Acara 4 Bulanan kehamilan Jesica berlangsung lancar. Kebetulan Acara itu diadakan di kediaman orang tua Jesica atas permintaan Ayahnya dan baik Jesica maupun Kenan tak menolak permintaan itu. Dari hasil acara itu banyak yang meramal anak Jesica berjenis kelamin Perempuan.
"Mas temenin Papah dulu ya.." Kenan yang baru saja makan beranjak dari kursinya.
"Bentar..." Jesica lalu mencium bibir Kenan.
"Sayang nanti ada mamah lewat gimana." Kenan terkejut.
"Engga.." Jesica menciumnya lagi kali ini cukup lama. Tangannya ia kaitkan di pundak suaminya itu dan membuat Kenan refleks memegang pinggang Jesica.
"Udah ya nanti ada yang beneran lewat." Kenan membuat Jesica menggangguk dan pergi menemui mertuanya diluar.
"Belum tidur pah?" Kenan sambil duduk.
"Belum bisa tidur karena terlalu bahagia." Perkataannya membuat Kenan tersenyum kecil.
"Tadi padahal keluarga kamu nginep disini aja udah malem."
"Ayah emang suka gitu pah, ga suka nginep-nginep bawaanya pingin pulang terus jangankan disini dirumah anaknya aja dia ga betahan."
"Ken..."
"Hm.."
"Kalo yang ini udah lahir bikinin papah jagoan ya."
"Hahaha emang papah udah yakin yang keluar perempuan?"
"Udah. Yakin ini pasti perempuan tapi papah seneng kok. Akhirnya punya cucu juga. Kamu tinggal disini aja."
"Nanti Kenan sama Sica sering-sering kesini pah."
"Ga sabar nunggu Sica lahiran. Udah belanja-belanja belum?"
"Belum pah, kata Sica nanti aja kalo udah deket sama waktu lahiran."
"Nanti papah beliin yang banyak, kamarnya jangan lupa di dekor yang bagus."
"Iya pah, Sica emang lagi milih-milih dekorasi yang bagus."
"Pah...masuk udah malem." Sang istri keluar.
"Masih ngobrol ini sama Ken."
"Kasian Ken juga mau istirahat."
"Ga papa kok mah."
"Sica nyariin tuh Ken.."
"Ya udah kamu temuin aja Sica takut dia pingin apa gitu."
"Iya pah. Ken ke dalem ya.." Kenan meninggalkan kedua mertuanya.
"Ka..." Panggil Kenan setelah masuk ke kamarnya.
"Aku di kamar mandi Mas." Jesica menyahut dari dalam. Kenan mengambil remote dan menyalakan tv nya. Selang beberapa menit Jesica keluar membuat Kenan tertawa kecil.
"Kamu apaan sih pake baju kaya gitu segala."
"Emang kenapa?" Jesica yang saat ini menggunakan lingerie hitam yang mengekspos belahan dadanya. Belum lagi bawahan yang hanya menggunakan celana dalam hitam menampakkan paha mulus Jesica yang sedikit membesar.
"Aku jelek?ga pantes orang hamil pake beginian?"
"Eits jangan tersinggung gitu." Kenan meraih tangan Jesica dan menariknya membuat Jesica kini duduk dipangkuannya
"Kamu pake apapun pantes kok."
"Mas main yuk." Kenan menarik kaos Kenan.
"Apa sih ka, udah istirahat tidur."
"Bentar aja udah aman kok. Udah 4 bulan juga Mas."
"Mas cape sayang."
"Mas aneh deh belakangan ini nolak kaya gitu. Tumben.."
"Bukan nolak, Mas kan nurut sama dokter."
"Dokter bilangkan udah ga papa, udah masuk trimester 2 juga. Aku udah ga menarik ya?"
"Engga, kamu cantik ka.."
"Ada cewek lain?"
"Hm.." Kenan langsung tersentak dengan pertanyaan asal Jesica.
"Ga ada."
"Kalo ga ada kenapa?kenapa aku dicuekin?"
"Ka, Mas ga mau ribut malem-malem cuman bahas yang beginian. Ga enak loh kedengeran sama papah atau mamah."
"Oke. Aku tidur." Jesica berdiri dan segera menuju tempat tidurnya.
"Ka..." Kenan menyusulnya.
"Aku cape Mas, pingin tidur." Jesica menarik selimutnya.
