webnovel

Teknologi Mutakhir

Di markas pusat.

 

Vall masuk ke dalam lorong lain yang menghubungkan kota lainnya. Ia berjalan dengan setelan jas lalu menuruni lift semakin ke dalam inti bangunan, Saat ia keluar dari lift, terdapat ruangan yang lebih megah. Lalu berkumpul beberapa orang-orang yang telah dikumpulkan dari berbagai wilayah. Tidak hanya di kota ini melainkan di kota lain, mereka sedang membahas sesuatu yaitu munculnya Tirta yang telah memporak-porandakan markas pusat di kota ini.

 

Mereka kemudian mulai membahas detail pertarungan, termasuk beberapa teori tentang kekuatan yang dimiliki Tirta. 

 

"Seperti yang kalian lihat kemampuannya sudah di luar teknologi kita, dia adalah ancaman yang nyata," Airoth menjelaskan sembari memandang dan meyakinkan para perwakilan di setiap kota. "Sudah saatnya kita menggunakan teknologi paling mutakhir untuk mengalahkan keberadaan gadis misterius itu."

 

Ia kemudian menampilkan sebuah layar yaitu berisi penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir tentang bioteknologi dengan menggabungkan mesin mekanis berukuran nano. 

 

"Kalian tinggal meminum cairan yang sudah diubah sedemikian rupa maka tubuh kalian akan menjadi kuat lalu berevolusi menjadi makhluk yang tak terkalahkan," jelas Airoth. 

 

Dalam rapat itu kemudian Airoth mengambil sebuah koper yang sudah diberikan oleh para prajurit, kemudian Vall maju ke depan untuk meminum cairan tersebut.

 

Tidak lain cairan itu adalah hasil dari pencampuran genetik sebuah program kecerdasan buatan dan tubuh manusia yang di ekstraksi lalu dicampurkan ke dalamnya, yang berisi milyaran informasi. 

 

Vall terlihat ragu, namun ia kemudian berpikir soal kekalahannya melawan Tirta, itu membuat pikirannya langsung mengabaikan resiko yang akan terjadi setelahnya. 

 

Ia mengambil cairan berwarna biru itu dengan wadah gelas bening 1 liter, lalu meminum semuanya. Tak berapa lama tubuhnya mengejang kemudian urat-urat dalam tubuhnya seperti akan keluar.

 

"Aghh!" teriaknya kesakitan, suaranya tercekat.  Kedua kakinya mulai tak mampu menopang berat tubuhnya hingga membuatnya terduduk. 

 

Tak berapa lama, warna kulitnya mulai berubah menjadi lebih abu-abu kehitaman, warna matanya seluruhnya menghitam mengindikasikan bahwa seluruh tubuhnya bergerak selaras melakukan perubahan. Tak berapa lama rasa sakit itu perlahan menghilang, ia mulai mendapatkan sesuatu yang baru di seluruh tubuhnya.

 

Kekuatan.

 

Mengalir penuh melalui nadi maupun pikirannya. Airoth yang merupakan robot kecerdasan buatan itu tersenyum melihat perkembangan dari Vall. 

 

"Sekarang lihatlah! Mari kita uji!" ucapnya dengan nada tinggi dan penuh kebanggaan. 

 

Beberapa pasukan mulai mengetes dengan menembaki Vall di ujung ruangan yang sudah dilapisi logam kuat, namun peluru itu tak ada satupun yang menembus tubuh Vall.

 

Selanjutnya uji ketahanan berikutnya adalah tembakan rudal. Pasukan dari baris pertama berganti dengan baris kedua.

 

Darr!!

 

Suara ledakan ketika rudal itu menghantam Vall terdengar menimbulkan getaran dan juga hempasan angin kuat yang membuat pasukan itu mundur menggunakan perisai untuk menghalau puing-puing yang berterbangan.

 

Tapi, Vall masih tetap berdiri meski digunakan  rudal kuat untuk menyerangnya. 

