webnovel

Kaisar Dewa Naga Kuno ( Hiatus)

Rista Wildan hanyalah seorang yang biasa saja dalam kehidupannya. Ketika baru saja lulus dari SMA, sedang mencari sebuah pekerjaan. Namun, ia harus rela kehilangan nyawanya dan meninggalkan semua yang dimilikinya ketika ia melintasi penyeberangan. Sebuah fenomena Alam langka yang disebut SinkHole, muncul dan dan ia ikut jatuh terperosok kedalamnya. Akan tetapi, semua itu telah terlambat baginya, ketika dia terbangun, mengira kalau dia sudah mati. Akan tetapi, semua itu tak sesui ekspetasinga, jiwanya bereinkarnasi ke tubuh Naga yang dikenal sebagai 'Ouroboros', dan menjelajahi dunia yang baru dan unik ini, penuh dengan berbagai hal menarik yang belum pernah dirasakannya. Dan itulah mengapa yang ingin membuatnya menjelajahi dunia Fantasi tersebut lebih jauh. 'Banyak hal-hal yang disini yang sangat berbeda di dunia ku' *Cover from Shadowverse Card : Ouroboros*

ArieAWD_7 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
7 Chs

Reinkarnasi

Di sebuah Benua berkembang yang berdekatan langsung dengan Samudra Atlaner. Sebuah Kota yang bernama Arency.

Lebih spesifik lagi. Di Kota Arency. Seorang laki-laki sedang berjalan kesana-kemari mencari pekerjaan dari tadi pagi sampi siang ini.

Ditangannya, Surat Lamaran Kerja yang dibungkus dengan stopmap itu setengahnya sudah dibasahi sepenuhnya oleh kucuruan keringat Wildan yang merembes dari bajunya akibat teriknya sinar matahari.

Berjalan dan terus berjalan tanpa sadar.

Mungkin karena lelah mencari pekerjaan, dan fisiknya sudah mencapai batasnya. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di kursi yang berada bawah pohon yang berada tak jauh darinya.

"Haaaahhh.!! Ya ampun. Mengapa mencari pekerjaan begitu sulit. Aku tak mengira bakal seperti ini. Kalau tau akhirnya begini. Lebih baik aku nyari kerjaan dari dulu...!!!"

Wildan mengumpat menatap kesal keatas, berteriak,"HIYAAAHH", sambil memegangi kepalanya.

Sudah jelas ia sangat frustasi mencari pekerjaan. Maka dengan itu ia melampiaskannya dengan mengumpat teriakan aneh yang diikuti keputusasaan.

Justru karena itu, kelakuannya telah mamancing perhatian di ruang publik.

Bahkan orang yang lewat didepannya menatapnya dengan prihatin, ada juga yang menunjukan ekspresi jijik sambil menatapnya.

"Ih, itu orang kenapa ya. Kaya kerasukan demit, ngoceh-ngoceh gak jelas gitu?"

"Udah, biarin aja. Lagian orang gila ngapain diurusin?"

Sepasang kekasih yang sedang duduk di kursi yang agak jauh darinya sedikit merasa terganggu momen romantisnya oleh gerangan Wildan.

Wildan tidaklah tuli, serta pendengaranya diatas rata-rata manusia normal. Terlebih, umurnya baru saja menginjak 25an.

Ia berbalik menatap kesal pasangan yang menyindirnya, dengan cibiran pedas,"Bacotan lu. Ngurusin hidup orang. Mending lanjutin aja sana kegiatan lu berdua!!!"

Begitu ia selesai dengan kalimatnya, mereka langsung pergi dengan acuh tak acuh.

Melihat mereka pergi tanpa menghargai omonganya, Wildan hanya mendengus dan berbalik lagi. Kemudian ia merogoh sesuatu dari sakunya dan mengeluarkan bungkusan rokok yang telah kusut dan basah.

Membukanya, dan mengambil sebatang terakhir dan menyulutnya dengan korek.

Rokok adalah suatu barang yang dianggapnya mampu melepas ketegangan pikiran.

