webnovel

Anterin Pulang Dong?

"Kamu mau pulang bareng aku atau mau naik mobil sendiri? Gimana kalau pulangnya bareng aku aja, nanti setelah ini kita mampir ke restoran buat makan sebentar?" tawar Tian kepada wanitanya yang tengah membersihkan riasan make up di ruangan yang sudah disediakan.

"Aku berangkatnya sama manager jadi aku pulang juga sama dia, lagian siapa juga yang mau nebeng sama kamu? Lagian aku juga tidak lapar," ketus Rachel.

"Ah sayang sekali kamu menolak tawaranku, padahal aku ingin mentraktir kamu makanan yang enak-enak. Kenapa kamu selalu saja menolak kesempatan emas yang aku berikan?" heran Tian membuat Rachel memutar bola matanya dengan malas.

"Kalau kamu di sini tidak ada kepentingan lain lebih baik kamu keluar saja, aku benar-benar malas mengobrol dengan orang yang tidak berkepentingan sama sekali," usir Rachel kepada laki-laki yang berdiri di belakangnya, sedangkan dirinya melihat dari kaca di hadapannya.

"Ish tidak boleh berkata kasar seperti itu kepada pacar sendiri, harusnya kamu bersyukur karena aku selalu ada buat kamu di mana pun itu dan kapanpun itu. Bukankah aku pacar yang baik?" ujarnya sembari membanggakan dirinya sendiri.

"Sumpah demi apapun aku muak sekali melihat wajah kamu, kamu keluar dari ruangan ini sekarang juga atau akan aku panggilkan security. Aku benar-benar tidak peduli kalau nanti wartawan melihatnya, aku sudah capek dan jengah dengan semua ini," geram Rachel.

"Yakin kamu sudah capek dengan denganku? Nanti kalau kamu tidak lagi bersamaku, aku yakin job kamu bakalan sepi karena TV kebanyakan meminta kita berdua untuk menjadi pasangan di mana-mana. Apa kamu juga tidak memikirkan bagaimana perasaan fans-fans kita di luar sana? Bagaimana perasaan mereka coba karo atau idolanya putus? Ish ish kita harus menjadi panutan yang baik untuk mereka, jadi aku tidak akan pernah menyetujui kalau kita mengakhiri hubungan pura-pura ini," Tian menekankan pada setiap kalimatnya, agar wanita di hadapannya tahu bahwa hubungan yang mereka jalani benar-benar menguntungkan untuk ke dua belah pihak.

Tian mengikuti keinginan dari wanitanya untuk pergi dari ruangan make up, toh dirinya juga sudah ada janji dengan seorang wanita cantik yang akhir-akhir ini menjadi incarannya.

"Ada apa tadi Tian dari sini?" tanya sang manager yang baru saja memasuki ruang make up.

"Biasa lah dia selalu saja cari gara-gara sama aku, aku bener-bener pusing dan tidak tahu lagi bagaimana caranya mengakhiri hubungan yang tidak pernah kuinginkan," keluh Rachel membuat sang manajer ikut prihatin.

"Kamu membutuhkan waktu lebih banyak untuk bersabar lagi, semoga suatu saat nanti kamu menemukan yang cocok dengan hati kamu dan pasti bisa lepas dari laki-laki kayak Tian," ujar sang manager.

"Tolong bawakan barang-barangku ke dalam mobil," pinta Rachel pada managernya.

Entah kenapa malam ini dirinya begitu lelah, padahal hanya menghadiri acara ajang penghargaan bukan syuting sinetron yang 24 jam. Mungkin karena Rachel sudah capek dengan situasi yang membuatnya tertekan sejauh ini.

Rachel berjalan keluar dari ruangan make up bersama dengan sang manager, ingin rasanya cepat pulang dan bertemu dengan kasur kesayangannya.

"Logan?" gumam Rachel begitu melihat laki-laki tampan tersebut berdiri di samping mobil kembali menerima telepon.

"Kamu duluan saja masuk mobilnya, aku mau ketemu sama orang sebentar," pamit Rachel yang diangguki oleh managernya.

Rachel memberanikan diri untuk menyapa lebih dulu, walaupun harus menunggu laki-laki yang mengenakan blazer hitam tersebut selesai dengan pembicaraannya ditelepon.

"Hai," sapa Rachel yang sudah berdiri di belakangnya Logan.

