webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
521 Chs

Keluarga Seazon

Suara keributan terdengar di berbagai sudut menandakan keluarga Seazon sudah beraktifitas hari ini belum lagi Kris yang tak henti menangis karena baru sembuh dari sakitnya membuat Jesica sedikit lebih ekstra mengurusnya.

"Sini Kris Mas yang gendong sayang kamu bantuin kakak aja bikin kue.."

"Awas Kris lagi rewel Mas.."

"Nanti juga engga diajak main sama abang-abangnya."

"Kakak katanya ga enak badan juga."

"Kemarin nyampenya juga malem lagi, mana sekarang anaknya?"

"Masih dikamar tadi tiduran."

"Ya udah kakak istirahat aja supaya malem bisa ikutan, Mas ke depan ya sayang.." Kenan lalu mengajak Kris ke arah kolam renang dimana disana sudah cukup ramai. Kay, Dariel dan Jay tampak asyik bermain bola melawan Rey, Ethan, Edward dan Leo.

"Wih...udah rame aja.." Kenan duduk disamping orang tuanya.

"Seneng liat anak-anak kumpul gini apalagi ada si kecil Kris, Kris ga berenang sayang?"

"Kris kemarin habis panas mah jadi kayanya jangan terlalu aktif dulu deh."

"Sini mamah yang gendong, lucu banget ini Kris mirip kamu Ken waktu kecil, persis gini."

"Kris mau berenang juga ya, iya..." Ayah Kenan menggerakan tangan Kris dengan gemas sementara itu di dapur para wanita sedang asyik memasak termasuk Kiran yang cukup takjub melihat tangan lihai Jesica saat memasak.

"Ada apa sih rame banget.." Ara berjalan menuju dapur.

"Kak bukannya ga enak badan?"

"Udah baikan kok mom.."

"Ga minum obat?"

"Engga ah suka ngantuk."

"Sarapan dulu sana."

"Udah, ini aku makan roti, yang lain mana?"

"Itu lagi pada berenang.."

"Jam segini kok berenang.."

"Panas kali kak..."

"Dariel ikut ga?"

"Ikut kayanya.."

"Dariel tuh pacarnya Ara?" Tanya Bella.

"Iya Tante.."

"Tipenya Ara oke punya."

"Ih Dariel segitu udah tua juga."

"Beda berapa tahun sama Dariel?"

"5 tahunan Tante."

"Ah ga keliatan, Ara sukanya yang berbulu ya.." Goda Lisa dengan pelan membuat Bella tertawa.

"Ih..apa sih Tante.."

"Bulu dadanya kaya bang Rhoma."

"Hah?" Ara tak mengerti karena belum melihat Dariel lagi sementara Jesica hanya senyum-senyum.

"Ka, pinter ngajarin Ara cari penerus keturunan, bibit unggul nih, keluarga Dariel ada keturunan Arab ya kayanya?"

"Duh kak, ntar aku ceritain soal Dariel dulu deh.."

"Kenapa?" Bella penasaran begitupun Lisa membuat Jesica bercerita tentang keluarga Dariel sementara Ara mulai mengajak ngobrol sepupunya.

"Leo tuh pacar kak Keisha ya?"

"Iya Ra.."

"Kak Leo sama Kak Keisha mau nikah kak.." Zika memberikan bocoran.

"Hah?masa sih?"

"Iya Ra jangan kasih tahu opa dulu ya.."

"Wah, dimana dilamarnya?romantis ga?" Ara penasaran.

"Biasa aja waktu kelulusan terus dia ngajak nikah pas lagi makan malem.."

"Cie...romantis, Ran...asyik banget."

"Iya kak seru ternyata masak-masak."

"Ga berenang sama Kay?"

"Engga kak.."

"Ya udah, aku liat ke kolam dulu ya mom.." Ara berjalan santai dengan celana pendek jinsnya.

"Oma, Opa, Daddy..." Suara Ara mengangetkan Kris yang sedang asyik memandang orang-orang berenang.

"Kakak katanya ga enak badan."

"Udah sembuh kok Dad.."

"Kamu sakit ?"

"Engga oma, kemarin kecapean aja dari Banjarmasin langsung kesini."

"Beda ya udah sibuk dikantor gini."

"Iya opa Daddy tega ninggalin aku gitu aja." Ara mengadu.

"Enak aja, kamu sendiri yang minta pingin kerja."

"Ken nih gendong dulu mamah pingin liat keramaian di dapur."

"Ayah juga pingin cari makanan."

Orang tua Kenan meninggalkan mereka.

