Pagi ini keluarga Min sedang menikmati sarapan pagi mereka taemin pun juga ada di sana. Saat ini entah apa yang terjadi suasana di meja makan itu terlihat suram dan mencekam tak seperti biasanya.
"Tuan yoongi, maaf em... Tuan jimin...
"Jangan sebut namanya lagi. Aku tidak suka!" Nyonya Min menatap tajam pada taemin.
kini keluarga Min membenci jimin karena yoongi telah mengatakan semua pada ibunya dan jihoon. Awalnya jihoon tak percaya tapi entah kenapa jihoon ikut membenci jimin. Saat itu Taemin ingin menjelaskan semuanya karena tidak mungkin jimin melakukan hal itu karena dia sangat mengenal jimin terutama adiknya lee jie-un sebelum semuanya terlambat namun saat ini mungkin sudah sangat terlambat karena jimin sudah pergi entah kemana.
"Ne maaf nyonya. Em.. Tuan jihoon mari kita berangkat sekarang.."
"Ne taemin-ssi... Hyung , eomma jihoon berangkat dulu ne.." Ucap jihoon pada hyung dan ibunya.
"Ne sayang, belajar yang semangat!" Ucap nyonya min pada jihoon.
"Eomma aku akan berangkat juga!"
"Ne yoon hati-hati." Mereka bertiga pun keluar dari rumah itu dan menuju mobil mereka namun saat taemin dan jihoon baru masuk ke dalam mobil yoongi pun ikut menyusul masuk ke mobil yang taemin kendarai.
"Aku sedang malas menyetir."
"Baiklah tuan." Taemin pun mulai menyalakan mobilnya dan segera pergi dari sana. Mereka pun sampai di sekolah dan setelah jihoon masuk ke gedung sekolah taemin akan menyalakan mesin mobilnya namun suara yoongi menghentikannya.
"Kau ingin mengatakan apa tentang jimin?" Yoongi menoleh pada taemin meminta jawaban.
"B-begini tuan emm... Jimin.. Sudah pergi tuan." Ucap taemin dengan gugup.
"Apa maksudmu?"
"Enam bulan yang lalu jimin di bawa pergi oleh beberapa orang."
"Di bawa pergi kemana? Dan sudah selama itu?"
"Entahlah tuan saya juga tidak tahu tapi saya akan menunjukan sesuatu." Taemin menunjukkan rekaman CCTV pada yoongi. Yoongi pun mulai memutar rekaman itu dan yoongi pun terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Bukankah orang itu adalah Lee seung gi pemilik dari SG Group? Bagaimana dia bisa mengenal jimin?" Yoongi pun bingung ada hubungan apa antara Lee seung gi dan jimin? Kalau jimin punya hubungan dengan pria itu tidak mungkin jimin bekerja banting tulang seorang diri demi mencukupi kebutuhannya. Dan sekarang mengapa dia membawa jimin dan kemana? Pikiran yoongi terus berputar dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
.
.
.
"BRENGSEK!! APA INI? KALIAN NIAT KERJA ATAU TIDAK HAH! MENGERJAKAN INI SAJA TAK BECUS. KELUAR KALIAN, MULAI HARI INI KALIAN KU PECAT!!" Sejak enam bulan kepergian jimin, jungkook semakin semena-mena dan bertindak sesuka hatinya. Sering uring-uringan entah itu kesalahan besar atau pun kecil jungkook tak segan-segan memecat karyawannya.
"ARGHHH... SIALAN!!" Jungkook menarik rambutnya frustasi entah mengapa dia seperti orang tak waras setiap harinya.
"Jungkook apa yang kau lakukan?!" Tuan jeon Namjoon pun datang keruangan putranya setelah mendapat laporan bahwa jungkook kembali memecat karyawannya.
"....." Jungkook diam tak menghiraukan teguran ayahnya karena pikirannya begitu kalut dia bingung dengan dirinya sendiri entah ada apa dengannya seakan ia ingin mencari jimin dan bagaimana pun caranya dia harus menemukannya.
"Jungkook!"
"Sudahlah ayah, aku pusing!" Jungkook beranjak pergi dari ruangannya meninggalkan ayahnya yang mengomelinya.
"Aishh.. Anak itu bisa-bisa gila menghadapinya."
.
.
.
"Hyung... Aku ingin makan tom yam ." Saat ini jimin sedang berada di dalam ruang kerja seung gi Sedang merengek meminta sesuatu. sejak dua bulan yang lalu jimin berubah jadi lebih manja dan sensitif setiap keinginannya harus terpenuhi. Usia kandungan jimin saat ini sudah 6 bulan lebih satu minggu perutnya pun sudah membuncit.
"Ne sebentar, biar hyung pesankan." Jimin pun menggeleng.
