webnovel

1

Hari itu aku mendapatkan sebuah undangan acara makan malam dari salah satu temanku yang bernama Ari. Dan kebetulan acara makan malam tersebut di adakan di salah satu Restoran yang berada di salah satu Mall yang tidak jauh dari kosan tempat tinggalku.

Sekitar jam delapan malam, aku telah sampai dan sudah duduk di salah satu meja di restoran tersebut.

Acara makan malam ini, di hadiri oleh sembilan pria dengan dress code menggunakan atasan kemeja dan celana jeans panjang semua. Tentu acara makan malam ini di hadiri oleh para pria tampan dan kece.

Di meja makan ini, hanya ada dua orang yang aku kenal. Yaitu Ari dan Dimas sahabatnya. Ari dan Dimas sendiri duduk di kursi yang berada di ujung sana, tepat berhadapan denganku yang duduk di kursi yang berada di ujung sini.

Sambil menunggu makanan ini, tidak terlalu banyak percakapan. Bahkan sebuah perkenalan pun tidak ada.

Kita semua hanya diam, saling memperhatikan satu sama lain dan sesekali saling memberikan senyuman.

Setelah beberapa saat setelah memperhatikan satu per satu dari sekian orang yang ada di sini, kedua mataku ini langsung terhenti sesaat ketika aku menengok ke samping kanan.

Tepat ke samping kanan ini kedua mataku langsung tertuju kepada orang yang berada di sebelahku ini.

Ia tampan, manis, dewasa, hitam manis bersih, badannya tinggi, berisi dan kekar. Bibirnya tipis dan kumisnya tipis. Tentu ia pun menggunakan dress code yang sama. Ia memakai atasan kemeja flanel panjang dengan bawahannya yang memakai jeans celana panjang. Tidak terlalu menapak bentuk lekuk tubuhnya itu di balik kemejanya. Namun di mataku ini, ia terlihat sangat tampan dan keren. Ia adalah salah satu kriteria pria yang aku sukai. Jujur aku langsung suka dan jatuh hati kepadanya.

Kita berdua pun saling memberikan senyuman manis.

Tak berapa lama setelah saling memberikan sebuah senyuman manis ini, wajahnya mulai bergerak mendekatiku di barengi dengan punggungnya yang turut ikut bergerak. Sementara kedua telapak tangannya yang saling menempel itu, tetap berada di atas meja makan ini. "Kamu ini temannya Ari dan Dimas ya?" Tanyanya dengan nada yang sangat pelan, tidak terdengar oleh siapapun terkecuali oleh diriku sendiri.

Deg! Seketika jantungku ini langsung berdetak lumayan cepat.

Tentu hasrat rasa sukaku ini seketika melonjak naik. Namun aku tetap bersikap santai dan kalem di hadapannya.

"Iya. Kamu sendiri temannya siapa?" Tanyaku dengan nada pelan seperti dirinya.

"Sama. Saya di undang oleh Ari untuk datang ke acara makan malam ini." Jawabnya.

"Mmm, berarti sama juga. Saya juga di undang ke acara ini oleh si Ari." Ucapku.

"Kamu kerja atau bagaimana?" Tanyanya.

"Saya kerja bang." Jawabku.

"Kerja apa dan dimana?" Tanyanya.

"Saya kerja serabutan." Jawabku.

"Maksudnya?" Tanyanya.

"Lebih tetatnya saya kerja freelance saja." Jawabku.

"Oh." Ia terdiam sejenak "Memangnya asal kamu dari mana?" Tanyanya.

"Dari luar kota." Jawabku.

"Oh." Ia terdiam sejenak kembali "Kenapa kamu tidak mencari pekerjaan yang menetap saja?" Tanyanya.

"Mau sih. Tapi saya belum bisa untuk mengatur waktunya. Sebenarnya saya mengambil pekerjaan yang part time seperti ini, karena saya memiliki kesibukan yang lain." Jawabku memaparkan.

"Kesibukan apa?" Tanyanya.

"Saya masih berkuliah." Jawabku.

