webnovel

Penolakan Rachel

Jam sudah menunjukan 11 siang, namun kedua sejoli itu masih terlelep dalam mimpinya. Revan memeluk erat tubuh polos Rachel. Sementara Rachel membelakangi Revan.

Revan membuka matanya lalu tersenyum dan mencium pipi Rachel dengan penuh cinta.

"Aku tidak akan melepasmu"batin Revan.

Drttt...drettt...drettt

Getaran tefon Revan membuatnya mau tak mau harus mengangkat telfonnya.

"..."

"Iya,saya akan segera kesana"

Ucapnya singkat mengakhiri telfon dari sekertaris bahwa ada metting yang wajib ia hadiri mau tidak mau ia harus menghadiri metting tersebut. Sungguh ia sangat tidak rela meninggalkan Rachel sendiri setelah pernikahan mereka.

Cup

Revan mencium kening istrinya lalu beranjak dari tempat tidurnya untuk mempersiapkan dirinya pergi ke kantor.

"Aku akan segera pulang"ucap Revan saat beranjak pergi ke kantor.

🌹🌹🌹

"Kok badan gue sakit semua"keluh Rachel saat menggerakkan tubuhnya yang terasa pegal.

Ia baru tersadar bahwa kemarin malam Revan telah merenggut semua yang ia jaga selama ini. Rachel pun segera pergi ke kamar mandi karena badannya terasa lengket.

"Awh"ringisnya saat berjalan menuju ke kamar mandi.

Setelah mandi Rachel pun membuka pintu kamar untuk pergi dari sini. Namun sayangnya pintu kamar ini terkunci rapat.

"Sialan"umpatnya saat tidak berhasil membuka pintu kamarnya. Rachel pun memutuskan untuk duduk di sofa sambil memikirkan bagaimana cara ia keluar dari tempat yang terkutuk ini.

Tak lama suara pintu terbuka dan muncul seorang wanita paru baya membawa makanan dan minuman dengan senyum yang mengarah padanya.

"Selamat siang nyonya, saya sofia kepala pelayan di mansion ini,"ucap wanita paru baya tersebut tersenyum manis ke Rachel dan di balas senyum oleh Rachel,karena ia sangat menghormati orang tua.

"Jangan panggil nyonya"ucap Rachel"cukup Rachel saja Bibi sofia"lanjutnya memperkenalkan diri.

"Tapi anda istri dari tuan"ucap Bibi Sofia tetap bersikap ramah.

"Baiklah tak masalah Bibi Sofia"ujar Rachel.

"Sofia saja nyonya,kalo tuan mendengar dia akan marah"Ujar Bibi Sofia meyakinkan Rachel.

"Aku akan tetap memanggilmu bibi"senyum tipis terukir diwajah Rachel.

"Silahkan di makan"ucap Pelayan tersebut lalu membalikan badannya untuk meninggalkan Rachel.

"Tunggu"cegah Rachel saat wanita parubaya tersebut melangkahkan kakinya.

"Apa anda perlu sesuatu?"tanyanya dengan senyum ramah.

"Tidak,boleh temani aku makan di sini?"pinta Rachel karena jujur saja ia tidak mau terkurung di tempat ini sendirian. Pelayan tersebut pun mengangguk setuju dan berdiri tidak jauh dari Rachel.

"Bibi duduklah di sampingku"ucap Rachel dan mau tidak mau wanita parubaya tersebut menuruti perkataan Rachel untuk duduk di samping Rachel.

Rachel pun memakan makanannya sampai habis,jujur saja memang perutnya sendari tadi lapar.

"Boleh saya pergi sekarang?"lanjutnya karena tak enak duduk bersama nyonyanya.

"Jangan temani aku disini"pinta Rachel.

"Baiklah nyonya"ucap Bibi Sofia.

"Apa aku boleh pergi dari kamar ini?"tanya Rachel membuka pembicaraan.

"Maaf nyonya tuan melarang saya memberi ijin anda keluar kamar"ucal Bibi Sofia.

"Sunguh orang itu ingin sekali aku mencekiknya"ucap Rachel geram dengan sifat Revan.

"Tuan sangat baik nyonya"ucap Sofia"jika nyonya bersikap lembut pasti ia akan luluh dengan nyonya"lanjutnya.

"Benarkah?"tanya Rachel kepada Sofia dan di jawab anggukan oleh Sofia.

"Saya permisi"ucap Sofia meninggalkan Rachel karena sudah ada Revan yang berada di ambang pintu.

Revan mendekat kearah Rachel,lalu ia memeluk Rachel. Rachel yang di peluk mendorong Revan untuk berhenti memeluknya.

"Apa kamu menolakku?"tanya Revan kepada Rachel. Rachel hanya diam jujur saja ia sangat takut dengan tatapan tajam Revan.

"Jawab aku Rachel"ucap Revan.

"Ya aku menolakmu"ucap Rachel menghilangkan rasa takutnya.

Revan berjalan mendekat kearah Rachel refleks Rachel mundur menghidar dari Revan. Sampai punggung Rachel saat ini menempel tembok.

Cup

Revan mencium bibir Rachel dengan rakus sampai Rachel sulit mengambil nafas. Rachel terus merontak namun Revan terus memaksa agar Rachel membalas ciumannya.

"Sesulit itu kamu membalas cintaku"ucap Revan setelah mencium Rachel. Revan mencengkram tangan Rachel dengan keras.

"Sakit"rintih Rachel kesakitan karena cengkraman Rachel. Revan pun menghempas kasar tangan Rachel. Lalu meninggalkan Rachel yang saat ini menitihkan air matanya karena kesakitan.

"Nyonya!apa nyonya baik saja"ucap Bibi sofia yang baru datang dari arah pintu.

"Achel baik bi"ucap Rachel sambil mengusap air matanya. Bibi Sofia bisa melihat kalau tangan Rachel merah.

"Biar bibi obati"ucap Sofia membawa tangan Rachel ke pangkuannya.

Bibi sofia pun membantu Rachel untuk mengobati tangannya yang saat ini memerah karena cengkraman keras Revan. Sementara Rachel hanya menatap Bibi Sofia yang sedang mengobatinya. Tanpa Rachel ketahui sebenarnya Sofia di suruh Revan untuk mengobati Rachel.

Flashback on

Revan keluar dari kamarnya dan Rachel dengan penuh amarah karena Rachel tak menerimanya. Tapi ia juga sangat menyesal karenanya tangan Rachel terluka.

"Sofia,obati Rachel sekarang"ucap Revan dingin sementara Sofia hanya bisa mengangguk patuh.Lalu Revan pun berjalan memasuki ruang kerjanya.

Flashback off