****
Suara di dapur tampak ramai karena Jesica dan sang ibu sibuk memasak untuk makan siang kali ini sementara Kenan belum terlihat batang hidungnya.
"Udah lama nih papah ga cium masakan kamu dirumah. "
"Ini juga masakan mamah kok pah."
"Masakan kamu sama mamah paling juara kok."
"Ken, panggil dulu ka."
"Masih tidur mah kecapean kali kemarin."
"Liat dulu kali aja udah bangun."
"Ya udah bentar." Jesica perlahan naik menuju kamarnya. Dia membuka pintu kamarnya dan melihat Kenan sedang bercermin sambil menyisir rambutnya.
"Makan dulu Mas." Jesica membenarkan tempat tidurnya. Melipat selimut dan merapikan bantal yang berada dimana-mana.
"Ga cium dulu Mas, hm...?" Kenan memeluk Jesica dari belakang namun dia masih dingin.
"Nih udah.." Jesica mencium pipi Kenan sebentar.
"Bukan yang itu..."
"Kasian mamah sama papah udah nunggu. Aku kebawa duluan ya." Jesica segera melepaskan pelukan Kenan dan berjalan keluar dari kamar. Kenan segera menyusul kebawah dan memperhatikan langkah Jesica yang semakin menjauhinya. Mereka pun makan siang bersama meskipun Jesica masih diselimuti rasa kesal dalam hatinya. Dia berusaha terlihat baik-baik saja di depan kedua orang tuanya. Bercanda dengan Kenan seolah tak ada apa-apa. Selesai makan Jesica memilih menonton di ruang tengah rumahnya. Dia mulai menonton lagi drama yang belum sempat ia tamatkan waktu itu sementara kedua orang tuanya pergi untuk membeli perlengkapan yang dicari sang ibu.
"Kenapa ga nonton di kamar aja?" Kenan langsung duduk disamping istrinya.
"Pingin disini aja."
"Mau jalan-jalan ga?kita pergi yuk."
"Engga. Cape."
"Kamu kenapa sih?sebel sama Mas karena Mas nolak kemarin?"
"Engga. Aku biasa aja."
"Kalo biasa ga mungkin gini. Mas minta maaf."
"Ga usah minta maaf."
"Ka..."
"Kata Mas ga mau ribut-ribut disini ya udah mending diem deh."
"Ke kamar sekarang."
"Aku pingin nonton disini."
"Mas bilang sekarang." Kenan berjalan dengan cepat ke kamar. Jesica meraih remote dan mematikan acara kesukaannya sambil membanting remote setelah tv menampakkan warna hitam.
"Sekarang bilang kamu kenapa."
"Yang harusnya nanya kenapa tuh aku. Mas kenapa kok belakangan ini aneh sih. Sering lemburlah, sering menyendiri dirumah diruangan Mas. Banyak banget emang kerjaannya?aku manjain Mas malah nolak. Kenapa?ada apa?"
"Ka...Mas itu.."
"Sekarang ga pernah tuh manggil sayang-sayang lagi."
"Kenapa sih ka?Mas selalu salah terus?kenapa kamu curigaan terus sama Mas?Mas selama ini ngalah terus loh kamu nuduh ini itu. Besok-besok beneran loh yang diomongin kamu Mas lakuin daripada dituduh terus. Cape Mas. Ga boleh Mas punya temen cewek?"
"Mas...aku daritadi ga ngomongin soal cewek loh kok Mas malah kesitu sih?" Jesica yang peka langsung membuat Kenan salah tingkah.
"Jadi ini masalah cewek?jadi siapa ceweknya?"
"Mulai deh..."
"Natasya?atau siapa?" Jesica menebak-nebak.
"Cukup ya ka! Kamu nuduh Mas selingkuh?iya Mas selingkuh. Itu jawaban yang kamu mau?" Kenan membentak kali ini membuat Jesica terkejut dengan jawaban Kenan.
"Oh..Oke." Jesica dengan lemas lalu terduduk di tempat tidur yang berada disampingnya. Dia tak tahu apa yang harus diperbuatnya sekarang. Mengusir Kenan?meninggalkannya?atau apa?.
"Ka Maaf.." Kenan tahu dia salah dia segera menyentuh Jesica namun istrinya itu langsung menolak.
"Kita ngomong lagi lain kali deh Mas." Jesica menahan air matanya yang akan keluar.
***To be Continue
guys jangan lupa leave komen sama.vote ya.
Jangan lupa juga kasih penilaian buat ceritanya ya :))