webnovel

Isekai Medic and Magic

Tentang seorang Sarjana Kedokteran yang bodoh dan pemalas. Entah bagaimana caranya dia bisa mendapatkan titel itu dulu. Namun sekarang, setelah ia tertabrak truk dan mengalami koma, jiwanya dikirim ke dunia lain dengan tubuh yang baru! Dia memulai hidupnya di dunia yang baru. Berpetualang tidak tentu arah dengan berbekalkan sedikit ilmu medis yang ia dapatkan dari kuliahnya dan cheat yang dihadiahkan oleh seorang dewi. Di dunia paralel yang penuh dengan magic dan makhluk mistis!

FranticDoctor · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
165 Chs

Chapter 7

"KYAAAAAAAAAAAA!!!"

Wah! Apa yang sedang terjadi di desa? Ada tindakan kriminal? Atau ada pertengkaran dalam rumah tangga? Mungkin, perkelahian memperebutkan wanita?

Tidak, tidak. Yang paling mendekati, adalah tindakan kriminal. Karena kalau untuk yang lainnya, kemungkinan tidak akan teriak sekuat tenaga seperti itu.

"Kyaaaaaa!"

"Aaaaarrrggh!"

"Kyaaaaaaaa!"

Dan, setelah kuperhatikan beberapa saat, tidak hanya satu teriakan yang terdengar. Tapi banyak teriakan lain yang seolah saling bersahutan. Ini sangat tidak wajar.

Itu... Itu asap? Api? Ada kebakaran? Atau ada yang sengaja membakar? Tunggu. Sumber asapnya bertambah... Menjadi dua sumber asap. Lalu menjadi tiga... Empat... Enam! Terus bertambah! Ini... Tidak salah lagi. Ini adalah Raid.

Tapi siapa yang melakukan penyerangan? Kenapa mereka menyerang desa miskin seperti ini? Sewajarnya, sekelompok perampok akan menyerang sebuah pemukiman yang memiliki banyak harta. Jika mereka ingin merampok, akan lebih menghasilkan jika mereka merampok desa yang memiliki lebih banyak harta, bukan?

Selain itu, desa ini sangat sedikit penduduknya. Apalagi yang masih muda dan produktif, jumlahnya sangat sedikit. Jika mereka merampok dengan niatan menyandera penduduk untuk dijual ke pedagang slave, tentunya desa ini sangat tidak cocok untuk dijadikan target dan hanya akan membuang energi mereka. Masih banyak pedesaan di sekitar sini yang lebih cocok untuk dirampok.

Kalau monster, sepertinya tidak akan menyebabkan kebakaran seperti itu, kecuali monster api atau Naga Api. Tidak, tidak. Naga Api itu besar, pasti terlihat sejak dia terbang mendekati area ini. Monster api lainnya, memiliki habitat di gunung berapi. Sedangkan di sekitar sini tidak ada gunung berapi. Kemungkinannya kecil untuk serangan monster.

Kemungkinan menjadi dua saja. Manusia atau Demihuman.

Aku langsung memanjat ke pohon tertinggi di dekat sini untuk mendapatkan pandangan yang lebih jelas atas yang sedang terjadi di desa dan apa yang menyebabkannya. Dan... Aku melihatnya.

"Quinta! Jaga ibumu! Kalau perlu, kalian pergi dari sini dan cari tempat berlindung yang aman!" Teriakku kepada Quinta sambil melompat turun dari pohon dan segera berlari ke arah kericuhan di desa.

"Kakek!? Ada apa, Kek!?" Quinta bertanya kepadaku.

"Serangan Demihuman! Cepat! Cari ibumu!" Aku berteriak dari jauh kepada Quinta.

Entah dia masih mendengar kalimat terakhirku atau tidak. Dan akupun tidak bisa mendengar lagi apa balasan dari Quinta. Yang penting, perintahku sudah jelas. Agar Quinta menjaga ibunya.

Quinta sudah cukup kuat jika hanya melawan Demihuman sekelas ini. Begitu pikirku.

Semakin dekat ke desa, aku menemukan beberapa Demihuman dari ras Goblin, Hobgoblin, Orc, Troll, dan Lizardman.

