webnovel

IDOLA RASA TEMAN

Arayan Xander adalah idola yang namanya sedang naik daun sekarang. Dia tergabung di salah satu boygrup bernama AJA. Di konser terakhir mereka, insiden buruk menimpa Arayan yang mengakibatkannya harus Hiatus dari dunia musik. Selama masa pemulihan Arayan memilih melanjutkan sekolah yang sempat terputus. Dikesempatan itu Arayan bertemu dengan teman masa kecilnya. Namun, gadis itu tidak mengenali Arayan sebagai temannya atau seorang artis.

butiran_senja · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
2 Chs

KONSER AJA

Hari telah berganti. Siang yang terik kini mulai damai dan tenang. Meski begitu tidak menyurutkan semangat wajah-wajah muda yang terus menanti kedatangan para Idola di salah satu gedung serbaguna.

Tidak masalah jika harus menunggu tiga atau empat jam, bagi mereka waktu itu akan terlewati dengan indah jika bersama teman-teman yang lain.

Bukan tanpa sebab mereka menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berdiam diri di sebuah gedung serbaguna yang terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan kota tersebut. Walau panas telah membakar tubuh mereka, tetapi semangat dalam diri tidak sedikitpun pudar. Mereka tetap setia menunggu datangnya idola yang selama ini telah mereka nanti.

Di hari yang spesial ini, Boygrup bernama AJA yang beranggotakan tiga orang pria kece masing-masing member bernama, Arayan Xander, Jino Wang dan Aldino Otis. Mereka dijadwalkan akan menghibur para penggemarnya di gedung ini tepat setengah jam lagi dari sekarang. Maka dari itu semua penonton yang mayoritas para gadis sudah tidak sabar untuk melihat kemunculan para pria-pria lucu tersebut.

AJA bukanlah boygrup yang berusia dewasa, melainkan mereka para anak-anak yang baru beranjak remaja. Atau istilahnya ABG (Anak Baru Gede) usia mereka terbilang masih sangat belia yaitu sekitar 18 tahun. Namun, kemampuan mereka tidak bisa diragukan lagi. Talenta yang dimiliki Arayan dan kawan-kawan tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja. Konsep mereka dalam bernyanyi dan menari patut untuk diperhitungkan di industri musik tersebut.

Tentu saja Arayan dan kawan-kawan mampu menarik minat para remaja untuk menyukai konsep musik yang coba mereka jual. Jadi tidak heran pula jika para penonton konser mereka adalah para gadis-gadis yang usianya tidak jauh dari mereka.

Tiga puluh menit sebelum konser dimulai. Tim dan para staf serta penyelenggara acara segera mempersilahkan para penonton untuk memasuki area konser, yaitu panggung besar yang nantinya AJA akan tampil.

Di lain sisi. Arayan yang baru saja berganti pakaian mencoba berlatih fokal terlebih dahulu. Dia bersenandung dan melalukan pemanasan kecil guna melatih otot-otot tubuhnya tidak tegang.

Di antara member yang lain Arayan terlihat lebih gelisah. Sesekali wajahnya mengeluarkan keringat dan saat itu juga tim make up berusaha memberi bedak kembali. Setidaknya itu harus terjadi sampai konser dimulai kurang lebih tiga puluh menit lagi.

"Kau lebih tegang hari ini sepertinya?"

Seorang remaja berpakaian rompi berwana coklat dan biru, serta tatanan rambut yang sudah rapi berjalan dari ruangan sebelah menuju Arayan yang berada di depan meja rias.

Arayan berbalik badan memandang remaja yang usianya hanya terpaut dua bulan tersebut. Pemuda itu bukanlah orang asing bagi Arayan, sebab dia adalah Jino Wang. Rekan satu grup Arayan di AJA.

"Kau datang sendiri. Di mana Aldino?"

Arayan mencari salah satu rekannya yang lain. Seseorang yang juga seusia dengannya. Hanya saja Aldino lebih tua dari mereka beberapa bulan saja. Arayan melihat ke belakang, Jino datang seorang diri tanpa adanya Aldino di sampingnya.

"Kau tahu sendiri bukan Aldino itu seperti apa?"

Jino duduk di kursi yang berada di dekat Arayan, sambil dia memainkan layar ponsel yang setelah ini mungkin tidak bisa dirinya sentuh.

Jino membuka media sosialnya guna melihat apa saja yang sedang dibicarakan oleh para pengguna sosial media lainnya di sana. Terutama memeriksa apa yang sedang Aldino lakukan melalui laman media sosial mereka.

