webnovel

Hijab Cantik Untuk Gina

menceritakan gadis remaja yang tomboy bertransformasi menjadi wanita muslimah yang shalehah

Dewi_Apriliani154 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
2 Chs

HIJAB CANTIK UNTUK GINA

Pagi yang cerah, mengawali hari seorang gadis berusia 17 tahun bernama Gina Anastasya.

Dengan penampilan, yang sedikit urakan lengan seragam SMA yang dilipat dua kali, rok di atas lutut dan sepatu sport yang membalut kakinya.

"Sayang…cepat turun ke bawah, untuk sarapan nanti kamu kesiangan," panggil Mamah dari bawah.

"Iya Mah, sebentar lagi aku turun," sahut Gina, yang bergegas menuruni setiap anak tangga, sampai di meja makan Gina makan, dengan porsi yang sedikit.

"Pah, Mah aku duluan, ke sekolah udah telat nih," pamit Gina pada orangtuanya.

Sementara keduanya, hanya bisa mengelengkan kepala bersamaan.

"Pah kapan yah, anak kita berubah jadi wanita muslimah seutuhnya?," gumam Mamah pelan.

"Entahlah Mah, Papah juga udah nyerah nasehatin anak kita," jawab Papah tak bersemangat.

Gina menambah, kecepatan motor ninjanya menjadi 60 km, agar bisa cepat sampai ke sekolah.

Sialnya, 2 polisi mengejarnya karena membahayakan keselamatan pengendara lain, tetapi ia lebih cerdik dari dua polisi itu, memotong jalan lewat jalan tikus dimana banyak pemukiman warga.

Dan 1 jam kemudian, ia sudah sampai di sekolah dan berlari menuju kelas XII IPA, dengan memindik-mindik ia berjalan ke bangkunya.

Saat bu Asti, guru matematika menulis materi dan seketika menoleh.

"Gina…sudah pukul berapa sekarang?," tanya bu Asti dengan sinis.

"Jam 9 bu, tadi tuh saya…," ucap Gina, belum sempat memberi alasan namun, bu Asti memotong perkataannya.

"Keluar dari kelas, dan berdiri di depan tiang bendera sampai jam pelajaran saya selesai!," geram bu Asti, melihat perilaku Gina yang tak berubah dari kelas X IPA.

Dengan raut wajah, yang minta dikasihani Gina pun keluar.

"Sial banget sih aku hari ini, udah dikejer polisi tadi…eh sekarang disuruh berdiri depan tiang bendera,"keluh Gina.

Bel istirahat pun, berbunyi menandakan hukuman yang dijalani Gina telah berakhir, ia pun segera menuju kantin sekolah, untuk menghilangkan rasa haus dan laparnya.

"Gin, kapan sih kamu mau berubah?, Ga cape apa jadi bulan-bulanan setiap guru," tanya Mala sahabat terbaik Gina.

"Cape sih…bahkan jenuh, tapi kebisaaan begadang buat nonton bola, ga bisa aku ilangin Mal," jawab Gina panjang lebar.

"Aduh…susah deh buat bikin kamu berubah, ikutan model majalah aja kamu ga mau apalagi suruh bangun pagi…," Mala.

"Oh iya Mal, emang kamu ga gerah yah pake baju serba tertutup gitu, sama pake penutup kepala lagi?," Tanya Gina penasaran.

"Yah enggaklah, malah aku nyaman dengan penampilan aku ini, dan ini penutup kepala bukan topi Gin…tapi hijab," jawab Mala, sembari memegang kerudungnya.

"Oh…tapi menurut aku, ribet aja gitu liatnya apalagi cuaca panas kayak gini, kan bikin keringetan" sambung Gina lagi.

Bel masuk pun terdengar, kedua gadis itu berjalan menuju kelas XII IPA, untuk melanjutkan pelajaran yang tersisa yaitu pelajaran Biologi dan Fisika.

Gina sangat antusias dengan kedua pelajaran ini, ia sebenarnya cerdas akan tetapi kebiasaan buruknya, yang masih saja terus melekat dalam dirinya.

Yang membuat nilai mines bagi guru-guru, yang mengajarkannya semetara Mala siswi biasa namun perilakunya yang sopan, memberi nilai plus di mata guru itu.

Kedua gadis berbeda keperibadian, tetapi bisa menjadi sahabat dikala senang maupun susah.

Tak terasa, waktu pulang pun tiba Gina dan Mala melangkah ke parkiran sekolah, dan keduanya pulang bersama karena satu arah.

Gina mengendarai motor ninjanya hati-hati ,karena dia tahu sahabatnya tak suka seperti itu.

Siang hari Gina berlatih basket, di halaman rumahnya ditemani kakak laki-lakinya yang bernama Danu.

"Kak gimana cara maen basket aku?," tanya Gina, saat memasukkan bola basket ke ring dari jarak jauh.

"Makin bagus dong de, makanya latihan terus, sama kakak biar bisa jadi pelatih," jawab kak Danu pada adik kesayangannya.

"Pastinya dong ka…aku kan pengen, jadi pembasket yang propesional," gumam Gina dengan tawa yang lepas.

"Paling bisa yah kamu kalo ngomong," sambung kak Danu, sambil memegang kepala adiknya itu.

"Danu, Gina kita makan siang dulu yah…," panggil Mamah dari depan pintu.

"Siap komandan," jawab keduanya serentak, dengan tertawa kecil melangkah masuk ke dalam rumah menuju meja makan.

"Wah…Mamah tau aja, yang aku suka sayur sop sama ikan lele, plus sambel yang pedes banget," ucap Gina saat di meja makan.

"Ayo de kita abisin," sahut kak Danu.

Sementara Mamah, hanya tersenyum tipis melihat kedua anaknya akur dan dekat.

Sore hari, kak Danu mengajak Gina ke pusat pebelanjaan, untuk mengobati rasa kangen seorang kakak pada adiknya.

"De kita mau kemana dulu nih?," tanya kak Danu.

"Aku mau ke tempat games, kan udah lama kita ga bareng-bareng," jawab Gina bersemangat.

Dan mereka pun, menuju timezone mencoba semua permainan, yang ada di sana sampai mendapatkan hadiah boneka teddy bear yang besar.

"Yah…kok dapetnya boneka sih, bukannya yang laen aja," gerutu Gina, merasa kecewa dengan hadiah yang didapatnya.

"Ga papalah ,anggep aja itu kenang-kenagan dari kakak, jadi kalo kamu kangen tinggal peluk aja bonekanya," kak Danu, mencoba membuat adiknya tersenyum kembali.

"Iya deh kak, kan kita jarang ketemu," ucap Gina singkat.

Setelah lelah bermain, mereka pun mencari tempat makan mengisi perut, yang kosong di salah satu café.

Kak Danu memesan makanan, untuk mereka berdua tak berselang lama makanan pun datang, mereka menikmati makan malam dengan steak dan spageti .

Waktu menunjukkan pukul 21.00 wib, Gina sudah tertidur di dalam mobil.

Semetara Danu, mengemudikan mobilnya menuju ke arah rumah yang cukup jauh.

"Kasihan banget sih, adikku kecapean jalan bareng aku," Danu pelan, melihat adiknya tertidur lelap.

Dan sesampainya di rumah, Danu pun membopong Gina ke kamarnya di lantai dua, seraya merebahkan adik kesayangannya itu ke tempat tidur dan menyelimutinya.

"Makasih yah ka buat hari ini," ucap Gina, dengan mata terpejam.

Sedangkan Danu, hanya menampakkan senyum saat mendengar ucapan adiknya.

Ketika ia, hendak menuruni anak tangga Mamah menghampirinya.

"Dan adikmu Gina udah tidur?," tanya Mamah pelan.

"Udah kok Mah, kayaknya dia kecapean habis jalan sama aku," jawab Danu lembut pada Mamah sambil tersenyum.

"Papah mana Mah, belum pulang?," tanya Danu, menyambung obrolannya dengan Mamah.

