webnovel

I Hate My Birthday

g

wolf_1 · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
1 Chs

The Beginning

Dio seorang anak lelaki yg sangat ceria , yg selalu mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Setiap hari Ulang Tahunya ayah dan ibunya selalu memberinya hadiah dan menyiapkan acara yg mewah. Dia terlahir dari keluarga kaya dan terpandang. Ayahnya merupakan pemilik dari perusahaan ternama dan memiliki banyak aset kekayaan . Dio selalu mendapat kemewahan dan prioritas karena ayahnya.

Namun disaat usianya 7 tahun semua perlahan berubah, ayahnya yg penuh perhatian dan selalu peduli dengannya dan ibunya entah mengapa berubah menjadi seorang ayah yg acuh terhadap keluarga, ayahnya selalu tidak punya waktu untuk mereka , kasar dan bahkan kedua orang tuanya semakin sering bertengkar . Yg lebih menyakitkan Dio sering melihat ibunya dipukuli oleh ayahnya.

Suatu ketika Dio melihat ibunya masuk kesebuah ruangan yg tidak pernah digunakan , Dio mengikuti ibunya diam diam , dan mengintip kedalam ruangan itu. Dio melihat ibunya masuk kedalam lemari yg ada dikamar itu , dan dia mengikutinya . Dio penasaran , mengapa ibunya masuk kedalam lemari itu. Dio berusaha mendengar suara dengan menempelkan telinganya ke pintu lemari itu namun dia tidak mendengarkan suara apapun. Dia semakin penasaran, perlahan Dio membuka pintu lemari namun dia tidak menemukan ibunya , dia hanya melihat pakaian tua yg tergantung. Dia bingung , dan bertanya-tanya kemana ibunya pergi. Dia pun menggeser pakaian itu dan menemukan sebuah pintu. Akhirnya dia tau bahwa ibunya ada di balik pintu itu, namun dia tidak bisa membukanya, karena pintu itu dikunci dan memerlukan kata sandi . Dio pun semakin penasaran dia berusaha mendengar suara dari balik pintu itu , namun dia tidak dapat mendengar suara apapun. Akhirnya Dio keluar dan memutuskan untuk menunggu ibunya keluar dari ruangan itu. Dia berpura pura tidak melihat ibunya , Dio menunggu ibunya di ruang tv.

Tak lama kemudian, ibunya pun datang menghampirinya . "Dio sayang , kamu lagi nonton apa?" tanya ibunya . "Nonton kartun ma" jawab Dio sedikit gugup . Dio memperhatikan wajah ibunya yg terlihat kacau namun tetap tersenyum di hadapannya , Dio juga melihat tangan ibunya di bungkus perban dan beberapa bekal luka yg sudah sembuh " Ma, tangan mama kenapa?" tanya Dio . "Oh, ini . Mama belakangan ini semakin ceroboh jadi sering tersandung" Jawab ibunya dengan nada yg lembut . Dio tidak percaya dengan apa yg dikatakan ibunya, namun dia tidak mau banyak bertanya , Dio takut akan memperburuk keadaan ibunya .

Sejak saat itu Dio selalu mengawasi ibunya dan sering melihat ibunya masuk kedalam ruangan itu dan selalu keluar dengan luka baru. Meski melihatnya Dio memutuskan untuk tidak bertanya. Sampai suatu ketika ibunya pergi keluar dan Dio memutuskan untuk masuk keruangan yg ada di balik lemari itu. Berkali kali dia menekan angka tidak berhasil, sampai akhirnya dia berpikir untuk menekan tanggal ulang tahunnya dan pintu berhasil terbuka. Perlahan Dio masuk kedalam ruangan itu , dia melangkahkan kakinya dengan rasa takut karena ruangannya yg sedikit pencahayaan. Dia melihat sekeliling tidak ada yg mencurigakan , sampai akhirnya dia tertuju kepada sebuah meja , ada sebuah buku di atasnya , Dio pun membukanya dan terkejut melihatnya. Dia ketakutan melihat foto ayahnya dengan coretan coretan dari darah. Seketika Dio berteriak karena takut , tangannya gemetar menutup buku itu dan meletakkannya kembali ke posisi semula. Dia pun tidak berhenti disitu , Dio memberanikan diri membuka laci meja itu , dia membuka laci pertama dan menemukan obat obatan yg dia tidak tau obat apa itu, lalu Dio membuka laci selanjutnya dan menemukan perban dan plester luka yg banyak, selanjutnya Dio pun membuka laci yg terakhir dengan perlahan Dio pun menemukan pisau kecil dengan berbagai bentuk tersusun rapi didalam laci itu. Dio memperhatikan pisau-pisau itu dan melihat sebuah pisau dengan noda darah yg sudah mengering . Melihat isi laci dan pisau dengan noda darah itu , Dio teringat ibunya yg selalu keluar dengan luka baru dan menghubungkannya dengan apa yg ditemukannya. Pemikiran itu membuatnya takut hingga menjatuhkan pisau itu.