 

Lalu berikutnya adalah tes menggunakan ledakan korosif, beberapa dinding kaca dengan kekuatan setara berlian digunakan untuk kemananan, berikutnya.

 

Darr!!

 

Bom-bom itu diledakkan di bawah permukaan yang dipijaki oleh Vall, namun Vall hanya memiliki luka lecet sedikit, setelah itu tubuhnya kembali beregenerasi. Beberapa bongkahan kaca kemudian di ambil oleh para pasukan membersihkan area panggung itu.

 

"Bagaimana? Tidakkah kalian pikir teknologi ini sangat hebat!" Airoth terlihat bangga. Hal itupun mendapat sambutan tepuk tangan dari para orang-orang yang melihat eksperimen itu. 

 

"Dengan ini, kita akan menghancurkan entitas lain yang berusaha merusak tatanan dunia kita, tak hanya satu serum, tapi kami juga punya banyak salinan untuk seluruh negeri."

 

Pertemuan itu kemudian di tutup dengan disalurkannya serum yang telah diuji coba ke Vall. efek yang terjadi setelah menerima serum tersebut adalah permanen. 

 

***

 

Dalam beberapa jam kemudian, Vall sampai di apartemennya. Ia melihat Moriv sedang menata peralatan dan baju bertempurnya.

 

"Apa yang kau lakukan Moriv?" tanya Vall dimana kemudian Moriv tersentak ketika mendapati Vall berada di depannya. 

 

"Aku mau pergi sebentar," jawab Moriv dengan membawa beberapa perlengkapan. Ia kemudian berjalan melewati Vall. 

 

"Aku tahu kau ingin kembali pada mereka, apa kau takut?"

 

"Takut soal apa? Kurasa tak ada hal yang lebih menakutkan dibanding kue kejuku yang kadaluarsa kemarin," jawab Moriv sembari becanda. 

 

"Apakah kue keju penting bagimu?"

 

"Ya, tentu saja. Aku butuh sesuatu untuk dinikmati bukan, nikmatilah selagi kita masih hidup, bukan begitu?" Moriv semakin menjauh, namun dari sakunya jelas ia memegang senjata untuk berhati-hati pada Vall, terlebih sebenarnya ia sudah mengetahui kalau Vall mendapatkan serum itu. 

 

"Tak usah berpura-pura, aku tahu kau ingin pergi dari tempat ini."

 

"Lalu, apa yang ingin kau lakukan? Menyuntikkan serum itu padaku?"

 

"Ya."

 

Tak menunggu aba-aba apapun, Moriv langsung menembaki Vall tanpa ragu sembari ia berlari lalu melompat dengan memecah salah satu jendela. Di kakinya terdapat sepatu pegas sehingga lompatannya lebih jauh. Ia memasang jet di sebuah papan tanpa ragu ia langsung menyalakan mesin jet papan lalu pergi. 

 

Namun dalam pandangan Moriv, Vall ternyata tak membiarkannya begitu saja. Ia sudah berada di atasnya melayang di udara.

 

"Apa bagaimana mungkin?" Moriv keheranan lalu mengeluarkan pedang plasma dan mencoba menyerang Vall. Namun serangan itu tak mengenainya. 

 

"Kau bahkan tak menyadari, kalau aku mengendalikan udara dan gravitasi di sekitar," Vall kemudian mengubah tangannya menjadi pistol lalu menodongkannya ke arah Moriv. 

 

"Sekarang pilihlah, kau ingin bersama kami atau mati," tawar Vall.

 

"Kau sudah gila Vall, kita ini manusia dan kau membuang seluruh kemanusiaanmu."

 

"Aku tak membuangnya, aku hanya meningkatkannya ke tahap yang lebih tinggi."

 

Saat Vall berbicara, Moriv langsung mengambil sebuah granat elektromagnetik dan cahaya, lalu meledakannya sekaligus, Moriv langsung melepaskan diri dengan mementalkan tubuhnya ke permukaan tanah, lalu pergi menyusuri bangunan.

 

  *****