"Rudal! Kami tertembak!"
"Mayday! Mayday! Titik koordinat 2.937536,104.840337"
"Ada kerusakan di sistem hidrolik! Saya kehilangan kendali atas rotor ekor!"
~
"Urgh..mimpi ya"
"Kapten, akhirnya kau bangun"
"Sepertinya tidurmu nyenyak ya, Kapten"
Ruby datang ketika melihatku bangun, sementara Irfan mengolok-olokku.
"Ngomong-ngomong, lihat ini Kapten. Planet ini sangat aneh, tetapi kondisinya hampir mirip dengan Bumi. Udara, suhu, gravitasi, dan sebagainya, terlebih lagi di sini ada Bulan. Lihat, ini hasil gambar satelit yang diluncurkan oleh AI sebelum kita mendarat."
Aku ingat, kita tidak lagi di bumi
Seperti yang dikatakan Ruby, sebelum mendarat di planet ini, roket membelah dirinya untuk menjadi satelit guna menganalisis planet ini.
Planet ini memiliki 4 benua. Dan yang paling mengejutkan, di sini ada peradaban. Dilihat dari satelit, terlihat berbagai kota dan kastil besar yang mirip dengan Eropa abad pertengahan. Data ini sudah dianalisis oleh AI, walaupun informasinya masih sangat minim.
"Oh iya, dimana yang lain?"
"Mereka bertiga keluar untuk menghirup udara segar"
"Ruby benar, Kapten. Cobalah untuk keluar dan hirup udara segar di planet ini."
Ruby dan Irfan sangat bersemangat ketika membicarakan udara di planet ini. Aku juga ingin keluar dan menghirup udara. Sudah lama sejak aku terakhir kali bebas keluar tanpa harus takut terpapar radiasi nuklir. Setelah Perang Nuklir, manusia harus bertahan hidup di bungker. Jika ingin ke permukaan, mereka harus menggunakan pakaian hazmat.
"Oke, ayo kita keluar"
~
bunyi angin menyambut kami saat kami melangkah ke permukaan planet ini. Udara segar mengisi paru-paru kami, memberi kami sensasi yang luar biasa setelah begitu lama terkurung di dalam bungker.
Kami berjalan melalui ladang luas yang dipenuhi dengan tanaman yang tidak dikenal. Warna-warni bunga yang indah dan aroma harum mengisi udara. Di kejauhan, kami melihat air terjun yang megah mengalir ke dalam sungai yang jernih.
"Meskipun aku sudah keluar tadi tetapi sekali lagi ini Sungguh menakjubkan," kata Ruby sambil tersenyum. "Siapa sangka, setelah semua yang kita lewati, kita bisa menemukan keindahan seperti ini di planet baru ini."
"Benar sekali," kata Irfan sambil mengangguk. "Ini adalah momen yang sangat istimewa. Kita adalah bagian dari generasi yang dapat melihat dan menjelajahi planet baru ini. Dan untuk bisa melihat peradaban di sini, sungguh luar biasa."
Sementara mereka berbicara
aku merinding, perasaan campur aduk Kebahagiaan Dan Rasa frustasi
Syukurlah kami sampai ke tujuan dari misi kami ini
Kami melihat Lin Feng,Olivia dan Hana Yamada yang sedang duduk dirumput dan saya menyapa mereka
"Hey! Gimana kabar kalian?"
"Kapten kau sudah bangun"
"Kapten pemalas.....''
"..."
"Hey Olivia aku tidak pemalas...."
"Kapten pemalas..."
Olivia mengatakan itu sambil tertawa.
"Apa-apaan, kenapa suka sekali mengolok-olokku? Ya sudahlah. Ngomong-ngomong, kenapa Hana dari tadi diam saja?"
"..."
Setelah dipikir-pikir, kami berbicara menggunakan bahasa Inggris, tetapi logat kami semua terdengar aneh. Yah, itu wajar karena kami memiliki asal yang berbeda. Misalnya, Lin Feng berasal dari China, Hana Yamada dari Jepang, Ruby dan Olivia dari Australia, Irfan Hakim dari Indonesia, dan aku sendiri dari Rusia.
"Kapten pinjam tabletnya"
"Nah ini tabletnya, Emangnya kenapa Hana?"
"..."
Mengabaikanku Hana membuka penelusuran
dan mengetik sesuatu
'Berapa lama perjalanan yang kita lakukan?'
'Untuk menghitung berapa lama perjalanan 3,2 juta tahun cahaya dengan kecepatan 1 tahun cahaya, kita dapat menggunakan rumus:
Waktu = Jarak / Kecepatan
Dalam hal ini, jarak adalah 3,2 juta tahun cahaya dan kecepatan adalah 1 tahun cahaya. Mari kita substitusikan nilainya ke dalam rumus:
Waktu = 3,2 juta tahun cahaya / 1 tahun cahaya
Melakukan perhitungan tersebut, kita dapatkan:
Waktu = 3,2 juta tahun
Jadi, perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 3,2 juta tahun.'
dan itulah jawaban dari AI
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."
"Haha, ini tidak mungkin, kan? Tidak mungkin umurku 3,2 juta tahun. Umurku lebih tua daripada sejarah umat manusia sendiri yang hanya berusia 200.000 tahun."
Hana berbicara dengan frustasi
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."