Mobil David berhenti tepat didepan pagar rumah Indy.
"Thanks banget ya kak. Oh iya, nih bukunya" Indy memberikan novel itu kembali.
"Buat lo aja. Anggap gue Dilan lo" canda David membuat Indy tertawa samar.
"Ya udah thank lagi ya haha" Indy memasukkan novel tersebut kedalam tasnya.
"Gue turun ya"
"Eh beneran gak akan ada bayarannya?" tanya David. Indy mengerutkan keningnya.
"Katanya gak akan ditagih uang ongkos" gumam Indy sambil mengeluarkan uang disakunya.
"Bukan duit, emang gue supir taxi lo"
"Terus?" tanya Indy heran. David mengeluarkan ponselnya.
"Nomor WA aja" Indy tersenyum dan mengambil ponsel David, diketiknya nomor WA.
"Nih kak. Udah ya gue turun. Thank"
"Iya sama-sama. Jangan lupa nanti nyanyi buat gue waktu kumpul musik" Indy mengangguk.
"Insyaallah" jawabnya lalu turun dari mobil dan menunggu David pergi.
"Bye"
"Bye" jawab Indy. Seperginya David, Indy membuka pagar dan melihat mobil Andre yang sudah terparkir rapi di garasi. Dengan cepat Indy masuk kedalam rumah.
"Kak Andre" teriak Indy sambil menaiki tangga. Sesampainya di depan pintu kamar Andre, Indy mengintip sedikit, melihat keadaan kamar yang sepi.
"Kak" teriaknya kencang sambil masuk kedalam kamar.
"Keluar woy, gue lagi di toilet. Sana keluar!" jawab Andre dibalas teriakan.
"Ngapain woy ditoilet? Bawa cewe ya!" canda Indy sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan senyum jail.
"Keluar! Berisik amat" geram Andre. Tak lama pintu kamar mandi terbuka, tangan Indy ditarik masuk kedalam kamar mandi.
"Liat, ada cewe gak?" tanya Andre, dengan jarak mereka yang begitu dekat, Indy terdiam beberapa saat, udara terasa memanas.
"Ih jangan deket-deket" Indy mendorong tubuh Andre agar sedikit menjauh. Entah kenapa ia merasa wajahnya memanas.
"Liat sendiri ada cewek apa enggak" jawab Andre ketus.
"Ya udah sih gak usah marah-marah kak. Pantes lo jomblo" Indy berusaha membuat suasana mencair kembali, dilihatnya sekeliling membuat Indy tersadar.
"Ini ngapain sih kita ngobrol dikamar mandi gini" Andre yang sepertinya tersadar juga melihat sekeliling.
"Ya lo berisik banget dek" Indy memutarkan bola matanya malas. Ia bergegas keluar dari kamar mandi namun tangan Andre seperti menahannya.
"Tadi dianterin siapa?" tanyanya tiba-tiba.
"Ya udah ngobrolnya diluar" jawab Indy sambil melepas pegangan Andre. Mereka berdua keluar dan duduk dikarpet bulu dekat meja belajar.
"Gue tadi dianter David, ketua OSIS disekolah. Keren kan" Indy tersenyum senang, memamerkan gigi rapinya.
"Mau ngapain lagi tuh orang" gumam Andre. Kening Indy berkerut.
"Maksudnya?" tanya Indy tak paham. Andre langsung menatap Indy dengan malas.
"Maksudnya ngapain tuh orang mau-maunya ngedeketin cewek berisik kayak lo dek" jawab Andre langsung dihadiahi cubitan kecil ditangannya.
"Yee, berisik-berisik juga cantik. Dari pada ganteng tapi jomblo terus"
"Udah deh de gak usah ngejekin gue terus. Kalo udah nemuin yang pas, pasti gue bawa pulang kerumah. Oh iya" Andre berdiri dan berjalan menuju tempat tidurnya, mengambil sesuatu dilaci, dan kembali duduk disebelah Indy.
"Apa nih?" Tanya Indy sambil membuka amplop putih yang Andre berikan. Dua buah foto yang selalu ia inginkan.
"Jadi juga nih foto" Indy tersenyum senang saat melihat dua foto tersebut, foto mereka berdua saat diBali, pasalnya Andre susah sekali diajak foto berdua, ia ingin menyombongkan foto itu pada teman-temannya.
"Gue upload di Instagram pasti banyak like sama komentarnya"
"Dih, paling fans gue semua yang komentar" Indy memutarkan matanya malas.
"Plis deh gak usah narsis" gerutu Indy.
"Dek, lo harus hati-hati ya sama cowok disekolahan lo. Jangan asal percaya, pilih-pilih dulu sebelum berteman. Kalo ada yang berani macem-macem bilang gue".
