webnovel

Honkai Impact: Deviation of Imagination (Indonesia)

Di luar Laut Quanta yang penuh kekacauan, di luar Pohon Imajiner yang sistematis, Eksistensi dari luar muncul membawa kekuatan dari makhluk transenden yang asing. Dan keberadaan anomali ini, akan membawa dunia di bawah genggamannya! --- Modifikasi Konten pada [15/4/23] --- [Disclaimer!]: Picture Belong to Artist. Honkai Impact Belong to Hoyoverse!

Skartha · Diễn sinh trò chơi
Không đủ số lượng người đọc
31 Chs

XXIX. Humanity is Growing Up

Setelah pesta sambutan untuk Himeko yang baru siuman…

Turunnya matahari ke sisi barat telah menciptakan cahaya oranye indah. Bagi sang dewa luar, ini adalah pemandangan yang selalu membawa perasaan nostalgia. Menyimpan kenangan tak terhitung jumlahnya bersama orang yang tak terhitung jumlahnya di masa lalu.

Mulai dari ketika dia berada di dunia yang sepenuhnya berbeda dari dunia asalnya, hingga ketika dia mengalami kenaikan sebagai seorang dewa. Segalanya terjadi di masa senja yang sama seperti saat ini.

"Ji Xuanyuan menyapa guru!" Suara bersemangat muncul di belakang sang penyihir yang tengah memandang langit.

Sudah jelas bagi Elias. Tanpa melihat pun, suara itu telah memberitahunya dengan jelas bahwa itu adalah Kaisar Kuning. Walaupun saat ini dia dalam bentuk non-fisik, berlutut dengan tangan yang terkepal, membentuk salam yang khas bagi seorang murid bagi gurunya.

Elias tersenyum, matanya memancarkan rona keemasan saat dia memandang Ji Xuanyuan di belakangnya. "Aku tidak tahu kamu sadar bahwa aku adalah orang yang sama, Yuan-er."

Ji Xuanyuan tersenyum balik. "Bagaimanapun, guru tidak pernah berubah. Walaupun rambutnya lebih pendek, tapi guru masih sama di ingatan murid ini."

Elias terkekeh, sepertinya gadis ini belajar menjilat dari suaminya. Dia berjalan mendekati Ji Xuanyuan dan menepuk kepalanya.

"… Guru?!" Ji Xuanyuan terbelalak saat dia bisa merasakan kehangatan tangan dari gurunya di atas kepalanya. Itu adalah sebuah perasaan yang nyata.

"Bagaimana bisa…?"

Mata Ji Xuanyuan menatap ke arah Elias dengan kejutan, tapi Elias hanya tersenyum ringan. Dia menjawab, "Aku adalah gurumu dan akan sedikit menyedihkan jika aku kalah dari muridku bahkan jika aku sudah kehabisan ilmu yang ingin kubagikan denganmu, Yuan-er."

"Ngomong-ngomong, bagaimana caranya guru menyimpan catatan tentangku di dalam pedang emas?"

"Tidak sulit." Elias mengangkat bahunya dengan santai. "Memang agak merepotkan ketika diterapkan, tapi secara teori yang keseluruhan, itu bukan hal yang rumit, bahkan untuk diriku di masa lalu."

Ji Xuanyuan hanya mengangguk. Sayang sekali Elias tidak membagikan caranya kepada Xuanyuan, walaupun, tidak berarti dia bisa melakukannya.

"Untuk sekarang, Yuan-er. Aku ingin kamu untuk selalu mengawasi pewaris dari kekuatanmu dan membimbingnya." Elias memandang ke arah taman St. Freya. Segalanya terlihat sangat kecil dari atas atap gedung rumah sakit St. Freya itu sendiri.

"… Dia masih punya potensi, walaupun, hidupnya tidak akan lama lagi," kata sang mantan Naga Emas. "Ditambah, setelah bangkitnya Xuanyuan versi Yin yang memanggil Chiyou dari segelnya, umurnya dikurangi lagi dan itu juga tidak sedikit. Aku ingin kamu membantu wanita itu untuk menemukan jalannya sendiri dalam mengatasi masalah ini."

"Maafkan rasa penasaran murid ini, tapi kalau boleh jujur… kelihatannya guru sangat peduli dengan wanita itu?" Ji Xuanyuan bertanya dengan sedikit ragu.

Mata Elias memandang jauh melewati cakrawala langit yang berwarna ungu setelah matahari mulai menghilang menuju sisi barat bumi, dia mulai mengingat masa lalu, jauh bahkan sebelum dia dikenal dengan nama Elias Hyde.

Dia diam untuk beberapa saat, sebelum mulai menjawab murid pertamanya di dunia ini. "… Anggap saja sebagai balasan atas janji yang telah kumiliki dengan seseorang di masa lalu…"

Ini adalah pertama kalinya Xuanyuan melihat gurunya terlihat begitu sedih. Sepertinya dia menginjak ranjau yang tidak seharusnya dia injak dari gurunya…

[Bodoh.]

'Diam.' Alis Xuanyuan, entah bagaimana caranya, berkedut mendengar komentar mengejek dari Yin Xuanyuan. Walaupun keduanya tidak berada di tempat yang sama, mereka masih terhubung satu sama lain karena sumber yang disatukan oleh Huanglong, yaitu Stigmata dan juga Divine Key.