"Belum sayang, mungkin Papahmu lembur di kantor, jadi belum pulang sampe jam segini," Mamah panjang lebar.

"Yahudah, mendingan sekarang Mamah istirahat udah malem," ucap Danu kemudian.

"Iya anakku sayang, makasih udah perhatian sama Mamah," sambung Mamah, sembari memegang kedua pipi anak sulungnya itu.

Jam pelajaran sudah dimulai, tetapi Gina tak menampakkan batang hidung sampai bel istirahat datang.

"Si cewek urakan, yang selalu pake jam karet kemana yah...," sidir Angel, cewek paling sombong di sekolah.

"Dia sakit kemaren, kecapean pergi sama abangnya," sahut Mala.

"Tapi aku ga yakin, kalo dia sakit palingan dia bolos karena, bosen dihukum terus sama guru," ketus Angel.

"Ga boleh suuzon sama orang Gel, Gina emang beneran sakit, buktinya nih ada surat dari dokter," ucap Mala kemudian.

"Terserah, kamu aja cewek alim…mau dia sakit kek, atau masuk kek aku ga perduli," ucap Angel, seraya berlalu pergi meninggalkan Mala sendiri di kelas.

"Astagfirullah, sabar Mal…ngadepin orang kayak gitu," gumam Mala dalam hati.

"Sepi juga yah, ga ada Gina di sekolah yang selalu bikin aku ketawa terus," ucap Mala pelan, ketika bel masuk terdengar.

Pelajaran selanjutnya pun, menanti siswa dan siswi kelas XII IPA nampaknya Mala tak bersemangat hari ini tanpa kehadiran Gina di sampingnya, baginya Gina sahabat sekaligus saudaranya sendiri.

Sementara Angel dan keduanya temannya, nampak sangat bahagia dengan kodisi Kelas tanpa Gina, karena mereka tak suka padanya dan Mala atas prestasi yang mereka dapat.

Membuat iri mereka sebagai cewek-cewek cantik, dan paling update di sekolah.

Bu Nani pun, mengabsen siswa dan siswi satu persatu yang ada di ruangan.

"Gina Anastasya…," ucap bu Nani, dengan lantang seketika Mala pun menjawab.

"Sakit bu, itu ada surat dari dokter di meja ibu, " Mala dengan percaya diri.

"Tumben Gina tidak masuk sekolah, biasanya dia paling rajin telatnya," celetuk bu Nani, untuk mencairkan suasana.

Sontak semua yang ada di ruangan, tertawa mendengar celotehan bu Nani.

"Sudah harap tenang anak-anak, ibu hanya bercanda tadi, mari kita doakan teman kita Gina supaya cepat sembuh…berdoa dimulai," bu Nani, yang perlahan menunduk untuk berdoa, semuanya pun mengikuti guru agama dikenal nyentrik itu.

Ketika pulang sekolah, Mala berniat untuk membesuk Gina menaiki angkutan umum menuju rumah Gina, yang cukup jauh dari sekolah dengan membawa buah-buahan.

"Gin aku nyampe rumah kamu, aku khawatir sama kamu tungguin aku yah…," ucap Mala saat menelepon Gina.

"Iya Mal, aku tunggu kamu di rumah," Gina terdengar lemas.

Setibanya di rumah Gina, ia pun mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum," ucap Mala, yang sedang berdiri di depan pintu rumah Gina.

"Waalaikumsalam," jawab seseorang dari dalam, sambil membukakan pintu untuk Mala.

"Ginanya ada bang?," tanya Mala pelan.

"Oh…temannya Gina, ada kok dia lagi rebahan, di kamar silahkan masuk," jawab Danu ramah pada Mala.

Dan keduanya, melangkah menuju lantai dua kamar Gina.

"De ada yang nyari nih temen kamu," ucap kak Danu perlahan, mengetuk pintu kamar Gina.

"Suruh masuk aja kak," sahut Gina dari dalam kamarnya.

"Halo Gin…kangen deh, ga ketemu sama kamu,"sapa Mala hangat pada Gina.

"Iya Mal, aku juga kangen sama kamu, walaupun cuma sehari," ucap Gina sambil tertawa kecil.

"Ini aku bawain buah, kamu mau makan?, Biar aku kupasin sekalian," tanya Mala.

Dan Gina pun, hanya menganggukkan kepalanya.

"Oke deh, kalo gitu aku suapin juga deh…," Mala singkat.

Sementara Danu, terpaku pada Mala.

"Baik banget cewek ini, sama adik kesayangan aku," gumam Danu dalam hati.

"Kak, kok masih di sini sih…kan aku mau ngobrol-ngobrol sama Mala," usir halus Gina pada kakak tercintanya itu.

"Yahudah, kakak tinggal yah kalian berdua biar bisa rumpi-rumpi," kak Danu, sembari berlalu pergi dari kamar Gina.

Adzan dzuhur pun, berkumandang Mala bergegas untuk wudhu menunaikan kewajibannya sebagai muslimah.

Dengan khusu', ia shalat di samping tempat tidur Gina mengarah ke kiblat.

Sementara Gina, hanya melihat apa yang dilakukan sahabatnya.

"Kok kayaknya, Mala tenang banget yah kalo shalat, aku malah belum pernah sama sekali," gumam Gina dalam hati.

Setelah selesai berdzikir, dan berdoa Mala pun menghampiri Gina.

"Gin, aku pulang yah…takut dicariin ibu, cepet sembuh biar bisa ketemu lagi di sekolah,"pamit Mala pada Gina.

"Yahudah, hati-hati di jalan salam buat Ibu kamu Mal," Gina pelan.

Kemudian Mala pun, keluar dari kamar Gina menuruni anak tangga menuju pintu rumah Gina.

"Kamu mau pulang?," tanya Danu dari belakangnya.

"Iya Bang, takut dicari Ibu," jawab Mala.

"Yahudah, kakak anterin kamu pulang ke rumah," ajak Danu.

"Ga usah nanti ngerepotin," tolak halus Mala pada kakak sahabatnya.

Berlalu pergi, meninggalkan rumah Gina.

"Waw, cewek paling beda yang pernah aku temuin," gumam Danu pelan.

Dan Mala pun, telah sampai di rumahnya membatu ibunya untuk berjualan nasi goreng.

Makan malam pun tiba, Danu menuntun adiknya ke meja makan, Papah dan Mamah pun sudah menunggu.

"Eh, ada Papah tumben udah pulang," sapa Danu hangat.

"Iya Dan, lagi ga banyak kerjaan di kantor," sambung Papah kemudian.

"Gimana de, udah baikkan?," tanya Mamah perlahan pada putrinya itu.

"Udah mendingan kok Mah, besok juga masuk sekolah," jawab Gina pelan.

"Syukurlah kalo begitu, jadi Mamah ga khawatir lagi," Mamah singkat.

Dan mereka pun, menikmati hidangan makan malam yang disediakan Mamah.

Setelah itu, semua anggota keluarga ke kamar masing-masing.

"Oh iya de, kok kamu bisa temenan sama cewek tadi siang itu sih?," tanya kak Danu heran.

"Maksudnya Mala, bisa dong lagian dia ga pernah, jaga jarak sama siapapun walaupun dia berhijab," ucap Gina pajang lebar.

"Tapi kok, sama kakak dia jaga jarak sih," sambung kak Danu lagi.

"Yaiyalah, dia jaga jarak kan kakak bukan muhrimnya," sahut Gina.

Sementara kak Danu, hanya mengangguk pelan usai bercakap dengan adik kesayangannya.

Danu pun, pergi ke kamarnya untuk istirahat begitupun dengan Gina yang sudah lebih dulu tertidur lelap di kasurnya.

Waktu shubuh tiba, entah kenapa seperti ada yang membuat Gina terbangun rasanya.

Ia ingin berwudhu, dan belajar bacaan sholat dan doa qunut.

Ia merasa, hatinya kini tenang dan tak sengaja kak Danu melihatnya dari luar.

