Di suatu hari, tepatnya di tanggal 28 November, ada dua orang pria yang memakai setelan jas hitam yang sedang berdiri di depan pintu apartemen yang sungguh biasa saja. Di dada mereka, ada pin pengenal, yang bertuliskan Guard of Chandrea.
"Kenapa kita harus di sini? Bukankah kita harus ada di tempat bagus, seperti kantor mewah, kenapa malah di apartemen pinggir jalanan...?" salah satu menatap dengan tatapan serius, sebut saja dia adalah Black. Karena kulitnya berwarna seperti orang berkulit hitam. Tentu saja dia orang yang saat itu di kenal sebagai si Black.
"Sebaiknya kau jangan mengatakan hal yang aneh, sudah sepatutnya kita di seperti inikan... Menjadi pengawal seseorang yang bahkan lebih kuat dari kita," balas yang satunya, kali ini sebut saja dia White, karena sudah di jelaskan bahwa dia termasuk ke dalam orang kulit putih.
"Apa aku harus meremehkan nya, karena aku baru saja mengikuti nya," kata Black, seketika White terkejut sambil berkata panik.
"Hei, jangan meremehkan nya, kau pikir kita jadi rekan nya itu butuh waktu yang sangat singkat, kita juga pastinya untung... Dia melakukan hal-hal yang sangat dibilang lebih ekstrem!! Ada beberapa hal yang sudah aku saksikan... Seperti membakar lidahnya sendiri dengan korek api, memakan kepiting mentah bahkan sampai merobek telinga nya, memakan gelas!! Memakan abu di pemakaman musuhnya sendiri!! Peluru pistol taruhan, itu berbahaya tapi dia beruntung tidak terkena pelurunya."
"Oh, ya begitu... Lalu kenapa dia tidak meneruskan menjadi seorang gangster, aku dengar dia ingin masuk ke sebuah kampus, padahal tingkah yang kau sebutkan tadi seperti kuda liar..."
"Yah memang begitu..." balas White sambil menghela napas panjang. Tapi ada yang berjalan datang dengan ceria.
"Na-na-na…" seorang gadis kecil yang berjalan senang dan terpaku ketika melihat mereka. Wajahnya seperti mengatakan kenapa ada orang jahat di apartemen nya.
Bahkan kedua pria itu menoleh padanya dan tersenyum kecil tapi di pandangan gadis itu, mereka malah tersenyum seringai mengerikan.
"Halo gadis kecil," Black menatap lembut.
"Hah... Ibu, tolong aku!! Ada gangster!!" tiba-tiba Gadis itu berteriak begitu saja.
"Pft, aku bukan gangster nak," Black menatap tertawa. Padahal dia sudah jelas penjahat seperti itu.
"Tapi kau hitam!!" gadis itu kembali berteriak, seketika Black terpaku.
Bahkan gadis itu langsung berlari pergi setelah dia berteriak begitu padanya yang tampak terdiam kaku.
"Si-sialan..." Black tampak kesal.
"Pft... Wkwk... Resiko orang kulit hitam..." White malah tambah mengejek.
Lalu ada yang membuka pintu apartemen yang mereka jaga tadi dari dalam. Yang keluar adalah seorang wanita. Memiliki rambut pirang lurus, tubuh seksi dan sepatu tinggi dengan casual summer.
"Ha... Aku sudah melihat apartemen ini, sepertinya ini cocok," kata wanita itu.
"Chandrea, kau sudah selesai?" White menatap. Dia memanggilnya Chandrea. Itu berarti wanita itu memang adalah Chandrea, tapi di sini Chandrea memasang wajah yang datar dan dingin, mungkin karena dia memasang wajah itu pada mereka.
"Yeah, ini cocok, aku bisa menjadikan tempat ini sebagai tempat tinggal ku nanti," kata Chandrea.
". . . Tunggu Chandrea, biarkan kami bertanya apa yang terjadi."