Dengan wajah penuh asap, ia bangkit berjalan kearah tong sampah dan membuang bukus rokok.

Kelelahan yang disertai putus asa. Ia memutuskan untuk pulang kerumah dengan jalan kaki sambil merokok.

Setelah berjalan cukup lama. Ia menoleh kearah jam usang di tangannya, menunjukan pukul 13:48.

"Sudah lewat jam makan siang nih?"

Seketika ia melihat sekitarnya mencari sebuah warung makan. Tak lama, ia menemukan sebuah warung di seberang jalan yang relatif dekat.

Namun. Begitu ia melewati lampu merah, tidak ada satupun kendaran di situ alias sepi.

Segera, ia bergegas menyeberangi zebra cross karena ia memiliki firasat buruk tentang ini.

Sayang tak disayangkan, firasatnya menjadi kenyataan. Tepat di tengah-tengah, jalan yang ia pijaki bergemuruh dengan sangat keras disertai retakan besar.

Ia mencoba lari, tapi kecepatan retakan itu lebih cepat darinya semakin membesar dan ambles.

Ia ikut terjatuh kedalam SinkHole. Kejadian ini begitu cepat berlalu.

Visinya sudah kabur, pecahan aspal yang tak teritung jumlahnya berada diatasnya.

Ia bergumam lirih tepat sebelum ajalnya,"selamat tinggal semuanya yang kusayangi??"

Mau tidak mau, ia harus rela hati meninggalkan semua yang ia banggakan dan dilindungi. Khususnya, Kekasih yang akan segera menjadi tunangannya yang menghilang 5 tahun silam.

Begitu cepatnya. Penglihatanya saat ini telah sepenuhnya menghitam. Jiwanya pergi meninggalkan dunia ini selamanya!

-

-

-

"Akankah aku akan bertemu dengan Dewa Kematian, Hades.?"

Berkata lirih tanpa daya seolah kekuatanya telah menghilang.

Perlahan tapi pasti, ia membuka matanya. Namun apa yang didapatinya tak sesuai dengan apa yang ia bayangkan sekarang. Yang didapatinya bukan gambaran merah membara ala Neraka, namun langit biru cerah dengan hamparan awan seputih salju sepanjang memandang.

Ia tersentak, mengangkat kepalanya menatap sekitar.

"Apaa!! Apakah ini dunia orang mati. Ta-pi bagaimana bisa mirip dengan bumi!! Apakah ini ilusi atau aku tak jadi mati beneran!!!"

jantungnya berdegup kencang, serta keringat dingin perlahan mengucur deras.

ia merasa ada sesuatu yang salah dan tak seharusnya terjadi.

begitupun dengan suaranya.

suaranya yang dulu memang berat layaknya laki-laki normal. tapi yang ini lebih serak dan sangat berat, seperti pita suaranya akan segera putus.

Meemeriksa secara teliti dan hati-hati. Dan menemukan hal yang sangat mengejutkan ketika menengok kebawah sebentar.

"Huh, Apa!K-kenapa tubuhku tiba-tiba menjadi seperti inii!!!"

Begitu dia menatap kebawah, mendapati tubuh manusianya yang dulu, kini menjadi Ular Naga. Sontak ia terkejut sambil memekik kaget. Serta suaranya juga berubah, seakan itu mampu membuat siapapun tunduk dengan mudah dengan hanya menggertak saja.

beberapa selang waktu berlalu.

Secara perlahan tanpa sadar, pecahan ingatan pemilik asli tubuh ini mengalir semuanya kedalam jiwanya. Dengan begitu, ia menyadari kondisinya saat ini, tanpa sadar ia tertawa sangat keras.

"Haha!! Ahahaha!! Menarik, sungguh sangat menarik, entah mengapa, setelah aku mati, aku berpikir kalau aku akan menemui Dewa Hades. Ternyata tidak! Ternyata jiwaku memasuki tubuh ini. Dan sisa-sisa ingatannya masuk kedalam jiwaku!!!