"Lagi ngapain de?," tanya kak Danu spontan.

"Lagi belajar shalat," jawab Gina singkat.

"Sejak kapan, adik tersayangku ini mau belajar sholat…," sindir kak Danu.

"Sejak aku ngeliat, Mala kemaren siang sholat di depanku," sambung Gina.

"Kakak juga, belum pernah sekalipun sholat sih de, habis Papah sama Mamah ga pernah ngajarin kita," kak Danu panjang lebar pada adiknya.

"Yahudah sini, belajar bareng biar cepet bisa," ajak Gina sembari menyuruh kakaknya masuk ke dalam kamar.

Dan keduanya pun, sepertinya serius dan bersungguh-sungguh mempelajari ibadah yang di wajibkan itu.

Seusai shalat, keduanya bergegas menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan serta bersiap-siap berangkat ke sekolah dan kantor.

Pukul 06.00 wib, Mamah telah sibuk di dapur mempersiapkan sarapan pagi, untuk anak-anaknya dan sang suami.

Nasi goreng spesial ala chef Mamah, sementara Gina sudah siap dengan seragam putih abu-abu, tetapi kali ini lengan bajunya tidak dilipat seperti biasanya, dan rok yang ia pakai di bawah lutut.

Sedangkan kakaknya, mengenakan setelan jas berwarna silver dan dasi berwarna biru dongker, dan keduanya berjalan menuju meja makan.

"Pagi mah…,"sapa keduanya berbarengan.

"Pagi sayang, tumben udah pada bangun," sapa Mamah hangat.

"Iya dong mah…masa, kesiangan terus tiap hari," Gina bersemangat.

"Wih…anak Papah, yang cantik agak rapih nih…," sindir Papah dengan tertawa kecil.

"Biarin Pah, kan adikku tersayang mau berubah, jadi lebih harusnya didukung dong," sambung Danu, membela sang adik tersayangnya.

"Iya deh…Papah sama Mamah dukung kok," ucap Papah dengan bijak.

Sementara Mamah, hanya menampakkan senyum seusai sarapan mereka satu persatu meninggalkan rumah hanya mamah yang tinggal di rumah.

Suasana pagi itu terlihat sepi, Gina baru saja memarkirkan motor ninjanya seraya berjalan menuju kelas XII IPA.

"Kok sepi gini sih…apa aku, kepagian yah dateng ke sekolah," ucap Gina pelan.

Dan akhirnya sampai juga Gina di kelas, serta tak berapa lama berselangnya waktu Mala sahabatnya pun datang, dengan raut wajah terkejut melihat Gina sudah berada di kelas.

"Pagi Mal," sapa Gina.

"Pagi…Gin, ga biasanya kamu udah ada di kelas," sapa Mala kembali.

"Emang, aku seumur hidup harus telat terus, yah enggak kan…," Gina kesal.

"Aku seneng kamu ga telat ke sekolah, aku cuma kaget aja Gin…jangan marah dong," bujuk Mala.

"Iya deh…tapi kamu, harus ngajarin aku baca al-quran yah…," pinta Gina.

"Kamu mau belajar ngaji Gin, aku mau kok ngajarin kamu, tapi belajarnya di rumah aku aja yah," Mala panjang lebar.

"Oke gapapa kok, yang penting kamu mau ngajarin aku…," ucap Gina bersemangat.

Dan suasana kelas pun, mulai ramai didatangi siswa siswi kelas XII IPA.

Guru bahasa inggris pun, memulai pelajaran tentang grammar.

Mala dikenal sebagai siswi yang mahir dalam bercakap, dan memahami bahasa inggris jadi tak heran ia selalu ditunjuk oleh Mr. Erick.

Sementara Gina, sering bertanya pada Mala tentang bahasa inggris.

Istirahat pertama, Gina dan Mala pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong, dengan cemilan yang mereka suka di kantin sekolah.

"Mas pesen bakso 1, sama mie ayamnya satu yah…terus sama es the manis," ucap Gina panjang lebar ke pelayan kantin.

Tiba-tiba Angel dan kedua kawannya datang, menghampiri Gina dan Mala.

"Eh…ada si miss ngaret di sini rupanya, udah sembuh kita kira udah sekarat," ucap Angel mencibir Gina.

"Kalo, punya mulut dijaga yah! Aku masukin sambel semangkok baru tau rasa…," Gina tak bisa menahan amarahnya.

"Gin, udah ga usah diladenin orang kayak gitu," ucap Mala melerai.

"Ops…ada yang kesindir kayaknya, daripada kita sial mendingan cabut deh," ucap Angel, sembari meninggalkan kantin bersama kedua temannya.

"Kamu ngapain sih, nyegah aku…orang kayak gitu harus dikasih pelajaran," Gina ketus.

"Aku ga mau kamu dipanggil guru bp Gin, gara-gara Angel sama temen-temennya," ucap Mala, memberi penjelasan pada Gina.

"Maafin aku yah Mal, kamu emang sahabat terbaikku," Gina sembari memeluk erat Mala.

"Iya, aku maafin kok Gin," ucap Mala lembut.

  Dan bel masuk pun, terdengar keduanya segera pergi dari kantin melangkah menuju kelas.

Motor ninja yang dikendarai Gina pun, menuju ke arah rumah Mala.

Hari sudah terlihat senja, nampaknya Gina sangat bersemangat untuk belajar membaca al-quran.

Dan Mala pun, dengan senang hati mau mengajarinya, tak terasa mereka sudah sampai di rumah Mala, yang sederhana namun sejuk dipandang oleh mata.

"Assalamualaikum Bu," ucap Mala sambil mengetuk pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam," jawab Ibu Mala dari dalam, seraya membukakan pintu.

"Ayo masuk Gin, maaf yah rumah aku sempit," ajak Mala pada Gina.

"Jangan gitu ah Mal, kamu mau ngajarin aku aja…aku udah seneng banget diajak ke rumah lagi," ucap Gina pada sahabatnya itu.

"Oh…ini temennya Mala, siapa namamu nak?," sapa ibu Mala.

"Iya Bu, namaku Gina temen sekelasnya Mala," sapa Gina hangat.

Setelah itu, keduanya masuk ke kamar Mala.

"Oh iya Gin, ngomong-ngomong kamu udah bilang belum, mau ke rumah aku sama keluarga kamu?," tanya Mala perlahan.

"Udah dong, tadi izin sama Mamah," jawab Gina singkat.

"Bagus deh kalo gitu," sambung Mala.

"Yaudah, sekarang kamu mandi duluan gih abis itu baru aku," pinta Gina pada sahabatnya.

"Oke deh, aku tinggal mandi dulu yah," ucap Mala seraya pergi ke kamar mandi.

Sementara Gina, menunggu dengan merebahkan diri di kasur.

Beberapa menit berlalu, Gina masuk ke kamar mandi setelah Mala keluar.

Seruan adzan magrib pun, terdengar kedua gadis itu bergegas mengambil wudhu bersiap-siap menunaikan sholat magrib.

"Mal kamu yang jadi imamahnya yah…aku belum bisa baru belajar tadi pagi," ucap Gina pada Mala.

"Yahudah, kalo gitu gapapa kok," ucap Mala.

Dan dengan khusu, mereka menjalankan ibadah sholat magrib, disambung dengan dzikir lalu berdoa.

Dan tiba waktunya, untuk Gina belajar al-quran bersama Mala.

"Kamu, sebelumnya udah pernah belajar iqro?," tanya Mala pelan.

"Ga pernah Mal," jawab Gina.

"Berarti kamu belajar, yang dasar dulu dimulai dari iqro baru bisa baca al-quran," Mala panjang lebar.

"Iya deh gapapa, yang penting aku bisa baca al-quran," gumam Gina.

Dan tak disengaja, Ibu Mala melihat Gina belajar ngaji dengan Mala, seraya berkata.

