webnovel

Leo dan Bagas Bingung Karena Menduga dirinya Gay

"Siapa sih gadis, wanita, perempuan itu? Ahh membuatku kesal saja!" 

Violet berjalan seperti ular yang tidak memiliki tulang. Sangat lemas dan tak berdaya melihat kenyataan pahit sang idola, kekasih hati serta suami idamannya telah memiliki wanita lain. 

"Haduh, tak semangatnya daku!" keluh Violet. 

Saat meninggalkan Bagas tadi, Violet sama sekali tidak peduli Bagas akan kemana lagi. Hanya saja, Bagas memang sedikit aneh saat Violet menyentuhnya. Ketika sibuk dengan pikirannya yang sibuk memikirkan Leo dan gadis lain, ia sampai menabrak salah satu siswa. Siswa yang terbilang cukup keren ini, baru saja naik ke pohon untuk tidur. 

BUG! 

"Astaga, kenapa main tabrak, sih? Jalan pakai kata, dong!" seru Violet kesal. 

"Ya, maaf. Aku baru saja bangun, jadi masih sedikit ngantuk. Nabrak deh karena tidak melihatmu di depan," ucap siswa tersebut. 

Namanya Chandra Abigail. Seorang siswa dengan kecerdasan yang sama rata layaknya siswa lainnya. Candra sering kali tidur di atas pohon, karena baginya, tidur di atas pohon adalah suatu hal yang menyenangkan. 

Rupanya, Violet dan Chandra ini se-frekuensi. Mereka menjadi teman baik mulai hari itu. Membuat Bagas semakin bingung antara benar si Violet ini perempuan, atau memang dia seorang laki-laki. Namun, di sisi lain, Leo masih saja bersikap dingin kepada Violet. 

Mengetahui Violet sebagai perempuan membuatnya tidak nyaman sekamar dengannya. Sering kali, Leo dibuat tidak tenang jika sewaktu-waktu Violet akan berbuat nekat. Menghindari rumor jika dirinya gay juga, Leo memang memutuskan untuk menjauh dari Violet. 

Sampai tiba di mana, Violet bertemu dengan gadis yang pernah di tolong oleh Leo. Sebut saja namanya Queen. "Kakak!" teriaknya memanggil Violet. 

Violet terus menoleh kesana-kemari. Memastikan jika di sana memang hanya ada dirinya seorang. Setelah menyadari yang dipanggil Queen adalah dirinya, Violet pun menghampirinya. 

"Ada apa?" tanya violet. "Ya elah! Dia gadisnya Leo!" batinnya kesal. 

"Kakak kenal Kak Leo, 'kan? Kak Leo yang--" 

"Iya aku tau. Kenapa kau menanyakannya? Jika kau mencarinya, jangan bertanya padaku. Aku tidak tau dia dimana!" ketus Violet. 

Queen hanya  meminta  Violet untuk  menyampaikan pesannya kepada Leo  jika dirinya akan menunggu Leo di tempat kemarin. Hal itu membuat Violet semakin kesal. Dengan sinis, Violet menjawab, "Leo sibuk!" serunya kemudian pergi. 

Cinta memang sudah merasuki di dalam tubuh Violet. Mendengar jawaban Violet membuat Queen sedih. Queen terus memohon kepada Violet untuk membuatkan janji temu dengan Leo secepatnya. 

"Masalahnya apa ya, Kak? Kenapa Kak Leo susah di temui?" tanya Queen. 

"Masalahnya, aku cemburu, bodoh!" ungkap Violet dalam hati. "Dia masih ada beberapa latihan. Jika kamu mau menunggunya, maka tunggu saja!" Violet pun pergi meninggalkan Queen. 

Kecemburuan Violet sudah mendarah daging. Bahkan, disaat bertemu dengan Leo saja, ia malah memalingkan muka, persis seperti gadis yang sedan merajuk di tinggal kekasihnya. 

***

Di malam hari, Chandra selaku teman baru Violet, mengundang untuk datang ke acara minum-minum bersama dengan Bagas. Dengan tegas, Violet meminta Chandra untuk mengundang Leo. Bersama dengan Leo, nanti dirinya juga akan hadir. 

"Kenapa harus Leo, sih? Kenapa cari masalah dengannya?" protes Chandra. 

"Ya terserah akulah!" ketus Violet. Semenjak bergaul dengan para pria, memang sikap Violet perlahan berubah. 

Chandra mengatakan jika mengajak Leo mabuk adalah hal konyol sepanjang sejarah. Violet yang tak paham pun bertanya demikian. "Kamu tidak tahu, kah? Leo, kalau mabuk, dia akan mencium sembarangan orang!" seru Chandra membongkar aib Leo. 

