webnovel

Amanah Terakhir

Farzan membelai lembut belakang kepala Nadzifa ketika masih menumpahkan tangis dalam pelukannya. Dia bisa melihat gadis itu tidak sedang baik-baik saja. Tampak jelas dari wajah yang kusut.

“Gue harus gimana, Zan? Nyokap udah pergi untuk selama-lamanya,” ungkap Nadzifa membuat Farzan terkejut.

Pria itu memegang bahu Nadzifa kemudian mendorongnya sedikit ke belakang, sehingga tubuh kembali berjarak.

“Maksud, Mbak?” tanya Farzan memandang wajah kuyu gadis itu.

“Nyokap gue meninggal satu bulan yang lalu,” jawabnya kembali terisak.

“Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun,” ucap Farzan.

Tilikan mata elangnya melihat ke lorong apartemen. “Sekarang Mbak tenang dulu, sebaiknya kita ngobrol di dalam.”

Dengan patuh Nadzifa ikut memasuki flat yang ditempati Farzan.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com