"Subhanallah, masih ada yang mau bersungguh-sungguh untuk membaca al-quran," ucap ibu Mala pelan, sembari pergi ke belakang.

"Alhamdulillah, kamu cepet nangkep apa yang aku ajarin," puji Mala.

"Ah Mal, kamu bisa aja," Gina sambil menyenggol bahu Mala.

"Serius Gin, ternyata ga Cuma di sekolah, tapi soal agama juga kamu mahir," sambung Mala.

"Udah deh, jangan bikin aku jadi geer," ucap Gina sembari tertawa kecil.

Dan mereka pun, melakukan sholat isya berjamaah disambung dengan makan malam bersama Ibu Mala.

Malam pukul 21.00 wib, Mala dan Gina baru saja menyelesaikan tugas sekolah dari guru.

"Gin, sekarang kita tidur, biar besok ga kesiangan," ajak Mala.

"yahudah deh, aku juga udah ngantuk biasanya jam 12 baru tidur," Gina, yang mulai memejamkan matanya, begitupun dengan Malam sudah tertidur lelap di sampingnya.

Beberapa jam berlalu, suara percikan air terdengar dari kamar mandi.

Gina pun terbangun, ternyata Mala sedang berwudhu menjalankan sholat malam 4 rakaat serta membaca al-quran.

"Mala rajin banget yah ibadahnya, terus bacaan qurannya enak didenger, semoga aku bisa kayak dia,"ucap Gina pelan.

Namun akhirnya, memejamkan mata lagi dan tertidur pulas sedangkan Mala, menunggu adzan shubuh dengan terus berdzikir.

Sarapan pagi, sudah dihidangkan di meja makan.

Nasi uduk dan teh hangat, Ibu Mala masih sibuk di dapur.

"Mal, ajak temanmu sarapan di meja makan," ucap Ibunya dari luar kamarnya.

"Iya bu bentar lagi keluar kok," sahut Mala dari dalam kamarnya.

Sementara Gina, sedari tadi mempertatikan Mala memakai kerudungnya.

"Kayaknya, gampang banget pake kerudung yah," ucap Gina pelan.

"Ayo Gin, kita sarapan dulu Ibuku udah nyiapin tuh," ajak Mala.

"Asyik sarapan…," Gina bersemangat.

Dan mereka pun, menikmati sarapan pagi yang disajikan oleh Ibu Mala.

Setelah selesai sarapan, keduanya pun pamit untuk pergi ke sekolah.

"Kita pergi dulu yah Bu, assalamualaikum," pamit Mala sembari mencium tangan Ibunya, Gina pun melakukan hal yang sama pada Ibu Mala.

"Mal udah siap belum?," tanya Gina, yang hendak mengegas motor ninjanya.

"Udah Gin, tapi kamu bawanya pelan-pelan yah," jawab Mala sedikit merasa takut.

"Iya tenang aja Mal," Gina sambil menjalankan motornya, dengan kecepatan yang standar menuju sekolah yang cukup jauh.

Jam pertama pun, sudah dimulai dengan pelajaran kimia kelas XII IPA.

bu Tika kemudian, memberikan 10 soal untuk siswa siswi yang ada di ruangan itu.

Tiba-tiba suasana menjadi hening, semua terfokus pada soal yang diberikan bu Tika guru kimia di kelas.

1 setengah jam berlalu, mereka sudah menyelesaikan serta mengumpulkan jawaban di meja guru.

Sementara bu Tika, mulai memeriksa jawaban para siswa siswi dengan teliti kemudian membegikannya satu persatu.

"Ibu sangat puas dengan nilai kalian, berarti apa yang Ibu ajarkan bermanfaat," ucap bu Tika, dengan raut wajah yang nampak bahagia.

Dan bel istirahat pun, berbunyi semua yang ada di ruangan segera meninggalkan kelas, menuju berbagai tempat sekitar sekolah.

"Mal ke kantin yuk, "ajak Gina perlahan.

"Tapi aku mau ke perpus Gin," ucap Mala singkat.

"Yahudah, aku duluan yah ke kantin," ucap Gina, berlalu pergi meninggalkan Mala.

Sementara sahabatnya, berjalan menuju perpustakaan.

"Mas, pesen jus alpukatnya satu," pinta Gina saat berada di kantin.

"Ga ada Mala, rasanya aku kesepian tapi gapapa deh Cuma kali ini aja," keluh Gina dalam hati.

Setelah menghabiskan jusnya, ia pun bergegas menuju toilet untuk mengganti seragamnya,

dengan baju olahraga.

Karena setelah itu, pelajaran olahraga di lapangan basket.

Ketika pelajaran olahraga dimulai, teman-teman perempuan Gina histeris melihat guru olahraga baru, yang super duper ganteng katanya.

"Perkenalkan, saya guru olahraga baru di sekolah ini, sekaligus alumni dari SMA ini," ucap guru olahraga itu.

"Nama Bapak siapa?," tanya salah satu siswi kelas XII IPA.

"Nama saya Ricky," jawabnya singkat.

"Astagfirullah…temen-temen pada zina mata," ucap Mala pelan.

"Menurutku, guru baru itu biasa aja tuh," sambung Gina.

"Baiklah kita mulai pelajaran olahraga kali ini, tapi sebelumnya saya mau tanya kapten tim basketnya siapa?," tanya pak Ricky perlahan.

"Saya pak," jawab Gina, sembari mengangkat tangannya ke atas.

"Oh kamu kaptennya, saya kira dari laki-laki," ucapnya heran.

Dan permainan basket pun dimulai, Gina sangat lincah memainkan bola basket bersama Mala, yang satu team dengannya.

Dari kejauhan pak Ricky mengawasi, dan memperhatikan pertandingan.

"Hebat juga, kapten team basket cewek itu seperti pemain propesional," gumam pak Ricky dalam hati, melihat cara bermain Gina di lapangan.

Kemudian pertandingan pun, akhirnya selesai team yang dipimpin Gina sebagai juarannya.

"Kamu cukup baik, dalam permainan basket ini," puji pak Ricky saat Gina minum, dan membersihkan keringatnya dengan aduk kecilnya.

"Iya pak makasih," ucap Gina singkat sembari pergi ke toilet.

Setelah berganti baju, dengan seragam putih abu-abunya lagi Gina dan Mala pun menuju kelas XII IPA.

"Kayaknya, ada yang caper sama guru baru tadi," sindir Angel dan kedua kawannya.

"Siapa yang caper…emang aku kan suka maen basket," geram Gina.

"Udah yuk Gin, mending kita pergi aja daripada kena masalah nantinya," ajak Mala pada Gina.

"Kenapa sih, cewek alim itu selalu gagalin rencana aku buat bikin Gina marah!!!," ucap Angel ketus.

"Udahlah bos, lain kali kita kerjain aja tuh anak," ucap dua kawannya.

Sementara Gina dan Mala, sudah duduk di bangkunya.

"Oh iya Gin, tadi pak Ricky ngomong apa sama kamu?," tanya Mala penasaran.

"Cuma muji, permainan basket aku aja kok ga lebih," jawab Gina.

"Tapi kok, si Angel sampe ngomong kayak gitu yah sama kamu," ucap Mala heran.

"Ah kamu, kayak ga tau Angel aja tiap hari kan dia sirik sama aku," sahut Gina.

Dan guru bahasa Indonesia pun, datang memberikan tugas kelompok untuk membuat artikel tentang kebudayaan di Indonesia.

Gina sekelompok, dengan Mala sahabatnya sendiri.

"Mal, ngerjain tugas ini di rumah aku aja yah…sekalian belajar ngaji lagi," usul Gina.

"Yahudah kalo gitu," ucap Mala singkat.

Tak terasa waktu pulang sekolah tiba, kedua sahabat itu pun pulang bersama menuju rumah Gina.

Ketika di kamar mereka sibuk, mencari artikel di laptop dan buku tentang kebudayaan di Indonesia.

"Mal, aku ambilin makan siang dulu yah buat kita," ucap Gina, sembari pergi ke bawah untuk mengambil makan siang.