Hari itu, Chandra terus saja membicarakan masalah Leo yang tidak pandai dalam mabuk. Membuat Violet memberanikan diri menyampaikan pesan Queen, gadis yang ditemui Leo sebelumnya di belakang sekolah kepada Leo. Entah mengapa, Leo begitu sangat marah kala mendengar pesan yang disampaikan oleh Violet.

"Eh, Leo. Gadis yang waktu itu bertemu denganmu di sekolah … dia memintamu untuk datang di tempat biasa. Sudah sana, kau temu dulu," ujar Violet. 

"Menyebalkan dan sangat merepotkan! Aku tidak suka gadis itu!" imbuh Leo dengan ketus. 

"Aku tidak ada hubungan apapun dengannya! Kenapa kamu tidak langsung menolaknya, hah!" Leo beranjak pergi begitu saja setelah marah-marah. 

"Lah, kenapa dia marah?" Violet bergumam. 

Sejak kesal dengan Violet sebelumnya, Violet  melihat Leo masih  melakukan lompat tinggi. Violet memang tidak tahu mengapa Leo marah ketika dirinya menyebut nama Queen. Tapi, ada hal yang Violet ketahui, ia  tahu jika sebenarnya Leo masih menyukai lompat tinggi. 

"Aku tidak tau mengapa kau marah padaku, tapi aku tau jika jiwamu dan lompat tinggi itu masih terikat kuat, Leo. Mengapa kau harus meninggalkan olahraga ini? Olahraga yang telah membesarkan namamu?"

***

Di sisi lain, Bagas masih saja bergelut dengan batinnya sendiri. Pasalnya, menyadari jika dirinya menyukai Violet. Bagas sampai  berpikir jika dirinya gay.

"Apa ini, mengapa aku terus memikirkan Vito?"

"Apakah aku sudah gila?"

"Apakah aku benar-benar menyukainya? Jantungku berdegup kencang ketika dia menyentuh tanganku,"

"Astaga apa ini! Aku … gay? No! Aku tidak mau!"

Kemudian, demi membuat perasaannya yakin bahwa dirinya bukan gay, Bagas pun mencari siswa gemulai dan mencoba menyentuhnya. Namun, tak ada gejolak apapun yang Bagas rasakan ketika bersama dengan siswa gemulai tersebut Berbeda dengan sentuhan tangan Violet sebelumnya.

"Kenapa aku tidak deg-degan? Sebenarnya Violet ini beneran laki-laki atau perempuan? Aduh, Mak! Aku takut jika aku menyukai sesama kaumku!" 

"Hah, jangan sampai aku kepikiran dengan Vito lagi. Aku pria normal, menyukai wanita, aku menyukai wanita!" 

Bagas kesal dengan perasannya sendiri karena terus kepikiran dengan Violet yang dianggap seorang laki-laki. Dimana dirinya memang memandang Violet berbeda. Bagas ini adalah orang yang nekat, dia akan berbuat apapun sesuka hatinya jika sudah menyukai suatu hal. 

Violet masih sibuk dengan Chandra membahas pesta khusus laki-laki. Leo sendirian di kamar, kemudian Bagas memikirkan sesuatu dan berniat menemui Leo di kamarnya. 

Tok, tok, tok ....

Suara pintu di ketuk, Leo sedang bersantai dengan membaca komik kesukaannya. Mendengar ada yang mengetuk pintu, Leo jadi penasaran siapa gerangan yang datang. 

"Apakah Vito sudah kembali? Tapi, bukankah dia baru saja keluar?" 

"Untuk apa dia pulang secepat ini?" 

Tak ingin penasaran dengan siapa yang datang, akhirnya Leo pun membuka pintu. Terkejut, dan kecewa karena Bagas lah yang datang. Bukan Vito yang sejak tadi ada dalam ingatannya. 

"Kau?" 

"Iya, ini aku. Bagas. Ada apa? Apakah kau menunggu seseorang? Mengapa kau terlihat begitu kecewa saat aku datang?" ketus Bagas. 

"Untuk apa kau datang kemari? Bukankah kau enggan berteman denganku lagi?" Leo mengatakan itu, sembari menutup pintu kamarnya. 

"Astaga, kenapa kau pendendam sekali, sih? Untuk apa kau seperti itu?" protes Bagas. 

Leo duduk kembali ke ranjangnya dan melanjutkan membaca komiknya. Sementara Bagas, masih melihat-lihat, barang yang dimiliki oleh Violet.