"Haaaaaaaaahh!!! Hawk Step!"

Aku berlari lalu melompat ke atas salah satu Troll. Lalu memutar tubuhku hingga salto di udara dengan salah satu kaki kuluruskan, satunya kutekuk. Skill Hawk Step adalah skill tendangan yang menyerang musuh dengan tumit yang diayunkan dari atas ke bawah sambil melompat. Merupakan skill tingkat menengah dari Fighter.

*Splaattt!*

Tulang tengkorak dari Troll tersebut remuk, lalu otaknya hancur menjadi bubur, kemudian muncrat dari lubang telinga dan lubang hidungnya. Kedua matanya melotot keluar, hampir lepas dari soketnya. Setelah seluruh tubuhnya kejang beberapa kali, Troll tersebut langsung ambruk dan tak lagi bernyawa.

Demihuman lain di sekitarnya, langsung menyerangku setelah mengetahui salah satu rekannya tewas olehku. Yang pertama menyerangku adalah dua ekor Lizardman dan seekor Orc. Orc menyerang dengan broadsword tumpul miliknya. Lizardman yang satunya menyerang dengan tombak, dan yang satu lagi hanya menggunakan cakarnya.

"Haaaaarrgh!"

*Shuussh!*

Di antara tiga yang pertama mendekatiku, tombak dari salah satu Lizardman-lah yang lebih dulu mencapai tubuhku. Untuk berjaga-jaga...

"Diamond Skin!"

Skill tingkat atas dari Fighter. Memanfaatkan Chi yang ada di dalam tubuhku untuk menguatkan struktur kulit hingga menjadi sangat keras. Lebih keras dari baja yang digunakan untuk membuat senjata mereka. Ini adalah skill self-buff defensif terbaik yang dimiliki oleh Fighter. Dengan skill ini, untuk 10 detik ke depan, tubuhku tidak akan dapat dilukai oleh senjata kualitas lemah mereka.

*Tssiiing*

Ujung tombak yang terbuat dari logam tajam milik Lizardman tersebut beradu dengan kulit dada kiriku setelah menembus bajuku. Namun, alih-alih menusuk dadaku, tusukannya malah terdeviasi ke arah ketiakku dan kujepit agar dia tidak bisa menariknya kembali.

Telapak tangan kananku kubuka dengan jemari rapat, seolah-olah telapak tanganku adalah sebuah bilah pisau tajam. Lalu kutambahkan sedikit Chi pada sisi kelingking tanganku untuk membuatnya menjadi benar-benar tajam.

"Razor Hand! Hahh!"

*Shaassssh*

"Khoooooorrrkk!"

Kutebas bagian dada Lizardman itu secara diagonal dari bahu kirinya hingga perut atas kanan. Rusuk-rusuk dan tulang dada salah satu Lizardman yang terkena tebasan tanganku, terpotong dengan bersih. Organ dalamnya juga terkena imbas dari tebasan tanganku. Jantung, paru-paru, dan liver Lizardman itu tersayat cukup dalam. Tidak mungkin dia tidak mati.

Tapi aku tidak diberi jeda. Cakaran Lizardman yang kedua, diiringi tebasan pedang Orc, sudah menyambutku. Tapi aku tidak panik sama sekali. Kenapa? Tentu saja karena Diamond Skin masih aktif.

*Rreekk* bajuku robek terkena cakaran Lizardman.

*Taaannngg* pedang Orc membentur bahuku.

"Heh... Double Chi Fist!" Aku tersenyum dan melepaskan tinju dengan kedua tanganku, masing-masing ke dada Orc dan Lizardman.

*Debugg!*

Chi Fist adalah skill tingkat menengah Fighter. Dengan mengimbuhkan Chi pada kepalan tanganku, membuat pukulanku menjadi sangat berat. Dan di samping berat, kekuatan pukulanku dapat menembus armor ataupun sisik keras dari target. Langsung merusak ke tubuh musuh yang menjadi target pukulanku. Sedangkan Double Chi Fist, sebenarnya sulit dilakukan karena harus memfokuskan Chi ke dua kepalan tangan sekaligus.

"Ghaakk!"

"Khookk!"

