webnovel

=13=

Angga itu galau, iya dia lagi galau.

Galaunya karena sekarang dia lagi dilema, dilema mau beli mie goreng atau mie kuah dan itu dia mikir selama tiga puluh menit di stan mie di minimarket dekat apartemen nya. Angga ini tinggal di apartemen nya sendiri, gak mau ngekos karena gak ada kos yang dekat dengan sekolahnya, untung sultan. Selagi dia mikir, tiba - tiba ada sebuah tangan yang memukul bahunya sedikit keras.

"Ngapain bengong disini? "

"Lagi mikir enaknya beli mie goreng atau mie kuah ya? "

"Yeu.. Mikirin yang gituan, gak guna!"

"Aya kasih saran dong, enaknyanya gue beli mie goreng atau mie kuah? "

Oh ternyata orang itu Aya yang kini lagi berbelanja di minimarket dan tak sengaja bertemu Angga yang sedang berdiri di stan mie instan.

"Mi goreng" jawab Aya acuh dan mengambil beberapa mie instan buat setokan di rumah.

"Ya udah mie kuah aja" kata Angga dan mengambil mie kuah.

"Gak jelas lu! "

"Enaknya beli rasa soto atau kari?" kali ini Angga kembali merasa dilema ketika harus memilih diantara soto dan kari. Terserah angga saja. Aya yang mendengar itu hanya memutar matanya malas dengan tingkah random Angga.

"Pikir sendiri" Aya melangkah pergi menuju kasir.

Aya itu kadang jutek, kadang pecicilan kayak orang gila. Suka sama Oppa-oppa korea karena dia adalah k-pop sejati.

Gak bisa kalau gak liat video boyband korea atau gak nonton drakor sehari aja, rasanya itu kayak gula-gula tapi gak manis. Hambar hidup.

Aya ini kalau libur di apartemen, kalau sekolah dirumah. Soalnya dia gak bisa bangun pagi jadi harus ada yang bangunin, minimal teriak sama ada yang narik dia aja supaya bangun. Kalau libur bangun jam 11 kalau sekolah jam 6 karena ada mamanya yang bangunin. Aya saat ini lagi di rumah Nia kerja tugas, terus gak sengaja liat abangnya Nia yang ganteng kayak Adipati Dolken.

"Nia, abang lo kok gue baru liat ya?" tanya Aya kepo yang kini buat tugas dikamar Nia ditemani keripik sama martabak yang Aya beli.

"Yaialah, jarang dirumah abang gue. Dia itu kuliah diluar kota, nah sekarang lagi libur jadi pulang aja dia" jelas Nia.

"Oh, namanya siapa? "

"Siapa? "

"Abang lo lah, masak penjual bakso"

"Erik, kenapa lo nanya? Naksir ya? "

"Hehehe" Aya hanya nyengir

"Yaudah deketin aja, lagi jomblo dia" kata Nia acuh sambil memakan kripiknya

"Malu gue ah"

"Ngapain malu? Biasa lo malu-maluin" celetuk Nia

"Emang dasar temen laknat!"

"Hm"

"Eh Nia tadi gue ketemu Angga pas di minimarket, lo tau gak dia lagi ngapain? Beli mie!" cerita Aya tiba - tiba.

"Terus? "

"Ya gak pa pa, cuman cerita aja sih"Nia hanya memandang sahabatnya ini dengan datar.

Tring tingtingting ting ting tringtingting...

Bunyi suara ringtone handphone Aya membuat Aya yang goleran di kasur Nia langsung mengambil hpnya di tas dan melihat siapa yang menelpon.

Angga.

"Kenapa? " tanya Aya

"Woi tali jemuran lo dimana? " sahut Angga dari seberang sana.

"Kepo lu! Napa emangnya"

"Gue di apartemen lo!"

"Ngapain bambank? Minta nasi lo? "

"Eh sembarang lo. Nih gue mau ngembaliin barang lo yang jatuh"

"Hah? "

"Hah hah hah, cepetan napa. Pegel kaki gue berdiri terus di depan"

"Yaelah sabar! "

" mau hujan, nanti Shawn Mendes kehujanan"

"Shawn Mendes pala lu empat, lu tuh kelapa parut! "

"Cepat! Gue jamuran nih"

"Otw" Aya mematikan telponnya dan mengemasi barang - barangnya.

"Nia gue pulang ya!"

