webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
521 Chs

Sadar juga

Sudah sedaritadi dia duduk dimeja belajarnya dan mempelajari setiap gaya yang diberikan oleh Kay bahkan untuk pertama kalinya dia mencari artikel porno untuk mendekripsikan dengan jelas setiap gambar.

"Abang?" Tiara kaget saat membuka pintu ada Jay disana.

"Kamu udah pulang..." Jay menutup laptopnya.

"Katanya Abang pulang telat.."

"Ga jadi meetingnya Abang batalin."

"Kenapa?"

"Ga papa ada hal yang jauh lebih penting buat dipikirin."

"Apa?" Tiara penasaran. Jay kini berjalan mendekati istrinya. Dia menarik tangan Tiara dan duduk di ranjangnya.

"Tentang anak."

"Anak?kenapa sama anak?"

"Aku punya ketakutan Tiara. Aku takut kalo anak aku bakalan kaya aku dan nyusahin kamu. Aku ga mau."

"Bang, kok mikirnya gitu?"

"Iya aku salah mikir gitu. Aku cuman pingin jawaban kamu. Gimana kalo ternyata kita punya anak kaya aku?apa kamu terima?aku pingin jawaban jujur. Aku ga mau waktu anaknya ada dan kamu ternyata ga bisa terima." Jay dengan suara lembut. Kini Tiara mengangkat satu kakinya keatas untuk berada di sela-sela kaki Jay. Tangannya dia lingkarkan di bahu Jay. Matanya menatap tajam kearah bawah.

"Selama itu anak kita aku terima. Abang kenapa sih mikirnya sampe kesana?aku bahkan ga kepikiran."

"Kakak bahas-bahas soal Gen jadi aku ada kepikiran soal keturunan."

"Ya ampun pantes ya suka diem sendiri. Bang..anak itukan rejeki. Mau dikasih rejeki kaya gimana pun sama Allah kita sebagai manusia cuman bisa terima."

"Aku takut, gara-gara aku keluarga kamu malu, kamu susah atau..."

"Sst... udah-udah jangan mikir gitu. Papa sama Mama juga pasti terima.." Tiara segera memotong pembicaraan Jay.

"Maafin aku..." Jay dengan tulus. Tiara hanya mengangguk kecil sambil memainkan rambut Jay.

"Jadi gara-gara ini Jeje ciut?"

"Jeje ga ciut lagi sekarang."

"Mana?masih ciut.." Tiara menggerakan lututnya untuk menyenggol Jeje pelan. Tidak lama setelah tindakan itu Jay menarik wajahnya untuk mendekat dan menciumnya sementara satu tangannya mulai meraih kancing kemeja Tiara. Perlahan dia mengeluarkan kancing itu dari lubangnya.

"Eh...kebuka.." Jay senyum-senyum dan menatap belahan dada Tiara.

"Nakal..." Tiara dengan gemas mencubit kecil telinga Jay.

"Kamu yang nakal duluan." Jay semakin menarik lengan Tiara agar mendekat.

"Malam pertama aku boleh jadi orang yang oon tapi sekarang... jangan kaget ya..."

"Oh...udah berani ya..." Tiara dengan wajah menantangnya. Jay yang gemas segera memangku badan Tiara dan menggulingkannya di tempat tidur. Dia kini berada diatas Tiara dan membuatnya tak bisa bergerak kemanapun. Sorot matanya turun lagi kebawah. Tangannya kembali melanjutkan aksi untuk membuka kancing kemeja kerja istrinya.

"Bang...Abang...Tiara..." Seseorang mengetuk pintu.

"Iya mom..." Tiara menyahut dan segera mendorong Jay kesamping. Bajunya dia rapihkan sebelum membuka pintu.

"Iya mom, kenapa?"

"Ayo makan, Daddy udah nungguin tuh."

"Iya mom, Tiara ke air dulu bentar nanti langsung turun."

"Iya jangan lama-lama ya kasian Daddy." Jesica lalu pergi sementara Tiara kembali menutup pintu.

"Makan bang, Daddy sama mommy udah nungguin. Aku cuci muka sama ganti baju dulu bentar.."

"Ini ga akan dilanjut?"

"Nanti lagi ya..." Tiara senyum-senyum.

"Jeje udah berdiri Tiara.."

"Coba turunin lagi, mikirnya yang lain, rileks tarik nafas." Tiara sambil mencari bajunya dan bergegas ke kamar mandi. Tiara benar-benar jahil sekarang. Jay terduduk dan membenarkan celananya. Dia tak suka Jeje kesempitan akibat sudah mengembang. Dia mencoba tenang dan menurunkan Jeje. Padahal tadi itu hampir saja, kenapa mommy datang sih?.

