webnovel

Sosok Terkuat

"Pada dasarnya akan sangat mudah untuk melawannya jika ia akan mati dengan sekali menyerangnya, tapi butuh beberapa kali untuk membunuh seorang iblis tingkat tinggi," ucap Tirta, pakaiannya kemudian berubah seperti baju gothic, sepertinya pola serangannya juga akan berubah, pakaiannya berubah setiap kali kekuatan yang ia pakai berbeda.

"Kenapa kau bergonta-ganti pakaianmu?"

"Pola serangan yang sama tidak akan mempan padanya."

"Begitu ya."

Aku bisa melihat dari kejauhan monster-monster itu memulihkan dirinya cukup cepat, tingkat perbaikannya sungguh luar biasa. Tapi salah satu diantaranya hilang.

"Apa yang terjadi dengan satunya?"

"Ia lenyap, namun energinya mengalir ke empat lainnya, sehingga empat yang tersisa bertambah kuat."

"Jangan bilang kita harus membunuhnya hingga menyisakan satu."

"Tentu saja sampai menyisakan satu nantinya, dan ketika menyisakan satu kekuatannya akan dilipatgandakan."

Aku sendiri tak mampu menghadapi mereka sekarang, aku tak sanggup membayangkan sekuat apa nanti ketika mereka benar-benar menyatu.

"Apa ada yang bisa kubantu?"

"Ya, jaga mereka, dan pastikan dirimu selamat."

Aku melihat makhluk-makhluk itu mulai bangkit sepenuhnya. Tirta melakukan peregangan pada jarinya, ia langsung hilang dari sisi sebelahku dan mendapatinya sudah berada di atas mereka. Ia memandangku sejenak, itu seperti sebuah tanda agar aku segera mengevakuasi diri. Ia melemparkan sesuatu, seketika sebuah pilar besar menancap ke arah monster-monster itu, pilarnya menghantam tanah hingga menimbulkan getaran di sekitar, aku segera melakukan teleportasi hingga ke arah mereka.

"Apa yang terjadi?" ucap Lina heran.

"Ikutlah bersamaku, tidak ada waktu."

Aku segera memegang tangan Lina dan Vall, kemudian memindahkan mereka dengan teleportasi ke bawah tanah.

"Hei, apa yang barusan kau lakukan?"

"Kalian, tetaplah disini."

Disini memang tempat teraman, karena kuyakin Tirta akan habis-habisan melawan raja iblis yang datang ke istananya ini. Aku segera melakukan teleportasi kembali lalu aku melihat corak seperti hologram membentuk banyak simbol di langit-langit.

Darr!

Simbol itu menghilang diiringi suara ledakan dan dengingan yang begitu memekakkan telinga. Aku kemudian menteleportasi diriku ke atas gedung istana. Di tengah-tengah area monster sebelumnya muncul seperti laser yang bergantian menembaki monster itu. Tirta nampaknya ada disana sembari mengamatinya. Karena aku penasaran, jadi aku langsung berteleportasi ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan Mikka, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk berlindung?"

"Tapi aku penasaran apa yang terjadi."

"Ini bukan tontonan, bisa saja membunuhmu."

"Tapi ..."

Drrrr!!

Suara raungan menggema dari bawah sana. Aku bisa merasakan tekanan intimadasi yang begitu kuat. Tubuhku rasanya menjadi lemah, tanpa sadar tanganku menjadi gemetar setelah mendengar suara itu.

"Jika kau merasa ingin mempelajari pertarungan ini, kau bisa lihat rekamannya saja nanti."

"Memangnya ini tontonan film, ada rekamannya?"

"Tidak juga."

Tapi memang benar, aku takkan sanggup bahkan untuk memperhatikan pertarungan ini, jika hanya dari suara raungan saja sudah membuat tubuhku kaku, serta membuat naluriku yang ingin segera pergi dari tempat ini.

"Baiklah, aku akan pergi."

Dari perkataannya, ia cukup serius. Untuk sekarang kurasa aku sudah cukup puas melihat kegilaan ini, jika diteruskan mungkin selanjutnya aku akan meregang nyawa.

"Tunggu sebentar, kau tak tetap disini saja?"

"Kenapa? Bukankah kau menyuruhku melindungi diriku sendiri."

"Sekarang berbeda, mereka mengincarmu. Akan lebih baik jika kau berada dekat denganku, ambil ini."