Tiba-tiba suara itunya terdengar memanggil namanya. Dio bergegas mengembalikan semua ke tempatnya dan keluar dari ruangan itu, dan berlari menghampiri ibunya dan memeluknya sambil menangis "Hei, kenapa menangis sayang ha? mama pergi lama ya? kamu kesepian ya??" tanya ibunya. Dio hanya bisa menangis dan tidak sanggup untuk bertanya karena dia sangat takut ibunya akan terluka.

Dio pun menyembunyikan apa yg sudah diketahuinya dan memutuskan untuk tidak menanyakan apapun kepada ibunya , dia menahan sedihnya saat melihat perban perban baru yg membungkus luka di tangan dan kaki ibunya sampai suatu ketika dia tidak tahan lagi dan memeluk ibunya sambil menangis dia berkata "Ma, bisa gak mama gak harus terluka. kenapa mama terus ceroboh? apa tidak sakit??" kata Dio. Mendengar perkataan Dio ibunya tak mampu menahan tangisnya, dia pun menangis menjawab pertanyaan Dio "Maafin mama ya, mama mu ini mama yg buruk. Iya nak, mama janji gak akan terluka lagi" . "Janji?!" Dio meminta ibunya berjanji untuk tidak terluka dan ibunya pun menyetujuinya.

Semenjak hari itu , ibunya tidak pernah lagi masuk keruangan itu dan tidak ada lagi perban di tangan dan kakinya. Meskipun orang tuanya bertengkar, ibunya tidak pernah lagi terlihat bersedih . Dio lega melihat keadaan ibunya membaik dan memenuhi janjinya. Dio menghabiskan hari bersama ibunya dan berusaha menghibur ibunya agar ibunya tidak merasa sedih karena perlakuan ayahnya.

Sampai suatu malam 1 hari tepat sebelum hari ulang tahunnya, suara ribut terdengar dari kamar orang tuanya, Dio pun mengintip apa yg terjadi dikamar itu , dia melihat ayah dan ibunya bertengkar hebat. Dio melihat ibunya dipukuli ayahnya, dia sangat marah dan sangat ingin membela ibunya namun dia tidak bisa. Dia tidak mau melihat ibunya semakin menderita melihat dia ikut dipukuli oleh ayahnya. Dio pun hanya bisa melihat dan mendengar pertengkaran itu , Dio mendengar ibunya meminta ayahnya untuk ikut merayakan hari ulang tahunnya namun ayahnya menolak dan ibunya terus memohon walau terus dipukul oleh ayahnya. Dio sangat sedih karena tidak bisa berbuat apapun , dia pun akhirnya duduk disebelah pintu kamar itu, sampai akhirnya ayahnya berjalan keluar dan ibunya berteriak "Kau akan pergi menemui perempuan itu? apa dia lebih penting dari anak mu?" . Ayahnya menjawab " Iya, bahkan jika kau mati , aku akan memilih menemui dia dari pada harus ke pemakamanmu" kata ayahnya. Setelah mengatakan itu ayahnya pun pergi . Dio sangat sakit mendengar kata kata ayahnya itu , dan sangat ingin memeluk ibunya. Tapi dia tidak bisa, dia tidak mau ibunya semakin bersedih. Akhirnya dia pun memutuskan menunggu sejenak agar ibunya tidak tau bahwa dia mendengar pertengkaran ayah dan ibunya.