Sementara Mala, berwudhu untuk sholat dzuhur tak disengaja Mamah Gina melihatnya sholat.

"Gadis sholehah itu, membuat anak menjadi lebih baik," gumamnya pelan.

"Mamah ngapain di sini?," tanya Gina yang berada di belakangnya.

"Enggak, Mamah Cuma liat temen kamu sholat kok," jawab Mamah sambil tersenyum.

"Oh…kirain kenapa, aku masuk dulu yah mah," Gina yang masuk ke dalam kamarnya.

Dan mamah pun meninggalkan keduanya.

"Mal kok ga nungguin aku sholatnya…aku pengen berjamaah bareng kamu," keluh Gina.

"Maaf yah Gin, yahudah sekarang kamu sholat, aku tungguin deh biar bisa makan bareng kamu," ucap Mala panjang lebar pada sahabatnya.

Kemudian Gina pun, ke kamar mandi untuk berwudhu serta menjalankan sholat dzuhur sendiri.

Setelah selesai sholat, ia pun makan siang bersama Mala dengan ikan lele kesukaannya.

Seusai sholat magrib, keduanya melanjutkan belajar membaca al-quran.

Kebetulan kak Danu sudah pulang kerja, dan ingin belajar ngaji juga bersama keduanya semangat pun terpancar dari Gina dan Danu.

Serta dengan senang hati, Mala mau mengajarkan mereka membaca al-quran.

"Jadi malu baru bisa baca iqro," ucap kak Danu.

"Gapapa kak, yang penting niat kita bener-bener pengen belajar," sambung Gina.

"Bener kata Gina, belajar itu ga mandang usia mau anak-anak mau orang dewasa, semua boleh belajar kalo ada keinginan yang kuat," Mala bijak.

"Wah…temennya Gina, ga Cuma baik tapi dewasa," gumam kak Danu dalam hati.

"Yahudah, kita lanjut lagi belajarnya…," ucap Gina bersemangat.

Dan akhirnya, selesai juga belajar membaca al-quran disambung dengan sholat isya berjamaah,

"Mal makasih yah, udah mau ngajarin aku dan kak Danu," ucap Gina perlahan.

"Iya sama-sama Gin, aku seneng kok kalian mau belajar baca quran," Mala kemudian.

"Sekarang kita tidur, biar ga kesiangan pas sholat shubuh," ajak Gina.

"Bener banget…met bobo," sambung Mala, yang mulai memejamkan mata, disusul dengan Gina yang mulai terlelap tidur.

Turnamen basket antar SMA pun tiba, Gina berlatih bersama teman-teman satu teamnya bersama pak Ricky.

"Pokoknya, saya minta kalian jaga stamina untuk turnamen besok, dan fokus pada pertandingan," ucap pak Ricky sebelum memulai latihan.

"Siap pak," ucap anak-anak serentak.

Gina pun mulai, melempar bola ke arah Mala dengan sigap Mala pun, memasukkan bola ke ring berhasil mencetak satu poin.

"Kamu keren Mal," puji Gina, sembari mengangkat kedua ibu jarinya seraya tersenyum.

Kemudian, salah satu teman teamnya mengoper bola ke Gina, dari jarak jauh ia memasukkan bola ke ring.

"Yes aku berhasil," teriak Gina.

Sementara pak Ricky, dari kejauhan tak berhenti menatap Gina sambil mengelengkan kepalanya.

"Luar biasa kapten cewek itu, makin salut saya sama dia," gumamnya pelan.

Tak terasa, latihan hari ini pun selesai 5 poin, yang dicetak oleh team Gina permulaan yang bagus.

"Sudah cukup latihan kali ini, Bapak harap kalian bisa maen dengan baik di turnamen besok, terutama kamu sebagai kaptennya harus bisa mengimbangi oke," ucap pak Ricky panjang lebar.

"Insyaallah pak," Gina pelan.

Semua yang ada di lapangan pun, pergi meninggalkan lapangan basket.

Gina dan Mala berjalan, menuju parkiran hendak pulang ke rumah.

"Gin kita sholat ashar dulu yah…di musola sekolah," ajak Mala.

"Yahudah deh, biar enak nanti nyampe rumahnya," ucap Gina, yang menyambut ajakan Mala.

Lalu keduanya pun, bergegas ke musola untuk menunaikan sholat ashar berjamaah.

Tak disengaja ada pak Ricky, hendak memulai sholatnya.

"Maaf pak, boleh ga kita jadi ma'mumnya sekalian berjamaah gitu," tepuk Gina dari belakang.

"Iya boleh silahkan," ucap pak Ricky, yang menoleh ke arah Gina sembari tersenyum.

Kemudian ketiganya pun, melakukan sholat berjamaah pak Ricky sebagai imam dan kedua muridnya sebagai ma'mum.

Setelah sholat mereka pun, keluar dari musola.

"Sekali lagi, makasih yah pak udah mau jadi imam tadi," ucap Gina menampakkan senyumnya.

"Iya sama-sama," pak Ricky ,seraya berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"pak Ricky baik banget yah Gin," puji Mala sambil tertawa lepas.

"Namanya juga guru, jadi harus baik sama muridnya," ucap Gina ketus, seraya terus berjalan menuju parkiran disusul dengan Mala di belakangnya.

Sepanjang perjalanan ke rumah, Gina tak berhenti memikirkan guru olahraga muda itu, entah hal apa yang menganggu pikirannya.

"Aduh, aku kepikiran pak Ricky terus yah? pasti gara-gara Mala deh tadi ngecengin aku," keluh Gina.

Dan akhirnya, Gina sampai di rumah bergegas mandi untuk menunaikan shalat magrib.

Tanpa disadari, Papah dan Mamah pun mengintipnya dari luar.

"Mah, rasanya Papah malu dengan anak kita karena ia bisa sholat diusia yang masih muda, sedangkan kita setua ini belum bisa sama sekali," ucap Papah panjang lebar, sembari mentikan air mata begitupun juga Mamah.

"Pah, Mah ngapain disitu sini masuk," ucap Gina tiba-tiba mengagetkan orangtuanya.

"Kita malu nak, sama kamu yang sudah bisa sholat diusia kamu yang masih muda, sedangkan Mamah sama Papah ga pernah bisa setua ini," Mamah yang menangis.

Gina pun terhenyak, mendengar ucapan Mamah dengan berkaca-kaca ia berkata.

"Pah, Mah aku mau kok, ngajarin gerakan sholat dan bacaanya," ucap Gina bersemangat.

"Bener sayang…Mamah sama Papah, seneng banget kamu mau ngajarin kita," keduanya histeris.

Dan Gina hanya, menganggukkan kepalanya seraya memeluk orangtua yang dikasihinya.

Pukul 24.00 wib, Gina dikejutkan dengan kue ulang tahun dan lilin, dengan angka 18 yang dibawa kak Danu ke kamarnya.

"Happy birthday Gina…happy birthday Gina…happy birthday, happy birthday…happy birthday Gina…," kak Danu, Papah, Mamah juga Mala, menyanyikan selamat ulang tahun untuk Gina.

Dan Gina pun, terharu dengan kejutan yang didapatnya.

"Ya ampun…aku aja, lupa hari ulang tahun aku ternyata kak Danu, Papah, Mamah dan Mala inget sama ulang tahun aku," ucap Gina, yang tak kuasa menitikan air mata bahagia.

"Sekarang, kamu tiup lilinnya yah de," pinta kak Danu yang tersenyum padanya.

Lalu Gina pun, meniup lilin ulang tahunnya.

"Ayo dipotong kuenya Gin," Mala.

"Iya Mal, aku potong sekarang kuenya," ucap Gina, sembari memotong kue ulang tahunnya.

Kemudian ia pun, memberikan potongan kue pertamanya pada Mamahnya, Papahnya, kakak tercintanya dan sahabat terbaiknya.