"Begini, selama 19 tahun, aku sudah menjadi gadis gelandangan tapi status pembawa bawahan, aku yang sudah menaklukkan mereka. Dengan begitu aku mendapat uang dari mereka dan termasuk membuat kalian menjadi anjing putih dan hitam ku, Namun dalam hal ini, aku ingin menjadi wanita yang bisa menjalani hidup ku dengan darah wanita seperti mereka di luar sana, atau dalam kata lain, biarkan aku menikmati hidup baru ku tanpa adanya perkelahian..." kata Chandrea.
"Apa kau bercanda? Bagaimana jika ada hal yang harus kau lakukan dengan tubuh mu dan kekuatan berani mu?" Black menatap panik.
"Apa kita tidak akan menghabisi konglomerat lagi untuk mendapatkan uang mereka?" White menambah.
"Aku akan melakukan nya dengan waktu luang ku, sementara biarkan aku menghidupi diri ku," begitulah bagaimana keputusan Chandrea dan dia menjadi seorang wanita bebas dengan senyuman gila dan khas nya, bahkan dia menjadi Chandrea yang sekarang dan fakta menarik nya adalah dia memiliki pengawal andalan itu, yakni Black dan White yang sebelumnya sudah di jelaskan siapa mereka.
Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana ini semua di mulai, atau bagaimana dia bisa di sebut sebagai Chandrea yang sekarang, seperti apa penampilan Chandrea dulu, apakah dia sama atau malah lebih profesional dalam menggunakan kemampuan nya.
Kali ini, akan menceritakan bagaimana wanita yang di sebut sebagai Chandrea menjadi Ratu Jalanan dan juga seorang rubah pelacuran.
Ini bermulai ketika terlihat dua orang saling mengejar hingga ke balkon gedung tinggi pada malam hari yang mendung. Rupanya Chandrea yang mengejar seorang Lelaki tidak di kenali.
Dengan sepatu high yang buru-buru dan berhenti memojok seorang lelaki yang tak memiliki jalan di balkon atap gedung tersebut membuatnya berhenti berlari dari kejaran wanita itu yang rupanya seorang Chandrea.
Dia menoleh pada Chandrea dengan tatapan yang waspada sementara Chandrea memasang wajah serius.
"Kau hanya wanita," kata lelaki itu dengan nada cemen nya.
Kalimat itu tidak akan di dengarkan karena sekarang Chandrea mengeluarkan pisau akan berani bertarung padanya.
"Cih..." lelaki itu kesal dan siapa sangka, dia juga mengeluarkan pisau.
"Kenapa kau tidak sembuhkan luka itu dulu!!" Lelaki itu menatap luka di lengan Chandrea. Karena di lengan Chandrea ada bekas sayatan panjang di bagian baju atas hingga bawahnya dan darahnya terus mengalir membuat jejak, seharusnya itu sakit tapi Chandrea tidak mempedulikan itu, yang ada di matanya adalah lelaki itu harus mati.
Chandrea hanya membisu dengan tatapan datar dan langsung berjalan melesat, dia akan menusuk tapi sikunya di tahan siku Lelaki itu hingga berdekatan antara pisau yang mereka bawa.
Dalam suatu kesempatan, Chandrea menendang perut pria itu dengan high tajam nya membuat Lelaki itu kesakitan dan langsung jatuh, seketika Chandrea menginjak nya sambil menodongkan pisau nya membuat lelaki itu mengangkat kedua tangan menyerah.
Lalu Chandrea mengatakan sesuatu. "Wanita yang hati nya terluka sangat dalam, tidak akan peduli pada sebuah luka fisik. Terkadang mereka melukai diri mereka sendiri hanya untuk mengindari pelampiasan untuk orang lain."
"Aku salah, maafkan aku!! Aku tak akan memanfaatkan wanita lagi!!" lelaki itu memohon.
"Tak ada kata maaf untuk Bajingan!" Chandrea langsung meletakan pisau nya di leher lelaki itu membuat lelaki itu terkejut dan siapa sangka, Chandrea langsung menyayat lehernya membuat darah yang banyak kemana mana dan hujan mulai turun secara bersamaan dengan tragedi itu. Chandrea berdiri dan mengusap pipinya dari cipratan darah itu lalu membiarkan hujan membersihkan tubuhnya.
