Sosok yang Dirindukan

Beberapa tahun kemudian.

Natalia melangkah pelan, menaiki satu per satu anak tangga. Sesekali, manik matanya menatap pintu kamar yang terdapat tepat di sebelah kamarnya. Masih begitu hening, tidak terdengar kegaduhan sama sekali. Bahkan, pintu tersebut masih tertutup, sama seperti semalam saat dia meninggalkannya.

Natalia kembali melangkahkan kaki, menuju ke arah kamar ketika sudah berada di anak tangga terakhir. Dia segera membuka pintu kamar dan melangkah masuk. Manik matanya menatap ke arah ranjang, di mana putra kecilnya masih tertidur dengan lelap dalam dekapan selimut bergambar spiderman. Natalia yang melihat pipi menggembul putranya semakin tersenyum lebar dan kembali melangkah.

Natalia menghentikan langkah ketika berada di dekat ranjang. Perlahan, dia mulai duduk dan menatap putranya lekat. Tangannya mulai terulur, menyentuh pipi putranya lembut.