Setelah mengerti alasanya. Wildan mulai menggerakkan tubuh barunya,-tubuh naga, yang tadinya mengambang, mulai terbang dengan gesit di atas awan dan berputar-putar. Jika diamati lebih teliti, tentu saja gerakannya masih sedikit kaku. Tapi itu masih baik-baik saja dengan sisa-sisa pemikiran pemilik asli tubuh yang membantunya bergerak bebas tanpa kesulitan.

"Hahaha."

*ROAAAR*

Raungan Naga terdengar terlalu kuat. Sehingga membuat langit bergetar dengan sangat hebat. Juga menghapus awan disekitarnya.

Setelah melakukan beberapa manuver diudara. Ia melesat turun. Menukik dengan sudut kemiringan 90 derajat dengan tubuh Naga super raksasa.

Namun, Ia ia tidak bisa mengendalikan kecepatannya ketika ia melihat sebuah gunung setinggi 20.000 meter dan menabraknya.

*DHOAAAAAMMM*

Wildan menabrak, membentur gunung dibawahnya. Suara benturan terdengar sangat dahsyat. Sampai-sampai menimbulkan awan debu tebal.

Namun.

Tanpa diduga, dibalik awan debu tebal. Ada siulet hitam yang melesat keatas dengan kecepatan yang hampir tak bisa dilihat mata telanjang.

Siulet itu jelas Wildan.

"Huhh! Walau dengan bantuan ingatan asli tubuh ini. Aku masih tidak bisa mengendalikan kecepatan terbangku!!"

Berkata begitu. Ia sedikit menatap miris ketika menabrak gunung kecil barusan.

Ia merasakan kepalanya agak pusing. Serta sedikit pegal dan linu setelah menghantam gunung barusan.

Menoleh kebelakang, menoleh ke area yang dirasa sakit. Ia sedikit tertegun mendapati itu tidak terluka sama sekali. Bahkan sisik hitam legam yang menempel di tubuhnya tak tergores sedikitpun, seakan itu terbuat dari berlapis-lapis baja berat.

"Bahkan tak mengalami kerusakan, maupun tergores sedikitpun setelah menghantam gunung sedahsyat itu. Seperti yang diharapkan. Tubuh Naga memang menakjubkan, seperti yang dikatan Legenda.??"

Saat mengambil alih tubuh ini. Ia mendapatkan ingatan-ingatan yang berguna tentang informasi dunia ini. Meliputi bahwa Naga, sebagai mahkluk yang dipuja sebagai simbol kekuatan, serta serangan fisik yang mengerikan, dan kebal terhadap berbagai macam sihir tipe penyerang sihir.

Sebagai mahkluk terkuat, Naga jarang menampakan diri dengan wujud aslinya. Untuk berbaur dengan mahkluk lainnya, mereka biasanya akan bertransformasi ke bentuk Humanoid, yang lebih leluasa dalam berbagai hal.

Ia memutuskan untuk terbang mancari sumber Air

Tapi tak pelu memerlukan waktu lama, ia menemukan sebuah danau di tengah hutan.

Setelah turun dari atas, di dekat sebauh Danau dengan air yang sangat jernih.

Wildan bertransformasi dari Ular Naga sepanjang 500 juta kilometer, ke bentuk Humanoid setinggi 182cm.

Awalnya, ia tidak mengerti sama sekali caranya bertransformasi, tapi akhirnya ia bisa setelah mencari-cari ingatan pemilik asli tubuh ini.

Beberapa saat setelah itu. Ia melepas jubah bulu hitamnya. Mengamati bentuk tubuh ini tidak beda jauh dari tubuh sebelum ia mati.

Yang membedakan cuma sisik hitam yang seperti tatto dengan pinggiran bewarna Emas. terlihat mulai dari bahu, sampai ke pergelangan tangan, juga 2 tanduk kecil yang mencuat dibelakang kepalanya.

Perlahan, ia menceburkan diri dan berjalan sampai di tengah danau, lalu meneggelamkan sebagian tubuhnya.