Kemudian datang dia orang pria secara buru buru dan ikut kehujanan di balkon itu.
Chandrea tak mempedulikan mereka karena mereka adalah White dan Black.
Si White menutupi mayat lelaki itu dengan kain yang ia bawa dan Black melepas jas setelan nya dan memberikan nya di pundak Chandrea yang masih terdiam.
Kemudian Black bicara padanya. "Kita tidak ada kehendak membunuhnya," tatapnya, tapi Chandrea berjalan pergi meninggalkan nya membuat Black terdiam.
Kenapa Chandrea membunuh lelaki itu karena sebelumnya di gedung itu, Chandrea menghadiri sebuah bar di gedung itu. Di sana ada banyak orang dan di bagian meja bar ada Chandrea yang menggunakan dress merah yang sangat cantik dan menggoda.
Lalu White datang, ia berpura pura menjadi pelayan dan memberikan minuman pada Chandrea.
"Apa yang harus aku lakukan?" Chandrea bertanya sambil mengambil gelas itu.
"Hanya perlu di sini, kita akan menunggu Tuan Besar yang datang dan jika kamu ingin bersenang senang duluan, tak apa, karena target masih lama datang," kata White lalu dia pergi di tengah orang mengobrol dan berdansa.
Chandrea terdiam dengan senyum kecil dan bibir menggodanya, kemudian ada lelaki datang. "Permisi Nona, apa kamu butuh layanan tubuh?" lelaki itu menatap.
Chandrea menatap nya dan kembali tersenyum kecil. "Tidak," balasnya.
"Oh, sayang sekali kamu menolak, karena kamu tidak akan menyesal jika aku paksa," kata lelaki itu.
Seketika ada dua orang pengawal datang dan langsung membawa Chandrea di lorong sepi.
"Ayo cantik, lepaskan semua yang ada di tubuh mu," lelaki itu menatap.
"Aku tidak melayani orang seperti mu!" Chandrea langsung memukul lelaki itu membuat nya terkejut tak percaya bahkan giginya sampai rompal.
"Sialan.... Kau!! Tangkap dia!!" dia memerintahkan dua bawahan nya tadi untuk mengajar Chandrea.
Tapi siapa sangka, Chandrea bisa melawan mereka, berhasil menghindari tangkapan mereka dan bahkan bisa menghabisi mereka.
Tak hanya itu, dia membunuh mereka di tempat dengan pisaunya kemudian menatap Lelaki tadi yang terkejut pucat. "Sialan, bukan main-main," dia berbalik dan langsung berlari pergi, dan begitulah bagaimana Chandrea melakukan nya. Lelaki itu sudah mati. Dan sekarang Chandrea diminta masuk ke dalam mobil bagian bangku tengah oleh Black dan White.
Selagi dia masuk, White dan Black bicara. "Kita tak bisa melakukan rencana lagi, ini rencana buruk karena sekarang penampilan nya di hancurkan oleh darah dan air hujan, kita batalkan membuat target Tuan Besar itu, kita harus cari target lain," kata White membuat Black mengangguk.
Chandrea yang ada di dalam, tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan bahkan dia hanya melirik kemudian menghela napas panjang, siapa sangka dia keluar dari mobil membuat Black dan White menatap nya.
Chandrea menguraikan rambutnya yang basah dan mengambil satu set baju di mobil kemudian memakainya di depan Black dan White.
Setelah berganti dres yang membuat Black dan White terpaku melihat itu, Chandrea berjalan pergi sambil mengatakan sesuatu. "Aku akan melakukan nya... Bahkan dengan penampilan ini," dia berjalan dan White dengan Black segera mengikutinya.
Mereka buru-buru mengikutinya dan begitulah rencana mereka di mulai, Chandrea bekerja sebagai perayu, White dan Black sebagai penyusun rencana dan juga ini semua memiliki tujuan, membunuh seorang konglomerat dan orang asing.