"Ih gak boleh milih-milih ah, sama siapa juga harus bertemen kak" protes Indy.
"Iya, pokoknya gue udah ngingetin lo. Udah sana keluar dari kamar gue, gue mau pergi lagi" Andre berdiri.
"Mau kemana? ikut. Pasti sama anak band kakak" Indy ikut berdiri dan mengikuti Andre yang mengambil jaket.
"Jangan ikut. Lo suka ganggu" tolak Andre.
"Ih pelit banget, kuburannya sempit loh kak" bujuk Indy.
"Ngapain kuburan gede-gede" jawab Andre ketus dan berjalan keluar kamar.
"Ih gak boleh loh jawab kayak gitu. Lo bener-bener mau ninggalin gue sendirian dirumah?" rengek Indy.
"Mamah jam empat-an pulang dek, tidur aja"
"Ih gak mau ah" rengek Indy kembali namun Andre terus berjalan menuruni tangga, Indy mendengus kesal dan berjalan masuk kedalam kamar, melempar tasnya diatas tempat tidur.
"Akhirnya gue punya foto baju couple bareng dia" Indy menatap kedua foto itu dengan senyum lebar. 'ting'. Indy mengeluarkan ponselnya, sebuah pesan masuk.
'Save ya. David'
"Ah kok hari ini gue bahagia banget" Indy membanting dirinya sendiri keatas tempat tidur.
'Oke kak. gue save'
🖤🖤🖤
Andre memarkirkan mobil disebuah cafe, ia keluar saat seseorang menghampirinya.
"Andre? Lo kok makin keren"Andre tersenyum dan sedikit mengacak-acak poni perempuan itu.
"Kita gak ketemunya cuma dua bulan oke. Masih aja modusin gue" Andre sedikit tertawa.
"Ya lo sok ngartis banget. Gue kirim pesan di Instagram baru dibales kemaren" jawabnya cemberut.
"Lo tau kan gue jangan buka yang gituan. Punya Whatsapp sama Line aja gue pusing banyak yang chat" Perempuan itu memutarkan bola matanya malas.
"Udah ah yuk masuk kedalem, yang lain udah pada kumpul"
🖤🖤🖤
Indy menatap jam sudah menunjukan pukul sebelas, entah kenapa ia gelisah Andre belum juga pulang, sudah berapa kali ia mencoba tidur namun hatinya tak tenang. Tak lama suara mobil dan pagar yang dibuka terdengar, dengan cepat ia turun ke lantai bawah.
"Belum tidur?" tanya Papa. Indy menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Haus pah, mau minum. Papa kok belum tidur?" tanya Indy.
"Biasa, nonton bola. Sambil nunggu kakak kamu pulang"
"Ya udah Indy ambil minum dulu ya pah" baru selangkah Indy hendak kedapur, suara pintu terbuka menghentikan langkahnya.
"Malem pah" sapa Andre lalu menatap Indy.
"Tumben anak kecil belum tidur jam segini"
"Haus. Enak aja anak kecil. Aku udah 16 tahun ya" sombong indy.
"Dre kamu ganti baju dulu" ucap papa. Andre mengangguk dan berjalan mendekati Indy.
"Mau dianterin gak ke dapurnya? Kalo malem biasanya semua barang suka hidup tau, bisa ngomong" canda Andre yang langsung dipelototi oleh Indy.
"Ngomong yang bener, nanti ada hantu baru tau rasa loh" gerutu Indy sambil berjalan kedapur, mengambil gelas lalu mengisinya penuh dengan air.
"Kakak dari mana sih? Malem banget pulangnya"
"Yee emang gue suka pulang jam segini de. Namanya juga cowok ya abis nongkrong lah" jawab Andre santai.
"Kenapa belum tidur?" tanya Andre balik.
"Tidur, cuma kebangun terus haus. Yuk ah ke atas"
"Eh de, ada yang mau gue tanyain" Indy menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Andre.
"Apa?"
"Cewek sukanya apa sih? Barang gitu" kening Indy berkerut.
"Lo punya pacar kak? Alhamdulillah. Bawa kerumah"
"Enak aja. Bukan, ini buat temen cewek" mendadak wajah Indy berubah cemberut.
"Lo mau ngasih ke temen cewek? Ke adik sendiri aja lo jarang ngasih barang kak"
"Tadi pagi gue kasih barang ke lo" jawab Andre polos.
"Oh iya lupa, pulpen masa depan" jawab Indy dengan senyum garing lalu melanjutkan jalannya kekamar.
"Yee malah pergi. Jawab dulu de, cewek sukanya apa" gerutu Andre mengikuti langkah Indy.