"Kemana? "

"Ke apartemen"

"Tumben"

"Besok kan libur hari sabtu" jelas Aya

"Oh, yaudah hati - hati! " Setelah itu Aya pergi dan tak sengaja bertemu dengan abangnya Nia yang lagi kasih makan kucing dengan kangkung. Emang kelinci.

"Eh Aya, mau pulang? " tanya Erik

Aya yang ditanya gitu sama orang ganteng didepannya ini langsung salting.

"I..iya bang" ucap Aya tersenyum

"Ya udah hati - hati ya! Maaf gak bisa nganterin kedepan, ini lagi ngasih makan kucing sayur biar sehat dia" ucapnya sambil menunjuk kucing yang dari tadi dipaksa makan kangkung.

"Iya bang gak papa, lanjutin aja bang" Aya beranjak dari situ.

"Ganteng - ganteng kok bego ya" gumam Aya saat didepan rumah Nia dan pergi dengan motornya.

Saat ini di dalam Erik tengah memaksa sang kucing kesayangan mau makan kangkung mentah.

"Cing cing, ini makan sayur dulu supaya lu sehat. Jangan makan daging terus lo, sekali-kali makan sayur lo. Supaya nanti lo gak kena kolesterol, kalo lo kena siapa yang susah? Gue!" iyain ajalah.

"Punya abang kok stress" ucap Nia saat melihat abangnya gitu. Udahlah sabar.

~#~#~

Aya hanya menatap pemuda didepannya ini datar, bisa - bisa nya makan mie yang dibeli Aya beberapa jam yang lalu.

Siapa lagi kalau bukan Angga. Iya, angga tadi datang dengan jalan kaki sambil membawa belanjaannya. Katanya mau ngembaliin barang yang gak sengaja dijatuhkan Aya waktu pulang dari minimarket.

"Untung gue yang dapet, coba kalau orang lain" Kata Angga disela - sela makan mie nya.

Padahal Angga tadi beli mie instan goreng dua bungkus tapi makannya mie punya Aya. Katanya pengen cobain yang kuah karena dia belinya yang goreng tadi.

Kayaknya dia milih yang kuah deh tadi kenapa belinya yang goreng? Begitulah pikiran Aya.

"Enak banget ya lo, untung hujan kalau gak udah gue usir lo"

Waktu Aya baru sampai di apartemen nya, hujan turun dan dengan terpaksa Aya mengizinkan Angga di apartemen nya dulu sampai hujan reda.

"Udah gue bawain juga pembalut lo"

Aya hanya memandang Angga datar. Iya, tadi Angga bawain pembalut Aya yang gak sengaja jatuh didepan toko minimarket. Aya hanya melotot waktu Angga ngasih pembalut sama dia, mukanya udah merah nahan malu. Mana pembalut daun sirih lagi.

"Aya ambilin minum kek, haus nih! " ujar Angga membuat Aya ingin buang dia ke empang buaya.

"Tunggu! " ujar Aya ketus tapi tetap mengambilkan Angga segelas airputih.

"Makasih" ucap Angga dengan senyum sok imutnya.

"Idih jijik bego! "

Hujan belum juga reda, itu membuat Aya ingin menendang dan mengusir Angga yang lagi nonton gosip sambil ngemil jeruk yang Aya beli.

"Jeruk gue jangan dimakan, baru aja gue beli" Kesal Aya dan mengambil paksa Jeruk dari tangan Angga.

"Elah minta satu doang, pelit lo! "

"Pulang lo sana! Pulang! Hujan udah reda tuh"

"Lo buta atau gimana, masih deras itu nyet! Lo mau gue basah - basah gitu?!" tunjuk Angga pada jendela yang menampakan hujan masih sangat deras dengan petirnya.

"Iya, pula... "

DUAAARRRRR....

Bunyi suara guntur mengagetkan mereka berdua dan tiba - tiba lampu mati, untung masih sore. Tapi tetap aja agak gelap soalnya lagi mendung.

"Nah mati lampu kan, lo sih!" tuding Aya.

"Loh kok nyalahin gue, salahin noh PLN. Kenapa lampunya di matiin!"

"Tau ah gelap" Aya ngambek dan duduk disamping Angga.

"Ya emang"

Akhirnya mereka terus beradu bacot sambil jambak - jambakan dan berakhir ketawa gak jelas kayak orang gila. Mana rambut mereka bentuknya kayak orang stres lagi. Udahlah biarin aja, biarin mereka dengan momentnya. Mungkin itu perlu proses.