Suara tangisan ibunya pun akhirnya tak terdengar lagi, Dio akhirnya menghampiri ibunya "Ma.." . Mamanya langsung menghapus air matanya menyembunyikan apa yg dirasakan nya dari Dio, begitu juga Dio berpura pura tidak tau apapun "Ada apa sayang? kenapa kamu bangun?" . "Aku mau tidur sama mama, boleh?" kata Dio. "Boleh sayang, kenapa anak mama tiba tiba mau tidur sama mamanya. Sini tidur sama mama" Jawab mamanya . Mamanya memeluk Dio dan menepuk nepuk punggungnya dengan lembut .

Dio : Ma..

Ibunya : Apa sayang?

Dio : Dio gak mau ulang tahun besok. Dio juga gak perlu acara atau hadiah ulang tahun.

Ibunya : Loh, kenapa? Besok kan hari ulang tahun anak mama. Mama udah siapin semua nak.

Dio : Tetap aja, Dio gak mau. Pokoknya Dio gak usa ulang tahun . Ya ma .. ya. Hari ulang tahun dio di hapus aja.

Ibu Dio hanya diam dan tidak menjawab perkataan Dio. Ibunya pun menangis dan memeluk Dio dengan erat. Melihat ibunya yg menangis Dio berusaha menghiburnya "Ma, jangan nangis. Dio gak punya papa juga gak apa-apa kok. Dio cuma butuh mama aja, jangan nangis ya. Kita tinggalin aja papa" kata Dio . Ibunya sangat sedih mendengar perkataan Dio namun dia berusaha berhenti menangis karena tidak mau Dio sedih melihatnya menangis . "Mama gak apa apa sayang. Kamu tidur ya" kata ibunya. tak lama kemudian Dio pun tertidur dipangkuan ibunya. Namun ibunya tetap terjaga, dan dengan perlahan meninggalkan Dio dikamar. Ibunya keluar dengan perlahan agar tidak membangunkan Dio. Ibunya menyiapkan ruangan untuk hari ulang tahun Dio. Dia menghias ruangan itu dan menyiapkan kue ulang tahun yg cantik di atas sebuah meja dan berbagai hidangan lainnya disaat Dio sedang tertidur .

Pagi pun tiba , Dio terbangun dan langsung melihat ibunya tidak ada disebelahnya. Dia beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar , dia berjalan sambil memanggil manggil ibunya " Maaa... mama..." Dio terus berjalan, lalu dia melihat balon dan hiasan ulang tahun lainnya yg mengarah ke ruang tamu, dio pun berjalan menuju ruang tamu sambil terus memanggil ibunya "Ma..mama dimana??. Mama" . Dio terus melangkah keruang tamu , sampai saat dia berada di depan ruangan itu langkahnya terhenti " Mamaaaa??? , AAAAA AAAAA , enggak , enggakkkkk ... ENGGAAAKKKKKKK!!!!!!!" Dio melihat ibunya tergantung dengan seutas tali terlilit di lehernya tepat disebelah kue ulang tahunnya, di ruangan yg di hias ibunya untuk ulang tahunnya. Dio menangis, berteriak namun tidak sanggup menghampiri mayat ibunya yg tergantung tepat disebelah kue ulang tahun itu . "Aaaaaahhh , aaaaahhhhhh , mamaaaaaaaa aaaaa , mama aaa aaaa, mamaaaaaa aaaaaaaaa" Dio terus menangis , tangisannya sangat histeri , bahkan dia memukuli wajah dan kepalanya tanpa dia sadari. Dio perlahan mendekat kearah ibunya dan melihat kue ulang tahunnya dengan lilin angka 7 yg masih utuh . Dengan kuat dia menghempas kan kue itu "Aaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!! " Dio terus menangis dan berteriak menghancur kan semua benda yg ada di ruangan itu hingga akhirnya dia lelah , dia duduk di lantai sambil memandangi mayat ibunya ...

Bersambung