webnovel

Kemanusiaan dalam maut | Janji sang Iblis

Tác giả: akirakynan
Kỳ huyễn
Đang thực hiện · 26.9K Lượt xem
  • 10 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Di dunia dimana para Dewa memperebutkan kepercayaan manusia, para Dewa mendirikan gereja-gereja agar manusia menjadi pengikut setia mereka. Dengan darah dan besi mereka mencoba mendapatkan pengikut sebanyak-banyaknya untuk bertambah kuat. Mereka yang tidak memilih salah satu rahmat Dewa akan terkutuk dan diburu oleh gereja. Terlahir pada jaman berdarah ini, Dava hidup dengan kutukan sakit dan kegilaan. Tak tahan atas kesulitan hidup, dia memilih untuk mengahiri hidupnya. Tanpa dia sadari, dia telah memilih jalan yang lebih sulit dari pada kematian, yaitu bertemu dengan iblis. Akankah Dava membuat perjanjian dengan iblis untuk mengubah kembali hidupnya? Atau menolak iblis dan memilih rahmat dewa sebagai penyelamat? Atau memilih kematian sebagai Tempat pengistirahatan terakhir? Saksikan terus kelanjutan ceritanya disini. Disclaimer: The cover image does not belong to the author

Thẻ
5 thẻ
Bạn cũng có thể thích

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
89 Chs

HỖ TRỢ

Về tác phẩm

Parental Guidance Suggestedmature rating
Báo cáo