"Makasih buat semuanya, dan udah inget ulang tahun aku," Gina sambil memeluk erat ketiganya.

"Kami semua sayang kamu," ucap ketiganya bersamaan.

Setelah tiup lilin dan potong kue selesai, Gina mendapatkan kado dari ketiga orang yang menyayanginya.

Ia pun, membuka hadiah yang didapatnya 3 buah hijab cantik, yang tak pernah ia duga akan mendapatkannya.

"Semoga kamu suka, dengan kado yang kami berikan," ucap Papah yang tersenyum tipis.

"Aku suka kok Pah sama hadiahnya" ucap Gina bersemagat.

Setibanya di sekolah, Gina melihat kado di atas mejanya saat sampai di kelas.

Lalu Gina membuka hadiah itu, dan ternyata berisi sebuah hijab cantik dengan sebuah pesan didalamnya, seketika Gina membaca isi pesan itu.

"Selamat ulang tahun Gina…saya harap, kamu bisa memakainya karena Allah SWT," isi pesan yang dibaca Gina, dan tertera di bawah pengirimnya berinisial "R".

Kemudian menaruh hadiah itu di tasnya, Gina sedang bersiap-siap mengikuti turnamen basket antar SMA.

Dia berharap hari ulang tahunnya, dapat menjadi keberuntungan baginya dan team.

Sementara Mala, sudah berada di lapangan melakukan pemanasan bersama dengan yang lain.

Pak Ricky pun, ada di sana memantau seluruh anggota team.

"Gina mana?," tanya pak Ricky khawatir.

"Lagi ganti baju pak," jawab Mala singkat.

Dari kejauhan Gina berlari, menuju lapangan menghampiri team sekolahnya.

"Maaf pak saya telat," ucap Gina yang masih mengatur nafas.

"Iya gapapa, segera bentuk formasi karena pertandingan akan dimulai," ujar pak Ricky menyemangati.

Lalu turnamen pun dimulai, Gina bermain cukup baik kerja samanya dengan yang lain pun imbang, ia pun berhasil mencetak score 1 poin dari lawan.

2 jam berlalu, SMA Gina memenangkan pertandingan pertama, mereka hanya tinggal menunggu babak final nanti.

"Perfecto…kalian main sangat bagus, terus tingkatkan sampai di final nanti," puji pak Ricky sembari terus mensupport anggotanya.

Sementara para anggota beristirahat, sambil menonton pertandingan antara SMA lainnya.

Babak final pun tiba, stamina team yang dipimpin oleh Gina sudah stabil.

Mereka telah siap, menghadapi lawan dalam pertandingan terakhir ini, permainan pun dimulai persaingan yang sangat sengit antara SMA dalam turnamen basket.

Namun Gina tak menyerah sedikitpun, dia terus berusaha mengambil bola dari lawan akhirnya Gina mencetak 1 poin.

Team Gina dan team lawan sama-sama kuat, mau tidak mau mereka harus berjuang keras untuk mengharumkan SMA mereka Mala kembali mencetak 1 poin lagi.

Para penonton pun, semakin ramai bersorak menyemangati antara dua SMA yang berbeda score menjadi empat sama pertandingan semakin menegangkan.

Dan akhirnya, Gina mencetak 1 poin dengan melempar bola dari titik yang jauh berhasil masuk ke ring.

Waktu pun habis, SMA Gina pun menang sebagai juaranya.

Kelas XII IPA sebentar lagi, menghadapi ujian nasional seruluh siswa kelas XII.

Berbondong-bondong, melakukan bimbingan belajar bersama guru mata pelajaran terntentu.

Gina dan Mala pun, giat belajar bersama sembari melakukan kegiatan positif yaitu membaca al-quran.

Kini Gina telah, sampai ke tahap membaca al-quran dia cukup fasih membaca setiap huruf yang dibacanya.

"Wah…kemajuan ngaji kamu, melebihi yang aku kira Gin," puji Mala.

"Alhamdulillah Mal, ini juga berkat kamu, yang sabar ngajarin aku," ucap Gina penuh syukur.

"Oh iya, orangtua sama kakak kamu gimana?," tanya Mala perlahan.

"Papah, Mamah, dan kak Danu juga, tetep semangat belajar sholat dan ngaji kok Mal," jawab Gina pada sahabatnya.

"Syukurlah kalo gitu," Mala singkat.

"Semoga pas UN nanti, kita diberi kemudahan dan kelancaran yah Mal," ucap Gina penuh harap.

"Amin…dan lulus, dengan nilai yang memuaskan," sambung Mala sembari tersenyum.

Pukul 13.00 wib, para siswa siswi kelas XII IPA melakukan bimbel matematika di kelas dengan buku panduan ujian nasional.

Setiap siswa mengerjakan soal, yang ada di buku kemudian mengoreksinya dengan bertukar buku serta membahas soal satu persatu hingga soal terakhir.

Gina dan Mala mendapat, nilai permulaan yang baik untuk menghadapi ujian nasional nanti.

"Mal kamu dapet berapa?," tanya Gina penasaran.

"Aku dapet delapan Gin, kamu gimana?," jawab Mala lalu bertanya.

"Aku Sembilan Mal," jawab Gina singkat.

"Wih…keren kamu Gin," puji Mala.

"Jangan gitu ah, malu dipuji terus," Gina pelan.

"Iya deh sahabatku…," sambung Mala.

Dan keduanya pun, pulang bersama dengan motor ninja kesayangan Gina, melesat ke permukaan jalan menuju rumah keduanya.

Mamah sudah, menyiapkan makan siang untuk Gina sayur sop, dan tahu bacem plus sambel goreng terasi kesukaan Gina.

"Assalamualaikum mah…Gina pulang," ucap Gina dari luar, yang mengetuk pintu rumah.

"Waalaikumsalam nak, tunggu sebentar Mamah bukain," sahut Mamah sembari membukakan pintu untuk putrinya.

"Mah aku laper…Mamah masak ga?," tanya Gina.

"Kamu ke meja makan, Mamah udah siapin," jawab Mamah.

"Asyik…," Gina sambil berlari ke meja makan.

Lalu matanya pun, melotot seketika melihat sayur sop dan tahu bacem plus sambel goreng terasi yang dia suka.

"Ini baru mantep Mah…," puji Gina.

"Eit…jangan lupa berdoa sayang," ucap Mamah saat Gina hendak makan.

"Oh iya, lupa Mah hehehe," Gina sambil menyengir seperti kuda.

Kemudian dia mulai berdoa, dan makan sementara Mamah hanya menemaninya.

"Mamah kok, Cuma ngeliatin aja ga makan," ucap Gina, yang melihat mamahnya sedari tadi hanya diam.

"Mamah sudah makan sayang…jadi tinggal kamu yang belum makan," Mamah panjang lebar.

"Oh gitu…yahudah, aku abisin yah mah makan siangnya," ucap Gina bersemangat.

Lalu mamahnya, hanya mengangguk pelan mengiyakan perkataan Gina.

Dini hari Gina mengambil air wudhu, untuk melakukan sholat tahajud 4 rakaat dengan hati yang khusu.

Usai sholat, dilanjut dengan dzikir dan berdoa.

"Ya Allah, mudahkanlah segala urusan hamba di dunia ini ya Allah, saat dalam ujian nasional, yang menentukan hamba lulus atau tidak dari sekolah, dan berilah keberkahan disetiap hal positif yang hamba lakukan amin," ucap Gina panjang lebar, yang menitikan air matanya bermuhasabah, dengan Allah SWT di sepertiga malam.

Lalu Gina pun, melantunkan ayat suci al-quran sembari menunggu waktu shubuh tiba.

Begitupun dengan kak Danu, Papah dan Mamah melakukan hal yang sama, seperti Gina perubahan kea rah yang lebih baik.

Tak berselang lama, adzan shubuh pun terdengar mereka berempat pun menunaikan sholat shubuh berjamaah di rumah.

Papah sebagai iman sedangkan Gina, kak Danu dan Mamah menjadi makmum.