Setelah menerima Chi Fist dariku, dua Demihuman itu langsung batuk darah. Aku tidak tahu pasti, tapi melihat dari darah yang keluar dari mulut dan hidung mereka, kemungkinan semua organ di dalam rongga dada mereka pecah akibat gelombang Chi yang tersalurkan dari kepalan tanganku. Dalam hitungan detik, mereka akan bertemu dengan Lizardman yang pertama di alam baka.

Melihat itu, seekor Hobgoblin dan tiga ekor Goblin mulai gentar. Tapi Hobgoblin tetap mampu mengumpulkan keberanian dan menyerangku. Haha... Serangan putus asa yang terbalut harga diri?

"Kraaahh!"

Hobgoblin tersebut mengayunkan pentungan kayu berduri ke arahku. Dia pikir bisa melukaiku? Konyol.

"Sharp Kick!"

Skill tingkat bawah dari Fighter. Menendang musuh dengan sisi tipis pada kaki. Biasanya, skill ini tidak dapat instakill monster seperti Hobgoblin. Tapi, kuarahkan tepat pada bagian tengah leher bagian depannya.

*Krekkk*

"Khohhhokkkh!"

Kartilago di saluran nafasnya pasti pecah dan ringsek. Dia akan kesulitan bernafas, lalu mati perlahan.

"Khiiikiiiik!"

"Kiiiiiikkk!"

"Khikieeek!"

Tiga ekor Goblin yang tersisa, langsung ketakutan setelah melihat segala yang terjadi dari awal. Mereka bertiga lari terbirit-birit menjauhiku. Dan sepertinya mereka berlari menuju dimana posisi pasukan utama mereka berada. Dengan kata lain, pemimpin mereka.

Apakah aku akan membiarkan mereka pergi begitu saja? Hahaha... Pertanyaan retorika.

"Consecutive Chi Burst! Heyahh! Haahh! Hiyahh!"

*Deburrm deburrm deburrrm!*

Chi Burst yang dilepaskan berkali-kali hampir tanpa jeda. Serangan Chi jarak jauh barusan sudah berhasil membunuh tiga Goblin itu secara instan. Ada yang kepalanya hancur, ada yang dadanya bolong hingga badannya hampir putus, ada juga yang leher dan bahu kanannya hancur lebur.

"Hahh... Hahh... Hahh... Ternyata... Aku memang sudah tua..."

Setelah efek Diamond Skin hilang dan aku selesai mengerahkan tiga Chi Burst berturut-turut, kurasakan lelah yang tidak bisa dianggap enteng pada sekujur tubuhku. Padahal, melakukan hal-hal seperti tadi, tidak akan membuatku mengeluarkan keringat setetespun ketika aku masih aktif sebagai Petualang Plat Diamond saat masih muda dulu.

Memang, semakin uzur usia ini, semakin lemah pula konstitusi tubuh. Otomatis, berkurang pula kekuatan tempur yang kumiliki. Belum lagi penyakit-penyakit degenerasi dan penyakit lain yang menyerang akibat usia tua serta berkurangnya daya tahan tubuh. Yahh, semua manusia akan mengalaminya.

A/N : Tentu saja, tidak termasuk Arka-tachi yang sudah memiliki Eternal Youth (keremajaan abadi). Ehehe...

Tapi, walaupun tubuhku sudah melemah dan kekuatanku berkurang drastis karena usia lanjut, aku tidak bisa berhenti disini dan berlari dengan menunjukkan bokongku kepada musuh. Kalau mungkin takdirku harus mati di sini, setidaknya sudah tak ada lagi penyesalan di dalam hatiku.

Ya, aku sudah mencicipi bagaimana manisnya menjadi orang yang sangat disegani secara sosial. Aku juga sudah menurunkan semua ilmuku kepada Quinta. Jadi, jika aku harus mati di sini hari ini, biarlah kematianku menjadi sesuatu yang berfaedah bagi penduduk desa ini.

Dan akupun berlari menuju arah kemana Goblin-Goblin barusan akan berlari.