"Sudah ribuan tahun berlalu sejak kematianmu, Xuanyuan. Dunia sudah sangat berbeda dari ketika di zaman itu."

Xuanyuan mendekati Elias yang menunjuk ke arah kota Soukai. Matanya menangkap panorama kota modern yang terang seperti bintang, bersinar dengan cahaya kecerdasan umat manusia dari zaman ke zaman.

"Seperti yang pernah kukatakan, dunia tidak pernah berhenti berkembang dan manusia yang merupakan salah satu makhluk yang hidup di dalamnya juga sama…"

Inilah kehidupan damai yang ingin Kaisar Kuning capai. Sebagai seorang pemimpin serta seorang individu bernama Ji Xuanyuan. Namun ini hanyalah awal dari segalanya.

"Guru?"

Xuanyuan melirik Elias yang memandang langit malam dalam diam, dan menghela napas setelah mendengar suara Xuanyuan.

"… Tidak apa-apa. Aku cuma tidak menyangka bahwa menemukan 'bakso jumbo' itu sangat mudah daripada yang kukira."

"Bakso jumbo…?"

"Bukan apa-apa. Ngomong-ngomong, namaku di zaman ini adalah Elias dan lebih baik terus menggunakan nama itu daripada Huanglong. Mengingat, di zaman ini Huanglong dikenal sebagai naga daripada manusia." Terima kasih kepada Fuxi yang dengan sengaja membuat figur naga emas daripada manusia. Serta, tidak mungkin Elias menyatakan secara eksplisit bahwa dia adalah Huanglong.

"Aku mengerti, Gu– Tuan Elias!"

"Itu lebih baik." Elias melirik ke area taman di bawahnya. "Aku akan kembali, tidak enak meninggalkan orang lain bekerja sementara aku cuma bersantai di rooftop seperti ini."

"Baik, guru! Maksudku, Tuan Elias!"

***

Hari sudah gelap dan dengan begitu, Elias kembali ke asrama. Memasuki bangunan, dia hanya melihat Bronya yang bermain HomuStation dan Mei yang berada di dapur.

"Kiana belum kembali dari rumah sakit, Mei?"

Ekspresi Mei menjadi cerah ketika mendengar suara Elias mendekatinya.

"Elias." Dia memanggil namanya. "Iya, dia mungkin akan kembali sebentar lagi."

Laki-laki itu mengangguk mengerti saat dia mengambil beberapa kentang dan membantu Mei mengupasnya.

"Biar aku saja yang mengupas, kamu bisa memotong."

"Baik."

Mereka berdua bekerja dalam keheningan dengan suara game yang Bronya mainkan sebagai latar.

"Elias." Suara Mei memecah keheningan.

"Ya, Mei?"

"Apakah promosimu diterima?"

Elias menggelengkan kepalanya, "Theresa masih belum memberikan keterangan soal itu."

Mei tersenyum. "Kita akan merayakannya setelah kamu dipromosikan oke? Aku tidak mau penolakan! Kuyakin yang lain juga setuju soal ini."

Elias tidak sempat untuk bicara dan Mei benar-benar tidak memberikannya ruang untuk itu. Walaupun begitu, Elias mengangguk kepada gadis itu.

"Baiklah, kita akan merayakannya saat itu terjadi." Bagaimanapun, setelah menjadi pejuang peringkat A, kesempatan Elias untuk bekerja sama dengan Squad V akan berkurang drastis. Tapi itu hanya untuk di bagian misi, sementara untuk kehidupan sehari-hari, Elias akan tetap berada di St. Freya kecuali Overseer sendiri memindahkannya ke cabang lain.

"Ngomong-ngomong, tiba-tiba saja Mei merencanakan hal ini, apakah ada sesuatu?"

"Memangnya tidak boleh ya?"

Mei membuang mukanya dan menggembungkan pipinya seperti tupai saat mendengar pertanyaan Elias. Mau tidak mau, Elias terkekeh dan mencubit pipi Mei.

"Bukan begitu, cuma penasaran saja Mei."

Mei tersipu. Dia menunduk dan menyembunyikan wajahnya, mencoba untuk fokus mengaduk masakannya. "Aku pikir… Elias sudah terlalu banyak membantu kami, jadi aku mencoba…"

Elias bisa melihat telinga Mei memerah dan itu membuatnya terkekeh pada kelucuan gadis muda itu. Tanpa mengucapkan apapun, Elias menepuk kepala Mei, membuat gadis itu semakin merona seperti beetroot.

Melihat reaksi sebanyak itu, Elias memutuskan untuk berhenti dan fokus pada membantu Mei memasak.

Disisi lain. Bronya yang sudah selesai bermain dan menyaksikan mereka mau tidak mau merasa muak… karena seperti kata pepatah: "Jika ada dua orang laki-laki dan perempuan di ruangan yang sama, orang ketiga adalah setan."

"Aku kembali—! Apa yang terjadi?" Kiana bertanya-tanya saat dia melihat Bronya yang duduk diam seperti Bronya yang biasanya, dan Mei yang berada di dapur bersama Elias sedang memasak.

Semuanya terlihat normal, tapi entah mengapa dia merasa telah melewatkan sesuatu saat tidak berada di sini.