Benar saja yang Jino pikirkan. Aldino sedang melakukan siaran langsung di salah satu akun sosial media miliknya. Arayan yang semula tidak memperdulikan hal yang sudah biasa terjadi itu, kini mulai penasaran. Tindakan apa yang Aldino akan tunjukan demi memuaskan hasrat fans yang tidak sapat menonton konser secara langsung.

"Aku juga ingin melihatnya."

Jino masih asik melihat siaran langsung Aldino dari layar ponselnya. Tidak lupa Arayan menghampiri Jino dan bergabung dalam keseruan tersebut.

Mereka menyaksikan tingkah Aldino yang mengajak para fans untuk bernyanyi bersama. Dia membawakan satu lagu yang menjadi andalan dari boygrup mereka.

Tidak luput dari sana. Jino dan Arayan pula larut dalam siaran langsung tersebut. Mereka bernyanyi bersama membaur dengan para fans yang mungkin ikut bernyanyi meski dari kejauhan.

Lima menit berselang. Seorang wanita berpakaian staf datang ke dalam ruangan. Dia membawa dua buah minuman di tangan serta beberapa macam obat yang biasa Jino dan Arayan konsumsi.

"Ini obat kalian."

"Konser akan segera dimulai. Jadi kalian harus segera meminum obatnya. Paham!"

Staf itu tidaklah asing bagi Jino dan Arayan. Dia wanita yang selalu mengingatkan mereka untuk selalu minum obat dan makan, staf itu melakukannya secara rutin guna menjaga stamina mereka tetap sehat

"Terima kasih, Nona Lia."

Jino dan Arayan sama-sama mengucap terima kasih pada staf yang bernama Lia itu. Tidak lama setelah itu Lia keluar dari ruangan sebab tugasnya telah selesai. Sekarang giliran Jino dan Arayan untuk disiplin demi kesehatan mereka juga.

Arayan mengambil obatnya dan begitu juga dengan Jino. Masing-masing dari mereka mengonsumsi obat yang berbeda. Namun, khasiatnya tetap sama yaitu menambah stamina agar tidak mudah lelah.

Obat telah masuk ke dalam raga, tentu ini tidak menimbulkan efek samping sama sekali. Jadi aman untuk Jino serta Arayan.

Tiga puluh menit berselang. Staf telah memanggil semua member AJA untuk bersiap-siap di belakang panggung. Mereka sudah tidak sabar menyaksikan wajah-wajah senang dari para fans yang telah memenuhi ruangan.

Suara gemuruh teriakan dari mereka semakin menambah semangat Arayan dan kawan-kawan. Rasa tegang yang semula menghantui Arayan perlahan hilang setelah mendengar suara dari para fans. Tentu Arayan tidak ingin mengecewakan mereka yang sudah berkorban tenaga hanya untuk menyaksikan konser ini saja.

Staf sudah memberi aba-aba agar AJA segera naik panggung. Lampu ruangan telah meredup, meski gelap seisi area tetap mengeluarkan cahaya yang terang dari sebuah lightstick. Boleh saja benda itu berukuran kecil, tetapi jika jumlahnya banyak maka ruangan pun akan menjadi terang.

Tiada hentinya fans bersuara guna memberi semangat bagi AJA yang sesat lagi akan menampilkan kebolehan mereka di atas panggung.

Musik mulai dinyalakan. Lampu yang semula meredup sekarang telah menyala kembali. Bersamaan dengan itu suara fans semakin bergemuruh sesaat wajah-wajah ganteng para remaja itu terlihat oleh mata.

Kali ini AJA membawakan lagu andalan mereka. Sebuah melodi yang menjadi awal karir Arayan, Jino dan Aldino di dunia musik.

Ketika musik telah dimainkan dan para remaja itu mulai menunjukan suara emas mereka. Bakat yang selama ini menjadi daya tarik boygrup tersebut.

Masing-masing member memiliki fokal yang sangat baik yang mampu menarik perhatian para penikmat musik. Terutama Arayan. Di usianya yang masih belia fokal yang dia kuasa sudah seperti penyanyi dewasa.

Lagu-lagu dengan melodi lambat menjadi andalan boygrup AJA. Meski mereka memiliki fokal yang okey, bukan berarti bakat mereka hanya di lagu-lagu bernada lambat saja.

Di penambilan kedua, AJA menjunjukan kebolehan mereka dalam hal dance. Tidak kalah dari fokal, bakat menari mereka juga sangat bagus. Jadi tidak heran Arayan dan kawan-kawan menjadi boygrup dengan jumlah fans yang banyak dalam satu tahun terakhir, setelah dua tahun mereka debut di dunia musik ini.