webnovel

Judgment and The Beginnings

Seorang pengangguran bernama Ryoda Tatsuya, yang memiliki hobi membenci orang-orang namun ditakdirkan untuk melindungi populasi manusia dari kiamat. Namun mampukah dia melindungi umat manusia?

LoyalFace · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
49 Chs

Chapter 20 – The King And The Guardian

Mungkin kalian mengira bahwa misi ini sudah selesai…sebenarnya, ini baru awal dari suatu "kebenaran", Setelah selesai membunuh Cyclops itu, kami berempat memutuskan untuk masuk kedalam ruangan dibalik kegelapan itu. Luka Yujikata-san sudah membaik, aku juga sudah baik-baik saja…sepertinya salah satu skill ku adalah "Super Regenaration", skill yang dapat memulihkan luka dengan sangat cepat. Sepertinya skill ini aktif dengan sendirinya ketika tubuh ku mengalami luka. Dan hebatnya…stamina ku bahkan tidak terkuras ketika skill ini aktif.

Saat ini, dari yang ku pelajari dan ku ketahui, sepertinya untuk sekarang aku memiliki 5 Skill : "Shield", "God Speed", "Quick Slash", "Super Regeneration" dan yang terkuat "Heart Piercing". Berkat kekuatan-kekuatan inilah aku dapat melindungi orang-orang…syukurlah. Setelah beberapa saat beristirahat sejenak, kami kemudian pergi kearah ruangan itu.

"Ryoda-kun…kamu…ah tidak…tidak jadi…hahaha" Ucap Yamamura-san

"Hm…?" gumam ku bingung

Kami pun sampai tepat dihadapan ruangan itu…

"Yamamura-chan…Lemparkan Cahaya Penerang mu kedalam sana" ucap Yujikata-san

Yamamura-san pun melemparkan Cahaya itu masuk kedalam ruangan itu. Namun yang kami lihat hanyalah sebuah lorong besar. Tak lama kemudian cahaya yang dilemparkan Yamamura-san itu lenyap…yah ini hanya karena skill yang dilemparkan tidak menerima mana lagi, jadi skill itu akan menghilang dengan sendirinya.

"Ayo kita masuk…" ucap Yujikata-san

Yamamura-san pun kemudian kembali menggunakan Skill Light Of The Sun nya, Kami pun menelusuri lorong itu bersama-sama, awalnya kami tak melihat apapun kecuali batu disamping kiri kanan kami. Namun…saat kami menelusuri semakin dalam, kami melihat hal yang seharusnya tidak lagi ada. Kami semua melihat 3 orang Pria…dan 1 Wanita…sudah terkapar.

"Semuanya…periksa apakah mereka masih hidup" Ucap Yujikata-san

Kami berempat pun kemudian memeriksa mereka, dari ke-4 orang itu, hanya satu orang yang ternyata masih hidup…sepertinya ini bukan perbuatan Monster Biasa. Yamamura-san pun kemudian mengeluarkan skill penyembuhan untuk pria yang selamat itu.

"Yamamura-chan dan Kyoko-chan…cepat bawa pria ini keluar dari sini !" Ucap Yujikata-san

"Tapi…kalian bagaimana?" Tanya Kyoko

"Aku dan Ryoda-kun akan menelusuri lebih dalam…tenang saja, kalian tidak perlu mengkhawatirkan kami…lagian aku bersama dengan seorang Class S disini…hahaha" Ucap Yujikata-san

Kyoko pun melihat ke arah ku, namun aku hanya tersenyum malu kepadanya. Melihat senyumanku, Kyoko pun ikut tersenyum.