"Kamu?" Logan seketika melebarkan matanya, begitu membalikan badan melihat perempuan cantik yang pernah disukainya di masa lalu.

"Sebenarnya aku sudah dari tadi melihat kamu ada di dalam gedung, hanya saja aku belum punya kesempatan untuk menyapa kamu langsung. Ngomong-ngomong kamu sama siapa di sini?" tanya Rachel.

"Aku datang sendiri," jawab Logan.

Menjadi tamu undangan khusus, membuatnya harus duduk di tempat yang sudah disediakan dan berjajar dengan para pengusaha yang lainnya. Dari bawah Logan dapat melihat sepanjang acara, bahwa wanita yang bernama Rachel tersebut tampil dengan begitu memukau dan sangat cantik, tentu semua orang yang di sana menyetujui dan berpikiran sama demikian, apalagi semua laki-laki yang melihatnya pasti akan jatuh cinta dengan kecantikannya, karena dirinya juga pernah merasakan hal yang tak biasa namun itu sudah di masa lalu.

"Emm kalau aku pulangnya nebeng sama kamu boleh, enggak? Kebetulan tadi aku di sini dijemput sama orang kantor, jadinya aku males kalau pulang naik mobil dari mereka juga. Please, kamu datang sendirian aku juga dari tadi datang sendiri, jadi daripada kita sendiri sendiri lebih baik selalu bersama dalam satu mobil," bujuk Rachel membuat Logan berpikir sejenak.

"Ya sudah iya boleh."

Logan selalu saja tidak dapat menolak, permintaan dari wanita yang saat ini satu mobil dengannya. Sepertinya kelemahannya masih dipegang oleh Rachel, entah dirinya yang belum bisa 100% move on atau memang dirinya yang pengen bikin momen yang sebelumnya tidak pernah dirasakannya.

Rachel sangat menyukai ketika berada di samping pria dengan aroma yang wangi, tak dapat dipungkiri aroma laki-laki yang saat ini duduk disampingnya benar-benar khas dan membuatnya selalu suka berada di dekatnya.

"Kamu nanti mau mampir dulu enggak ke rumahku?" tawar Rachel membuat Logan melihat ke arah jam tangannya.

"Ini sudah lumayan larut, tidak enak kalau aku mampir ke rumah perempuan takutnya nanti kalau ada yang melihat, disangkanya yang aneh-aneh," tolak Logan membuat Rachel mengerucutkan bibirnya.

"Tidak akan ada yang melihatnya, lagian sudah semalam ini masa masih ada orang yang kelayapan? Ayolah kamu mampir sebentar nanti aku buatkan minuman hangat buat kamu, itung-itung sebagai tanda terima kasih karena kamu udah nganterin aku pulang," bujuk Rachel seolah lupa bahwa laki-laki di sampingnya sudah punya istri dan juga anak.

"Ah baiklah," Logan hanya bisa menurut saja.

Begitu sudah sampai di pekarangan rumahnya Rachel, wanita itu menggeret Logan untuk memasuki rumahnya. Entah kenapa dari sekian banyak laki-laki yang pernah mendekatinya, hanya Logan yang paling diijinkan untuk memasuki rumahnya.

"Apa kamu di rumah masih sendiri atau orang tua kamu sudah pulang?" tanya Logan.

"Mereka tidak mungkin mau pulang, mereka sudah betah menetap di luar negeri," ujar Rachel kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan minuman hangat sesuai dengan janjinya, sedangkan si tamu disuruh menunggu di ruang tengah bukan di ruang tamu.

"Ini minuman buat kamu, semoga kamu menyukainya. Biasanya aku kalau lagi stress atau lagi banyak pikiran pasti minumnya ini, soalnya aromanya itu menenangkan banget buat pikiran, recommended banget buat kamu untuk mencobanya," Rachel menaruh minuman tersebut di atas meja.

"Terimakasih, maaf nanti aku tidak bisa lama-lama di sini," ujar Logan sembari meniup-niup minumannya karena masih panas.

"Kenapa sih buru-buru banget? Kamu udah ditungguin sama istri dan anak kamu juga, ya?" tebak Rachel sembari mendengus kesal.

"Kan tadi sudah kubilang, aku tidak enak kalau kita hanya berduaan di sini," ujar Logan.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMENNYA YAKK, TERIMAKASIH