Ia melemparkan pisau yang ia keluarkan dari dalam dimensi, lalu aku menangkapnya. Entah kenapa tubuhku menjadi terasa tidak terkena tekanan dari iblis itu lagi, dan sedikit menjadi ringan. Kalau dalam sebuah game kurasa pisau ini memiliki beberapa efek yang mampu meningkatkan statusku, kalau bisa kunilai sekarang, kurasa ini pisau berperingkat SSR yang mampu membuat penggunanya menjadi mampu membuat party untuk melawan last boss yang mulanya belum bisa apa-apa. Game seperti itu memang ada juga di duniaku, dimana developersnya membuat suatu item yang sangat kuat, alhasil orang yang baru bermain pun dapat mengalahkan player lama yang kurang terlalu beruntung dalam dunia per-gacha-an.

"Lalu setelahnya, aku harus bagaimana?"

"Pegang pisau itu, dan tetap berdiri disini."

Sudah bisa dipastikan kalau sekarang aku hanyalah beban, kuamati dirinya kelihatannya masih berpikir keras soal bagaimana mengalahkan iblis itu, kulihat iblisnya sekarang hanya tersisa dua, namun badannya lebih besar, dan keduanya membawa kapak. Kostum Tirta berganti lagi, kini seperti gaya steampunk namun ada beberapa corak bunga serta hiasan di kepalanya mirip seorang bangsawan, ya, sejak awal Tirta memang seorang bangsawan, tapi dengan memakai kostum ia yang sekarang. Kebangsawanannya menjadi kelihatan jelas.

"Kenapa kau melihatku terus-terusan?" ucap Tirta ketika ia menyadari aku memandangnya terus=terusan. Itu memang diluar kesadaranku, bukannya aku tidak sopan tapi memang tak sengaja.

"Ah, maaf mungkin aku sedikit terkesima."

"Sudah pastilah, siapa yang tidak terkesima dengan ratu anggun nan cantik sepertiku."

Aku langsung berpaling, kesombongannya itu sepertinya memberikan nilai minus tersendiri, itu memberi keuntungan bagiku tersendiri, jika dia terlalu sempurna mungkin aku akan lebih tidak percaya diri untuk menyukainya. Selain itu dia memiliki sifat yang minus sebagai seorang pembohong yang suka mengerjaiku.

Wassh!

Saat aku masih berpikir pendapat soalnya, tiba-tiba salah satu monster langsung melompat ke arah kami, Tirta menciptakan rantai yang entah darimana muncul membelenggu iblis itu cukup kuat. Salah satunya yang masih menginjakkan diri di permukaan membuat hempasan dengan senjatanya seperti angin. Namun lagi-lagi Tirta mampu menghalau serangan itu dengan menciptakan perisai yang terlihat semu meredam serangan itu.

Rantai kembali tercipta mengikat tubuh monster yang satunya juga. Beberapa rantai itu kemudian menghimpit satu sama lain hingga kedua monster itu kemudian berhimpit satu sama lain, menimbulkan teriakan kesakitan dari keduanya. Pertarungan ini nampaknya tak imbang dengan Tirta yang sangat unggul, ia nampak tersenyum ketika monster-monster itu mengaum kesakitan.

"Setelah aku membunuh yang ini, raja iblis itu akan memperlihatkan wujud terkuatnya."

Dari ujung rantai yang terlihat berbatasan dengan sebuah dimensi, lalu muncul energi kecil seperti sebuah lapisan cahaya yang melekat di rantai, lapisan itu berjalan dari ujungnya menuju monster itu.

Dar!

Tabrakan dari energi itu terjadi menimbulkan ledakan halus, namun terlihat mematikan yang bahkan mampu melebur rantai-rantai itu. Setelahnya energi dari ledakan itu meredup menyisakan debu-debu yang tercipta setelah hancurnya tubuh monster iblis itu.

"Itu benar-benar gila."

"Setelah ini, akan lebih gila lagi, perhatikan baik-baik."

Debu-debu itu kemudian bergerak perlahan, lalu berpusar membentuk seperti sebuah pentagram. Aku melihat di area sekitar seperti materinya lebur bersatu dengan debu-debu itu. Seolah debu itu memakannya.

"Kenapa kau tak menghancurkannya saat ia berusaha bangkit."

"Andai bisa sudah kulakukan, tapi itu seperti mencoba membunuh seseorang yang belum terlahirkan di dunia, jadi hal itu hanya sia-sia. Kau mungkin berpikir ingin memisahkan debunya bukan? Agar tak bangkit?"

"Iya, tapi kelihatannya materi di sekitar seperti terserap."

"Benar sekali, iblis itu menyerap materi di sekitar untuk membangkitkan dirinya."

Sejenak kemudian terlihat sosok seperti seorang manusia, namun dengan tanduk dan terlihat menyeramkan.

*****