"Ryoda-kun…Yujikata-san…kembalilah dengan selamat ya…" Ucap Kyoko

Tak lama kemudian, Kyoko dan Yamamura-san pun membawa pria itu pergi dari cave ini. Aku dan Yujikata-san pun melanjutkan rencana kami. Beberapa menit kami lewati, hingga akhirnya kami melihat sebuah cahaya…pasti itu adalah ujungnya. Kami pun berlari kearah cahaya itu, ternyata dibalik Cahaya itu terdapat sebuah Ruangan yang sangat besar, seperti sebuah ruangan Raja. Ditengah ruangan itu terdapat sebuah singgasana dan disana terduduk sebuah tengkorak manusia.

Aku dan Yujikata-san menghampiri tengkorak itu, namun…ketika Yujikata-san ingin menyentuhnya…tiba-tiba saja tengkorak itu bangun. Kami menghindar kebelakang untuk bersiaga.

"Akulah Sang Raja…Tunduklah…" Ucap Tengkorak itu

Tiba-tiba saja sebuah tekanan besar menghantam kami dari atas, ini seperti kami sedang dipaksa untuk bertekuk lutut dihadapannya. Namun…aku tidak menyerah begitu saja, aku melawan tekanan itu dan bangkit berdiri, Yujikata-san pun mengikuti apa yang kulakukan. Saat kami berhasil berdiri kembali, tekanan itu tiba-tiba saja lenyap. Namun, sesuatu muncul dari belakang tengkorak itu…sesosok Monster?…bukan…itu adalah sesosok penjaga…pelindung dari tengkorak ini. Namun ia berbeda…ia tampak seperti manusia dengan tinggi 180cm.

Sebuah Tombak pun dilemparkan kearah kami, namun aku berhasil menangkap tombak itu sebelum mengenai kepala Yujikata-san…aku pun kemudian melemparkan kembali tombak itu dengan sekuat tenaga…Ya…seluruh tenaga ku. Namun…cukup dengan satu jari…penjaga itu menahan tombak yang kulemparkan dengan seluruh tenaga ku.

"Yujikata-san…ini berbahaya…kita harus cepat keluar dari sini" Ucap Ku

"Ah…aku juga bisa merasakannya…mereka bukanlah monster biasa" Balas Yujikata-san

Tiba-tiba saja penjaga itu menerjang maju kearah kami, aku pun meminjam pedangnya Yujikata-san, dan berhasil menahan serangannya.

"YUJIKATA-SANNN….CEPAT PERGI…serangannya sangatlah berat…aku tak bisa menahan ini lebih lama…Cepat…lah pergi…aku kan menyusul secepat mungkin" Ucap Ku

Namun, Yujkata-san sama sekali tak mendengarku…ia malah membantu ku menahan serangan dari Guardian ini. Berkat itu, aku memiliki sedikit kesempatan untuk menghepaskan tombaknya. Inilah celahnya, aku pun segera membawa lari Yujikata-san dengan Skill "God Speed" ku. Namun tiba-tiba saja tombak itu kembali melayang kearah kami dan menembus perut ku...kami pun terhenti diruang besar tempat kami menghabisi Cyclops tadi. Perut ku mengeluarkan banyak darah…rasanya sangatlah sakit. Jika Yujikata-san tidak memapah ku, mungkin aku sudah jatuh tergeletak ditanah.

Entah bagaimana, Guardian itu pun sudah berada tepat dihadapan kami, ia pun melihat kearah Mayat Cyclop itu…Guardian itu meneteskan air mata…namun itu hanya sebentar, ia pun kembali menatap kearah kami, Kemudian kembali Menerjang maju…dan Yujikata-san pun segera menggunakan perisainya menahannya tinju Guardian itu, namun itu tidaklah cukup…perisai Yujikata-san remuk dan kami pun terhempas kearah dinding.

"Ti…tidak…salah lagi…dia…adalah monster…rank S" ucap Yujikata-san terbata-bata

Berkat Yujikata-san yang menahan serangan itu, lobang diperut ku pun akhirnya pulih, Aku pun segera bangkit. Disituasi ini…tidak ada pilihan lain selain melawannya.

"HAAAAAAAA...!!!!" Teriakku menerjang maju dengan sebilah pedang digenggamanku