***

"Miaw...miaw..." Kris memperhatikan Kris yang sedang makan sementara dengan lembut Tiara mengusap bulunya.

"Dia minum kak.."

"Miaw haus..."

"Miaw kucing pintel..." Kris ikut mengusap sementara dari kejauhan Kenan gila melihatnya. Dia sebenarnya tak terlalu takut tapi untuk dekat dia tak berani. Traumanya masih muncul.

"Liat Kakak..." Tiara membuat bayangan di lantai dan seketika miaw mengikutinya. Dia mencoba menangkap bayangan itu. Kris tertawa merasa gemas.

"Klis mau kak..."

"Sini..." Tiara memangku Kris lalu memainkan tangannya.

"Miaw sini miaw..." Kris terus memanggul kucingnya.

"Tiara ayo ke kamar.." Bisik Jay di telinganya.

"Bang..." Tiara menatapnya.

"Ayo dong..." Jay merengek.

"Ga enak bang, nanti aja ya.." Tiara masih mendekap Kris dan kucingnya.

"Susah nih..." Jay manyun dan duduk bersila disamping Tiara.

"Sabar..."

"Kris...miaw suruh tidur.." Jay mencari jalan lain agar Kris tak menganggu Tiara.

"Miaw ga mau tidul, miaw mau main."

"Klis ayo main diatas yuk sama mommy..." Jesica mengetahui situasi yang terjadi dan segera membujuk anaknya.

"Ga mau.."

"Besok sekolah lagi jadi jangan tidur malem.."

"Klis pingin tidul sama kakak.."

"Eh kakak tidurnya sama Abang."

"Klis bisa tidul sama Abang mommy..."

"Iya tapi nanti ya kapan-kapan Kris.." Kenan membujuk.

"Klis pingin main aja.." Ucap Kris yang masih betah bermain-main dengan kucingnya.

"Miaw...aja dipeluk-peluk. Ini Daddy engga?"

"Daddy peluk miaw.."

"Engga ah nanti dia nyerang lagi." Kenan masih enggan.

"Miaww udah di vaksin belum Kris?"

"Udah bang.."

"Udah suruh masuk kandang, udah malem."

"Dad...miaw tidul sama Kris."

"Engga."

"Plis dad.."

"Engga Kris. Pokoknya engga."

"Daddy nakal."

"Kris...meskipun kucingnya bersih tapi tetep ya Daddy ga suka ada binatang naik-naik ke atas tempat tidur. Itukan buat tidur kita. Udah malem masukin Miaw nya cuci tangannya."

"Udah yuk sama kakak masukin. Miaw biar istirahat." Tiara mulai membantu Kris memasukkan Miaw kedalam kandangnya membuat Jay terlihat sumringah.

"Kakak..." Kris merentangkan tangannya kearah Tiara. Dengan kekuatannya Tiara menggendong adik iparnya.

"Klis tidul sama kakak aja."

"Ya udah ayo.." Jawab Tiara.

"Tiara..." Tegur Jay. Dia tak suka dengan jawabannya.

"Udah yuk sama Daddy yuk.." Kenan membuka tangannya namun Kris belum mau berpindah.

"Ga papa Dad kalo ikut tidur aja."

"Ini anak tidurnya motah banget Tiara nanti ke tendang-tendang. Udah biarin aja dikamarnya lagian kamu besok kerja pagikan?. Sini sama mommy." Jesica mulai ikut membujuk dan memandang Krisan. Sesekali mata Jesica memberikan kode pada Kenan agar Kris ikut bersama mereka.

"Ya udah sama kakak anter ke kamar aja ya.." Tiara memberikan alternatif lain dan disambut anggukan oleh Kris. Kini mereka berjalan menuju kamar mertuanya. Begitu sampai di depan Kenan segera menggendong anaknya dan untung saja Kris tak rewel lagi.

"Bye..bye.."

"Besok main lagi ya.." Kris melambaikan tangannya pada Tiara sementara Jay sudah menarik-narik kecil tangan Tiara.

"Apa sih bang?" Tiara protes saat mereka sampai di kamar.

"Aku kan pingin kita dikamar."

"Kasian Kris, kalau kita punya anak tuh gitu bang.."

"Aku dicuekin." Jay mengeluh dan langsung memeluk Tiara manja. Kepalanya dia letakkan dipindah Tiara sementara tangannya melingkar dibahu.

"Abang pingin apa?"

"Jeje bangun...." Bisik Jay tepat ditelinga Tiara.

***To be continue