang cerutu yang mengeluarkan asap tipis.

Mereka duduk melingkar di meja oval besar itu, di hadapan mereka terdapat segelas wine yang masih terisi penuh. Dibelakang mereka terdapat para penjaga yang bersiaga dengan senjata mereka masing masing, mereka berjumlah 10 di bagi menjadi dua sisi. Tepat di belakang Franklin ada 5 orang berjejer di tembok, sedangkan di belakang pria tua itu juga terdapat 5 orang yang bersiaga juga.

Pria tua berkumis itu adalah bos dari Killer Kraken yaitu Brooks, mereka tengah mengadakan pertemuan. Malam itu menjadi pertemuan yang telah di janjikan sebelumnya, mereka berlima memang bekerja sama dengan bos Brooks namun tidak masuk daftar anggota Killer Kraken.

"Bagaimana hasilnya?" tanya bos Brooks.

"Kami mendapatkan apa yang kau minta, sesuai dengan rencana awal semuanya berjalan dengan lancar," jawab Franklin.

"Kemungkinan besar sekarang Blood Dragon sedang dalam masalah dengan pemerintah setempat karena kekacauan yang telah kami lakukan semalam," imbuh Rodes.

"Semalam cuma identitas dari Blood Dragon yang terlihat, mereka juga yang akhirnya muncul di semua berita yang ada," kata Fay.

"Tapi kita harus mengantisipasi pergerakan dari mereka terutama Mr. Pick," sahut Franklin.

"Yahh bocah bocah itu tiga tahun lalu yang merencanakan penyerangan terhadap Killer Kraken, mereka bisa membaca semua rencana yang sudah di susun. Lucunya mereka tidak terlibat langsung, sungguh pengecut hanya bersembunyi dibalik layar monitor," kata bos Brooks kesal.

""Aku sudah memberi peringatan kepada mereka, tapi itu tidak akan mempan. Mereka pasti akan datang cepat atau lambat," kata Franklin.

"Aku sudah mempersiapkan pesta menanti kedatangan mereka kembali," sahut bos Brooks.

"Kami yang akan berurusan dengan si Mr. Pick, untuk pecundang Blood Dragon aku serahkan kepada kalian Killer Kraken. Kalian akan membalas dendam kejadian tiga tahun lalu itu, kami tidak akan terlibat," kata Franklin sambil membakar cerutu yang baru di keluarkan dari kantongnya.

"Tentu, aku tidak akan melupakan kejadian itu," sahut bos Brooks sambil menghembuskan asap dari mulutnya.

Asap cerutu mulai mengisi ruangan itu, pembicaraan mereka sangat serius. Mereka berlima tampak sangat di percaya oleh bos Brooks, semua misi di lakukan tanpa kesalahan. Dalam satu bulan terakhir sudah membuat Blood Dragon panik dengan teror yang dibuatnya.

Wine di hadapan mereka sudah terlihat berkurang, satu per satu dengan santai meminum wine di depannya. Fay dan Angel terlihat tidak mau kalah, dia mengeluarkan rokoknya dan mulai membakarnya lalu menghisapnya dengan santai.

"Apakah kau mempunyai informasi lebih jauh mengenai Mr. Pick?" tanya Rodes.

"Tidak, mereka dulunya benar benar tidak terlihat. Aku sendiri bahkan tidak mengetahui kalau mereka cuma bocah bocah yang masih bau kencur, tapi tetap mereka tidak bisa di remehkan," jawab bos Brooks.

"Yah aku sendiri sedikit melihat kemampuan individual mereka dan terlihat sangat terlatih," ucap Rodes.

"Baru mereka yang dapat menyusup untuk mendeteksi keberadaan kita waktu itu," timpal Walker kesal.

"Yah sebelum mereka muncul Blood Dragon sendiri hampir menemukan kita dengan tim pengintainya, tidak tapi lebih tepatnya kami yang menemukan mereka tengah mengawasi gedung yang dulunya menjadi markas dari Killer Kraken," kata Fay.

"Pemimpin mereka itu Calvin, dia adalah teman sekolahku dulu. Dia memang orang yang penuh kejutan dari dulu, tapi sebelumnya aku tak benar-benar yakin kalau dia yang menjadi dalangnya Mr. Pick, aku rasa itu terlalu hebat untuk semua pencapaiannya selama ini. Terlebih lagi dia tipe orang yang pendiam dan tidak pandai berteman dulunya," kata Franklin sambil mengingat Calvin di masa lalu.

"Justru orang pendiam menyimpan banyak emosi yang menumpuk, ketika itu dilepaskan seketika dia akan menjadi monster yang tangguh," sahut Fay menjelaskan.

"Dia adalah bagianku, aku ingin mengalahkannya dengan tanganku sendiri," kata Franklin terlihat bersemangat.

"Baiklah kita harus bersiap, semua anggotaku sudah bersiaga aku yakin mereka akan datang. Kami akan mengambil kembali kejayaan yang telah lenyap. Bersulang!" kata bos Brooks mengangkat gelas winenya.

Serempak mereka semua mengangkat gelas winenya keatas secara bersamaan.

"Tinggg!!"