Pagi ini siswa siswi kelas XII, hendak menghadapi ujian nasional Gina dan Mala pun datang bersamaan, sembari terus berdoa dalam hati.

"Ya Allah, mudahkanlah hamba dalam ujian ini amin," gumam Gina di hati.

Seluruh siswa, sudah berada dalam ruangan disusul dengan pengawas dan beberapa polisi, yang siap mengawasi gerak gerik para siswa kelas XII.

Soal ujian pun, dibagikan satu persatu ke setiap meja para siswa, sampai semua tersebar dengan kertas ljknya juga.

Mala pun berujar "Bismillahirohmanirrohim," ucapnya pelan.

Kemudian mulai mengerjakan soal, yang ada di meja suasana ruang seketika hening para siswa sibuk dengan soal ujian.

Hanya pengawas, yang senantiasa mengawasi berjalan ke setiap sudut ruangan, begitupun dengan para polisi yang sangat mengamankan ujian nasional ini.

2 jam kemudian, para siswa membubarkan diri dari ruangan semua kertas jawaban dikumpulkan di meja pengawas.

"Alhamdulillah Mal, aku tadi bisa menjawab soal ujian," ucap Gina penuh syukur.

"Aku juga Gin, semoga hasilnya nanti memuaskan amin," sambung Mala pada Gina.

Dan keduanya pun, menuju parkiran sekolah.

"Gin kamu pulang duluan aja yah…," Mala yang tersenyum pada Gina.

"Kenapa Mal?," tanya Gina heran.

"Aku ada pengajian remaja di rumah," jawab Mala singkat.

"Yahudah, aku ikut deh bareng kamu," usul Gina.

"Beneran kamu mau?," tanya Mala meragukan.

"Iya Mala…aku pengen tau," ucap Gina mantap.

"Yahudah kalo gitu, kita berangkat sekarang," ajak Mala.

Dan Gina pun, mengiyakan ajakan Mala mereka lalu pergi dengan motor ninja Gina, menuju rumah Mala yang cukup jauh dari sekolah.

"Mal, yang ngasih siraman rohaninya siapa?," tanya Gina saat di perjalanan.

"Denger-denger sih katanya akhi Ricky," jawab Mala singkat.

"Aduh…jangan-jangan pak Ricky, guru olahraga di sekolah itu lagi, semoga bukan ya Allah," gumam Gina di hati.

"Emang kenapa Gin, kamu nanyain yang ceramah siapa?," tanya Mala penasaran.

"Yah…mau tau aja Mal, emangnya ga boleh," jawab Gina, yang terbuyar dari lamunannya.

"Bolehlah…" Mala.

Lalu Gina pun, fokus kembali mengendarai motor ninjanya menuju tempat tujuan mereka.

Semua remaja pun, sudah berkumpul di musola untuk melaksanakan pengajian remaja minggu ini.

Dimulai dengan, pembacaan ayat suci al-quran disambung dengan ceramah dari akhi Ricky.

"Assalamualaikum, warohmatullahi wabarakaatuh," ucap akhi Ricky.

"Waalaikumsalam, warohmatullahi wabarokaatuh," jawab para jamaah yang hadir.

"Mal, itu bukannya pak Ricky guru olahraga kita yah," bisik Gina pelan.

"Oh…iya yah Gin, aku baru nyadar," ucap Mala membenarkan ucapan Gina.

Dan di sana Gina mengenakan hijab, yang dia dapat di kelas terlihat cantik dan sholehah.

1 jam kemudian, pengajian pun selesai dengan ditutup sholawat bersama.

Gina nampaknya, merasa tenang sehabis mendengar ceramah yang disampaikan akhi Ricky dan hijab yang di kenakannya.

Ketika hendak keluar, dari musola akhi Ricky memanggilnya.

"Ukhti tunggu," ucap akhi Ricky berlari menghampiri Gina.

"Kapten team basket yah," ujar akhi Ricky pada Gina.

"Iya pak," Gina.

"Kamu cantik, pake hijab hadiah dari saya," puji pak Ricky sembari tersenyum.

"Oh…hijab ini dari Bapak, makasih yah pak sebelumnya abis saya ga tau," ucap Gina pelan.

"Iya gapapa, saya seneng kok kamu pake hijab itu, tapi di sini kamu jangan manggil saya bapak…panggil aja akhi yah," ucap pak Ricky panjang lebar.

"iya pak,eh…akhi maksudnya," ucap Gina sembari tertawa kecil.

Sementara Mala, tak bisa menahan tawanya melihat pak Ricky mengobrol dengan Gina.

"Akhi, kita duluan yah mari…assalamualaikum," pamit Gina bersama Mala.

"Waalaikumsalam," pak Ricky

Malam ini Gina menginap di rumah Mala, sembari belajar untuk ujian nasional besok, mengisi pilihan ganda yang ada di buku serta saling mengoreksi jawaban masing-masing.

hampir 2 jam, mereka sibuk dengan latihan soal yang ada di buku.

Usai belajar bersama, keduanya mengambil wudhu untuk sholat hajat dua rakaat dengan khusu mereka sholat.

Setelah itu, memohon keinginan mereka pada Allah SWT berharap semua usaha dan do'a mereka dikabulkan.

"Ya Allah yang maha pengasih, izinkan aku meminta agar aku bisa lulus dengan nilai yang bagus ya Allah amin," ucap Gina pelan, beegitupun dengan Mala yang menitikan air mata saat berdo'a.

Keduanya pun, larut dalam pengharapannya masing-masing, mereka pun beranjak untuk tidur karena besok akan menghadapi ujian nasional hari kedua.

Pukul 06.00 wib, Gina sedang mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah, sedangkan Mala membantu Ibunya menyiapkan sarapan pagi ini.

Nasi kuning, buatan Ibunya yang paling enak, usai Gina berganti baju dengan seragam Mala, yang kebetulan banyak baju putih lengan panjang, dan rok abu-abu di bawah mata kaki.

"Aku pantes yah pake baju ini," gumam Gina saat melihat ke arah cermin.

"Cantik kok Gin apalagi pake hijab," sambung Mala yang masuk ke dalam kamarnya.

"Kalo pake hijab, aku belum siap Mal, insyaallah kalo aku udah siap pasti aku pake," Gina pada Mala.

"Iya Gin, aku Cuma nyaranin aja, ga maksa…ayo kita sarapan," ajak Mala sembari tersenyum pada sahabatnya.

Lalu keduanya pun, ke meja makan sarapan bersama Ibu Mala yang sudah menyiapkan semuanya.

"Maaf yah Bu, kalo Gina di sini ngerepotin," ucap Gina pelan.

"Enggak kok, malah Ibu seneng kamu sering maen ke sini," Ibu Mala lembut.

"Yahudah atuh, dimakan jangan dianggurin," sambung Mala sembari tertawa kecil.

Dan mereka pun, menikmati sarapan pagi ini di rumah Mala.

Setelah itu, berangkat ke sekolah meninggalkan rumah Mala dengan motor ninja milik Gina.

Mereka sudah duduk di kursi kelas, tak berselang lama pengawas pun datang seluruh siswa diam seperti panting, perlahan pengawas membagikan soal, dan lembar jawaban Gina melihat pak Ricky menjadi pengawasnya.

"Ampun dah…ketemu lagi ma pak Ricky, jadi heran aku kayaknya dunia itu sempit," gumam Gina di hati sambil menunduk.

"Gin kayaknya kamu jodoh deh, dengan pak Ricky sering ketemu soalnya," sindir Mala.

"Hus…diem ini lagi ujian tau, kan kacau urusannya kalo sampe dicatet sama pengawas kita ngobrol," bisik Gina mengalihkan pembicaraan.

Kemudian keduanya kembali, fokus ke soal yang ada di meja mereka dengan hati-hati melingkari kertas ljk memutar otak dengan 50 pertanyaan.