"Haaah? Aku sebelumnya tidak pernah merasakan air sesegar dan sejernih ini sebelumnya. Rasanya melebihi air yang mengalir langsung dari sumur...?"

mungkin sebagai orang dari Benua Asia.

Mandi adalah hal No.1

Mendesah lega, ia membasahi sekujur tubuhnya, ia memutuskan untuk berenang sebentar sesaat sebelum mengentaskan diri.

Namun, tepat sebelum memakai kembali jubahnya, ia mendengar derap langkah kaki di belakangnya. Wildan menoleh ke belakang mencari asal suara itu.

Di jarak sejauh 12 mil. Sebuah kepulan debu berterbangan ketika kereta yang di tarik oleh delapan ekor Unicorn. Karena Saking cepatnya, tak bisa disamakan dengan kuda biasa.

Tentu saja, jarak ini bukan masalah bagi Wildan berkat mata Naganya, jauh melebihi ketajaman mata Ras Elang Ilahi.

Dalam waktu yang sangat singkat. Hampir mencapai danau sedikit lagi. Terlebih, objek itu tak sendirian. Ada 2000 Ksatria Berarmor Merah yang menunggangi Sub-spesies Naga, Wyvern.

Saat ini, Kereta itu yang terlihat seperti Kereta Tempur Mewah, telah berhenti agak jauh sedikit tepat didepan Wildan.

Lalu, pintu kereta terbuka. Sosok yang keluar adalah seorang laki-laki paruh baya memakai baju seorang Komandan Kavaleri.

Lalu, dengan postur tegap layaknya dinding besi kokoh. Laki-laki itu berjalan kearah Wildan dengan langkah mantap.

"Tuan, bisa kau jelaskan siapa dirimu? Karena adanya aktivitas yang memicu aktifnya sihir penghalang milik Kekaisaran..?"

Berjarak beberapa langkah, Komandan itu menanyai Wildan, dengan nada mengintrogasi.

Merasakan Komandan itu sedang mengintrogasinya. Sebelum menjawab, Wildan melihat Pasukan yang dibawanya, dengan sopan,"Maafkan saya. Saya hanyalah pengembara biasa. Anda bisa memanggil saya Uros. Saya kesini karena tergoda oleh air yang dimliki danau itu. Selepas ini, saya akan pergi lagi.???" Kata Wildan Berbohong.

Melihat ke arah yang ditunjukan Wildan. Komandan itu menyipit tajam menatap Wildan.

"Mengenai Hal memasuki wilayah Kekaisaran, mungkin kaisar akan mengampunimu. Tetapi, kenyataan bahwa kau menceburkan diri ke Danau Kaca. Itu tidak bisa diampuni. Karena kerjenihan yang Dimiliki Danau Kaca. Permaisuri Kekaisaran, meminta kepada Sang Kaisar, untuk menjadikan Danau Kaca sebagai Harta Pribadi. Hukuman bagi yang mengambil setetes air danau, yaitu kaki dan tangan akan dipenggal. Dan.... Bagi yang berendam adalah... Hukuman Mati di tempat...!"

Komandan Pasukan mengacungkan jarinya didepan Wildan, memberi mereka perintah dengan suara dingin dengan Niat membunuh padat.

"Bunuh dia. Penggal kepalanya untuk diserahkan pada Yang Mulia!!!"

Menerima perintahnya. Dua Ksatria Maju di sisi kanan dan kiri. Sambil menunggangi Wyvern, kedua Ksatria itu mulai mengayunkan pedang besar ditanganya.

Melihat bahwa Ksatria itu dengan kecepatan yang hampir mendekatinya dengan pedang besar yang setengah diayunkan.

Bukannya menghindar atau melarikan diri. Wildan malah semakin kuat menginjakan kakinya ke tanah, berdiri membatu. Lalu memejamkan matanya dan sedikit menyeringai sesaat sebelum 2 pedang besar itu menebasnya.

Namun, pedang itu. bagi Wildan hanyalah pedang mainan

Hallo semuanya. ini pertama kali aku menulis. aku menambahkan beberapa kata untuk melengkapi bab.

ArieAWD_7creators' thoughts