"Dad...gimana Dariel?"

"Udah tenang kak.."

"Kalo opa ga setuju gimana?"

"Cobain aja dulu, ga usah tegang gitu Dariel aja santai."

"Aku deg-degan-an jadinya."

"Ini hari bahagia opa mungkin moodnya jadi bagus."

"Duh...cegukan nih Kris kayanya kedinginan.."

"Kris dingin sayang?pingin mimi ya?" Ara mengusap pelan dada adiknya.

"Daddy ke mommy dulu." Kenan langsung berjalan menuju dapur untuk menemui Jesica sementara Ara yang baru pertama kali melihat Dariel bertelanjang dada dibuat diam oleh otot-ototnya. Pandangannya tak beralih dari Dariel yang saat ini sedang berjalan kearahnya.

"Udah baikan?" Dariel sambil mengusap pelan dada berbulunya yang basah dengan handuk. Kini dia tahu apa yang dimaksud dengan bang Rhoma yang sempat dikatakan tantenya tadi.

"Udah.."

"Masa?" Dariel meletakkan tangannya di dahi Ara.

"Iya udah lumayanlah, kemarin kamu sedikit panas loh."

"Aku ga sadar."

"Udah sarapan?"

"Udah tadi makan roti."

"Kamu kenapa?" Dariel duduk dihadapan Ara.

"Kamu seksi eh maksud aku cakep.." Ara segera meralat perkataannya.

"Apa?kok tadi aku dengernya lain.." Dariel senyum-senyum.

"Kamu cakep.."

"Bukan..bukan yang itu, sebelumnya ada lagi."

"Engga ah ga ada.." Ara mengalihkan pandangannya ke arah kolam renang sementara Dariel berpindah duduk disamping Ara.

"Katanya aku seksi.." Bisik Dariel sambil mengambil bajunya yang dia simpan disana.

"Riel apaan sih." Ara langsung menutup telinganya sambil senyum-senyum.

"Ga mau ngaku nih.."

"Besok-besok berenangnya pake baju aja."

"Kenapa pake baju?yang lain juga engga.."

"Ya kalo disini kan yang ngeliatin palingan ibu-ibu sama sepupu aku, kalo diluar kan aku ga tau.."

"Ya terus kenapa?"

"Ya...karena...karena...."

"Kamu mikir apa sih?namanya juga berenang.." Dariel memakai lagi bajunya.

"Ya karena kamu seksi makanya di depan orang lain jangan berenang gitu lagi." Ara dengan nada cepat membuat Dariel tertawa kecil.

"Seksi itu liatnya dari apa sih?"

"Rahasia..cuman mata aku yang bisa nilai.."

"Kalo ngobrol liat sini dong masa liat kesana terus, orang akunya disini.." Protes Dariel membuat Ara mau tak mau membenarkan posisi duduknya.

"Riel...nanti malem dandan yang rapi ya, kamu bawa kemeja yang aku kasihkan?"

"Iya aku bawa, kamu kenapa sih gugup gitu?"

"Ya aku lagi pikirin aja tanggapan opa gimana. Kamu kok masih bisa tenang sih?"

"Aku juga gugup tapi ya udah coba bawa rileks aja dengan main-main sama yang lain. Kalo aku gugup takut bikin kacau nanti.."

"Aku cuman takut kekhawatiran aku tuh jadi nyata."

"Kamu khawatir apa?"

"Ya opa ga suka kita pacaran."

"Udah tenang aja..." Dariel langsung merangkul bahu Ara.

"Aku ga bisa tenang sayang..."

"Aku bakalan lakuin apapun buat taklukin hati opa kamu jadi kamu ga usah cemas gitu. Aku udah dapet trik dan tipsnya dari bapak."

"Pak Stefan?"

"Iya, makannya kamu rileks aja nikmatin liburannya. Jarang-jarang nih 3 hari kita bisa bareng.."

"Aku percaya sama kamu..." Ara mengusap rambut Dariel yang basah.

"Ya udah kalo percaya berhenti khawatirnya." Dariel meraih tangan Ara yang lain lalu menciumnya dengan romantis.

"Iya sayang, pake bajunya cepet sebelum aku ngiler nih.."

"Ngiler?ngiler apaan?" Dariel langsung memakai baju yang ada ditangannya.

"Ya ngiler pingin....aku cubit."

"Ya udah aku sekalian mandi deh, udah keras gini rambut..."

"Iya sana yang cakep yang wangi.."

"Awas nanti ngiler lagi..." Goda Dariel lalu segera pergi ke kamarnya.

****To Be Continue