Sementara para pengawas berkeliling, di sekitar ruangan melihat dengan jeli para siswa yang mengikuti ujian nasional.

2 jam berlalu, satu persatu para siswa mengumpulkan jawaban mereka di atas meja pengawas bergegas keluar ruangan.

Ujian nasional pun, telah usai para siswa kelas XII merasa bisa bernafas lega, karena semua ketegangan telah mereka lewati.

Tinggal menunggu kelulusan dari sekolah, Gina dan Mala pun merasa bebas sudah melewati UN tanpa sedikit kendala apapun.

Hari ini para guru sedang, bermusyawarah tentang tempat prom night untuk siswa kelas XII yang akan diadakan setelah kelulusan nanti.

Gina dan Mala pergi, ke rumah Gina menggunakan motor ninja.

"Gin, emang kita mau ngapain ke rumah kamu?," tanya Mala.

"Aku mau ngajak kamu, jalan-jalan bareng kak Danu, ke mall sekalian refreshing Mal…," jawab Gina saat di perjalanan.

"Kenapa ga berdua aja bareng kamu," Mala.

"Itu mah udah sering, makanya sekarang aku ajak kak Danu biar ga bosen," sambung Gina bersemangat.

"Aduh…aku kan gugup, kalo ketemu kakaknya Gina," keluh Mala di hati.

Dan sesampainya di rumah Gina, mereka langsung naik mobil sedan kak Danu yang terparkir di halaman rumah Gina.

"Kalian udah siap?," tanya kak Danu.

"Siap dong kak…kita mau have fun," jawab Gina histeris.

Lalu mobil pun, melesat ke permukaan jalan menuju tempat yang mereka tuju.

Di mall mereka bermain bom-bom car, rooler coster, panjat tebing, ice skiting dan masih banyak lagi permainan yang seru disana.

Setelah lelah bermain, mereka memutuskan untuk makan dengan fried chicken saos tiram dan lemon tea.

Mereka pun, menikmati hidangan yang ada di depan mata mereka.

"Kak sering-sering ajak kita jalan," sindir Gina.

"Pengennya sih gitu…tapi kan kakak kerja de," sahut kak Danu.

"Mal, kok dari tadi kamu diem aja sih," tanya Gina heran.

"Sorry Gin, aku seneng kok diajak jalan sama kakak kamu," Mala pelan.

"Nah…gitu dong, ngomong kan enak jadinya," sambung Gina kembali.

Sehabis makan, mereka groufie di studio kecil yang ada di mall, mengabadikan kebersamaan mereka saat ini.

"Wah…semuanya narsis yah," ucap kak Danu dengan tawa yang lepas.

"Biar ga mati gaya kak," sahut Gina.

Setelah selesai dengan groufie mereka, keluar dari mall menuju parkiran masuk ke dalam mobil sedan kak Danu, berjalan meninggalkan area mall.

"Kak nanti ke rumah Mala dulu, sekalian anterin dia pulang," pinta Gina pada kakaknya.

"Siap de tenang aja," sambung kak Danu, sembari fokus menyetir mobilnya ketika sampai di depan rumah Mala.

Mala pun turun, sembari berpamitan pada kakak beradik itu.

"Makasih yah Gin,eh…kak Danu juga, buat hari ini maaf ngerepotin," ucap Mala sembari tersenyum pada keduanya.

"Iya sama-sama Mal, ga ngerepotin kok, malah seneng kamu bisa ikut," ujar kak Danu.

Sementara Gina, melambaikan tangan pada sahabatnya.

"Hati-hati di jalan," ucap Mala dari pintu rumahnya.

Adzan magrib terdengar, keluarga Gina pun melakukan sholat berjamaah di rumah.

Kak Danu sebagai imamnya kali ini dan papah, mamah, dan Gina sebagai ma'mum, dengan khusu mereka sholat.

Usai sholat, dilanjut dengan dzikir serta do'a Gina pun mengaji beberapa ayat al-quran dengan fasih dia membaca, terdengar enak di telinga keluarganya.

"Subhanallah Mah, putri kita jadi rajin mengaji seperti ini," gumam Papah pada Mamah.

"Itu karena dia, berteman dengan Mala pah, jadi terbawa ke arah yang lebih baik," Mamah yang tersenyum.

"Bener banget tuh Pah, si Mala itu emang wanita sholehah," sambung kak Danu sembari memuji Mala.

"Kamu naksir yah…sama temennya Gina," sindir Papah dengan tersenyum jail.

"Enggak kok, siapa bilang Cuma muji aja eh dibilang naksir," ucap kak Danu gugup.

Sementara Papah dan Mamah, menertawai ekspresi salah tingkah kak Danu malam itu.

Prom night pun tiba, para guru memilih kebun raya Bogor sebagai tempat diadakannya prom night.

Para siswa kelas XII pun, menginap di hotel yang sudah disewa oleh sekolah, kelulusan pun kemarin sudah diumumkan di mading sekolah, ternyata semua siswa XII di nyatakan lulus.

Setelah sholat isya, Gina bersiap-siap untuk datang ke acara prom night.

"Ya Allah, aku memutuskan untuk berhijab, semoga niatku ini kau ridhoi," ucap Gina, saat berada di depan cermin yang mulai mengenakan hijab, pemberian Mala ketika ulang tahunnya.

Sedangkan Mala, sudah berada di tengah-tengah orang banyak yang hadir di acara prom night.

Tak berselang lama, Gina pun datang dengan mengenakan long dress berwarna hijau toska dipadu dengan blezzer batik dan hijab polos berwarna senada.

Dengan long dressnya, semua mata terpaku padanya.

"Gin ini kamu…aku sampe pangling tau," ucap Mala ketika Gina berjalan menghampirinya.

"Iya Mal, ini aku Gina…terus aku pake hijab, yang kamu kasih saat ulang tahun aku," Gina hangat.

"Kamu serius mau berhijab?," tanya Mala yang tak yakin.

"Insyaallah, aku serius ingin berhijab Mal," jawab Gina mantap.

"Alhamdulillah, aku dukung kamu kok Gin, semoga kamu istiqomah yah," ucap Mala bersemangat.

"Amin…," ucap Gina.

Dan prom night pun dimulai, dengan penampilan para siswa kelas XII yang memeriahkan acara.

"Baiklah saya di sini, sebagai pembawa acara pada prom night malam ini, langsung saja kita panggil band siswa dari kelas XII," ucap pak Ricky membuka acara.

"Gin, pak Ricky tuh jadi host," sindir Mala.

"Apaan sih Mal…," ucap Gina yang tersenyum tipis.

Kemudian acara prom night pun, sangat meriah sampai pada penghujung acara renungan bersama wali kelas hingga selesai.

5 tahun berlalu, Gina menjadi wanita dewasa yang cantik menggunakan hijab, dia sekarang berprofesi sebagai bidan di klink.

Sedangkan Mala berprofesi sebagai dosen, disalah satu universitas negeri keduanya masih akrab seperti waktu dulu.

Saling menyemangati, satu dengan yang lainnya dalam banyak hal, mereka menjadi satu keluarga karena, kak Danu menjadikan Mala sahabat Gina menjadi istrinya.

Dan sudah dikaruniai putri kembar, bernama syafa dan syifa betapa bahagianya Papah dan Mamah memiliki cucu yang mengemaskan.

Sementara Gina baru menikah, dengan pak Ricky guru olahraga di sekolah yang banyak dikagumi teman-temannya saat itu.

Gina pun tak menyangka, bakal berjodoh dengan gurunya sendiri.

Itulah takdir yang tak bisa manusia rencanakan, apalagi diketahui.

Sementara Angel dan kedua kawannya, kini berhubungan baik dengan Gina dan Mala.

Mereka sadar bahwa, berteman lebih baik daripada bermusuhan satu dengan yang lainnya.

Mereka pun, sempat meminta maaf saat malam prom night pada keduanya sering berbuat dzalim, terhadap Gina dan Mala hampir setiap hari di sekolah.