"Tidak hyung aku ingin kita beli berdua di kedai p' bank ne.. Ne.." Seung gi pun menghela nafasnya dan segera beranjak dari mejanya.
"Ne.. Ne..."
"Yeaaay.. Seung gi hyung yang terbaik." Ucap jimin yang kini memeluk seung gi.
"Kalau musuhnya ibu hamil hanya bisa pasrah." jimin pun tertawa dengan ucapan seung gi.
Jimin dan seung gi pun pergi ke kedai tom yam milik p' bank. Tempatnya tak jauh dari mansion seung gi cukup berjalan kaki hanya memakan waktu lima menit dari mansion nya.
Mereka pun sampai di kedai itu dan segera masuk ke kedai itu.
"P' bank...." Sapa jimin pada pemilik kedai itu.
"Eh.. Kitty kau datang!" Pi bank yang melihat jimin pun mendekatinya dengan mata berbinar.
"Hey! Sudah ku bilang jangan memanggil adik ku seperti itu."
"Maaf tuan seung gi tapi, jangan salahkan aku jika memanggilnya kitty salahkan adik mu yang menggemaskan seperti anak kucing." Ucap p' bank sambil mencubit gemas pipi chubby jimin.
"P' bank ih sakit tahu." Ucap jimin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aish.. Apa yang kau lakukan?!" Seung gi tak terima adik nya menjadi pelampiasan kegemasan orang-orang. Seung gi pun mengusap pipi jimin.
"Hahaha.. Baiklah kalian mau pesan apa?"
"Seperti biasa ya p' bank."
"Ok kitty pesanan kalian segera datang." P' bank pun pergi ke dapur mengambilkan pesanan jimin dan seung gi.
Jimin dan seung gi yang menunggu pesanan mereka pun asik mengobrol sampai suara seseorang menyapa telinga ke duanya.
"Kittyyyyy...." Ucap dua orang yang berlari ke arah jimin bersamaan.
"YAKK!!" Seung gi di buat menggila di kedai itu akibat orang-orang memanggil jimin dengan seenaknya.
"Kitty, ada apa dengan kakakmu itu?" Ucap pria manis bernama gun yang kini berada di samping jimin.
"Karena kalian memanggilku kitty."
"Oh..." Ucap dua orang itu bersamaan.
"Oh ya kitty, bagaimana baby?" Tanya gun sambil mengusap perut buncit jimin.
"Baik baik saja."
"Aku tak sabar melihatnya." Ucap pria tampan bernama off.
"Sabar p' off masih tiga bulan lagi."
"Tiga bulan itu lama kitty,."
"Hey sudah, apa mulut kalian tak lelah dari tadi bicara terus!" Ucap seung gi yang sudah malas mendengar ocehan pasangan offgun itu.
"Hey tuan, kami memang seorang youtubers jadi mulut kami sudah terbiasa dan juga hampir setiap hari mulut ini olahraga.
"Olahraga eoh? Apa mulutmu olahraga jogging?"
"Bukan hanya jogging tuan tapi olah raga kulum mengulum." Off pun mendapat pukulan di kepalanya akibat ucapannya yang ambigu.
"P' off, mulutmu."
"Kenapa? memang benar kan." Ucap off sambil menaik turunkan alisnya.
"Hey, jangan bermesraan di sini. Sana jauh-jauh kalian membuatku mual.." Seung gi mendorong dua orang tak waras itu menjauh. Dan jimin hanya bisa tertawa melihat tingkah orang-orang itu.
"Hyung sudahlah ingat umur.."
"Hey, aku masih muda kalau kau lupa."
"Masih muda tapi suka marah-marah nanti keriput lo.."
"Kau..
"Sudah ku bilang jangan suka marah-marah ."
"Aish.. Aku jadi rindu saat kau takut padaku." Gumam seung gi yang tak bisa di dengar oleh jimin sambil melirik ke arah lain.
"Apa?"
"Bukan apa-apa." Jimin akhirnya mendengus kesal. Jimin dan seung gi akhirnya menikmati makanannya sampai tak tersisa dan setelahnya mereka segera pulang karena hari semakin larut.
Jimin dan seung gi pun telah meninggalkan kedai itu dan berjalan pulang namun jimin merasa seperti ada yang mengikuti mereka. Jimin pun menoleh ke belakang namun tak ada siapa pun di sana.
"Ada apa jimin?" Tanya seung gi yang merasa aneh pada jimin.
"Entahlah hyung perasaan seperti ada yang mengikuti kita." Seung gi pun menolehkan kepalanya ke belakang dan tak mendapati siapa pun.
"Mungkin hanya perasaanmu saja jimin."
"Yah mungkin saja." Mereka pun akhirnya melanjutkan langkahnya menuju rumah dan tanpa mereka tahu seseorang berhodie hitam menampilkan seringainya.
"I found you."
𝙏𝙗𝙘