Dan dia pun kembali menyambung ceritanya. "Gue terkejut. Emosi tuh ya di sana saat itu. gue bentak dia dan ngelak tuduhannya. Malu juga, karena pandangan semua orang langsung tertuju sama gue. Kayak melihat orang jahat. Padalah lo juga tahu kan kalau gue anak baik? Arsya terlihat sok. "Apalagi suara si Hera tuh cempreng banget. Kayak gue udah apain dia gimana, gituh. Terus eh, dia malah nangis. Teman gue si Erik sama si Bayu mihak gue karena mereka tahu gue enggak ngapa-ngapain dia." Arsya jadi terihat lesu.
Irwan pun tertawa sambil menepuk bahu Arsya.
"Jadi gara-gara itu kalian bermusuhan? Terus itu kasusnya diperpanjang nggak?" tanya Irwan penasaran.
Arsya menggelengkan kepalanya. "Enggak diperpanjang sih." Kemudian Arsya mengangguk. "Sepertinya memang karena itu sebabnya. Kayaknya sih gituh, jadi gue sama dia enggak bisa menyatu. Kayak air dan minyak. Dia masih beranggapan kalau gue udah ngelakuin pelecehan ke dia. Dan lo tahu? Pelaku sebenarnya tuh senior deket dia sendiri."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com