Benar saja. Di sana, sangat banyak Demihuman sedang menyerang penduduk dan memporak-porandakan bangunan-bangunan desa. Di tanah, mayat-mayat penduduk yang wajahnya sudah lama kukenal, bertebaran bagaikan ranting kering yang tak bernilai.

Tidak sedikit dari tubuh tak bernyawa itu sedang dirobek, dipotong, dan digigit oleh para Demihuman. Para Demihuman itu memakan daging dari mayat penduduk desa!

Mereka kelaparan? Apakah mereka benar-benar kelaparan seperti itu sehingga mereka sampai memangsa penduduk desa ini?

Dan tak hanya itu. Para Goblin, Hobgoblin, dan Orc juga memperkosa wanita-wanita yang ada di sini! Bahkan, mereka tidak mempedulikan apakah perempuan yang mereka perkosa itu masih anak-anak atau sudah dewasa. Mereka juga tidak peduli apakah korban pemerkosaan mereka itu masih hidup atau sudah mati!

Bejat! Semua Demihuman di sini tidak pantas untuk hidup! Mereka harus mati! Mereka harus kubunuh!

"Kalian semua binatang haram!!! Kalian akan kubunuh satu per satu!!!Chi Empower!!! Diamond Skin!!!"

Chi Empower adalah skill tingkat menengah Fighter. Dengan mengatur pernafasan dan fokus, membuat aliran Chi menjadi semakin deras melalui konversi mana di dalam tubuh menjadi Chi. Membuat semua kekuatan serangan yang menggunakan Chi menjadi lebih kuat.

Mana dan Chi adalah dua hal yang berbeda. Jika mana adalah energi magic yang tersimpan di dalam tubuh, maka Chi adalah energi kehidupan yang bersumber dari setiap sel di dalam tubuh manusia, berkaitan erat dengan kekuatan jiwa dan raga.

"Dragon Tarsal!"

Skill tendangan di udara dengan menggunakan tumit yang sudah mendapat tambahan kekuatan menggunakan Chi yang cukup besar. Aku menggunakan skill Fighter tingkat atas ini untuk berpindah ke tengah-tengah kerumunan Demihuman sekaligus mendobrak dan menyerang semua yang menghalangi arah tendanganku.

Setelah tendangan yang menyerupai komet dariku mencapai lokasi yang kuinginkan, aku langsung menghentikan skill tersebut dan mendarat di tanah. Lalu...

"Aurora Blast!"

*Dhaaasssss!*

Skill tingkat atas lainnya dari Fighter yang membuat Chi di dalam tubuhku meledak ke sekitar dan kuarahkan untuk hanya mengenai Demihuman, tidak mengenai penduduk di sekitarku. Skill itu menyebabkan semua Demihuman yang cukup lemah di sekitarku langsung hancur, dan yang agak kuat jadi terpental jauh.

Namun Troll cukup kuat untuk menahannya, sehingga mereka hanya terdorong mundur beberapa meter saja. Chi yang dipencarkan seperti itu akan mengenai banyak musuh, namun daya hancurnya tidak begitu tinggi.

"Shattering Palm!!!"

*Baammm!*

Kepada Troll yang masih bertahan, kulepaskan skill tingkat tinggi berikutnya. Melontarkan gelombang Chi ke area melebar di depan melalui telapak tanganku. Karena AoE-nya tidak seluas Aurora Blast, damagenya menjadi lebih kuat. Skill ini berhasil menghancurkan beberapa Troll di depanku.

*Shriingg!*

"Ohokk!" Aku batuk darah.

Baru saja selesai skill terakhirku, kudengar bunyi seperti sebuah logam besar yang tajam menembus plat logam, dari bawah daguku. Dan ketika aku menunduk untuk melihatnya, yang kulihat adalah...

Ujung dari pedang besar berlumuran darah telah menembus dadaku.

Ha? Kenapa? Bukankah Diamond Skin masih aktif?

"Muahahaha! Lumayan juga kau, Kakek Tua! Tapi sayang, lumayan saja tidak cukup untuk bisa selamat dari pedangku!" Suara berat dan agak parau terdengar di telingaku, dari arah belakangku.

***BERSAMBUNG***

______________________________________

Happy weekend!

Kalau suka ceritanya... Vote, komentar, dan share, ya! Terima kasih!