Seketika ia langsung terdiam.

"Kalau kamu sendiri kerja dimana, bang?" Tanyaku.

"Ssst, sstt.." Kita semua langsung menatap ke arah Ari. Secara otomatis obrolan kita berdua pun terputus.

"Pada makan dulu? Makanannya sudah datang semua." Ucap Ari.

Dan memang benar, semua makanan sama minuman yang kita pesan telah berada di atas meja semua.

Lantas aku, dia dan beberapa orang yang tidak menyadari kalau makanan dan minuman ini sudah berada di atas meja, langsung menggerakan telapak tangan kita masing-masing, menggeser makanan dan minuman ke hadapan kita masing-masing.

"Ok. Sebelum kita makan, sebaiknya kita berdoa terlebih dulu?" Ucap Ari.

Dimas langsung memandu doa tersebut. Tentu kita berdoa ini dengan keyakinan kita masing-masing dan hanya di dalam hati. Lumayan hening ketika kita semua memanjatkan doa sebelum makan ini.

Setelah doanya selesai, kita semua pun menikmati hidangan makanan malam ini. Dan di saat sedang menikmati makan malam ini, tidak terlalu banyak obrolan.

Sekitar setengah jam berlalu. Kita semua telah selesai dari kegiatan makannya. Beberapa di antar kita, termasuk aku merasa gelisah.

"Ri, sebaiknya kita langsung lanjut karoke sekarang saja ya? Udah asem mulut gw. Pengen ngerokok." Pinta salah satu orang yang ada di meja makan ini kepada Ari.

Ari pun langsung melihat waktu di ponselnya "Oke. Kita langsung lanjut karokean saja sekarang." Ucap Ari.

Sejenak kita semua mengumpulkan uang kepada Ari, lalu dengan segera Ari memanggil pelayan restoran dan membayar semua makanan ini.

Satu per satu bangkit dari kursi, melangkah keluar dari restoran ini. Kita semua melangkah dengan santai menuju ke salah satu tempat karoke familly yang ada di dalam Mall ini.

Sesampainya di dalam karoke familly, Ari segera membooking salah satu room, memesan cemilan, memesan minuman sekaligus langsung membayarnya.

Tak berapa lama setelah itu, salah satu crew pegawai karoke familly ini mempersilahkan untuk masuk ke salah satu room yang sudah di booking oleh Ari barusan.

Kita semua pun melangkah mengikuti crew pegawai karoke familly ini. Hingga kita semua telah berada di dalam ruangan karoke.

Satu per satu kita duduk di sofa panjang, saling beriringan. Aku sendiri duduk di sebelah Ari dan Dimas.

Dengan segera crew pegawai karoke itu memasang kondom ke kedua kepala mic. Setelahnya ia berdiri sejenak di hadapan kita.

"Sudah biasa kan kak, karokean di tempat ini?" Ucap crew pegawai itu dengan nada keramahannya sambil tersenyum. Ia menanyakan seperti itu, karena takutnya kita belum pernah karoke di tempat ini. Kalau memang belum pernah, biasanya crew pegawai itu langsung memberikan petunjuk cara memilih lagu di layar monitor dan juga memberikan petunjuk yang lainnya kepada kita.

"Kita sudah biasa koq mas, karoke di tempat ini." Ucap Ari. Ya, aku dan Ari memang sering menjelajah ke berbagai macam tempat karoke sekedar untuk mencoba, membandingkan dan juga merayakan sebuah acara ulang tahun dari salah satu teman kita yang lainnya.

"Kalau begitu, selamat bernyanyi, dan selamat menikmati ya kak?" Ucap crew pegawai itu.

"Terima kasih mas." Ucap Ari.

"Sama-sama kak." Ucap crew pegawai itu lalu melangkah keluar dari ruangan ini.

Lantas kita semua pun secara bergiliran memilih lagu dan menyanyikan sebuah lagu. Beberapa kali aku bernyanyi duet bersama dengan Ari dan juga bersama dengan pria yang barusan mengobrol bersama denganku saat makan tadi.