webnovel

HIGH CLASS JOMBLO

Cerita ini bermula dari persahabatan tiga orang wanita cantik bernama Agesti, Wilia dan Oliv yang kemudian mengalami nasib nahas yang serupa. Ketiga nya sama-sama dikhianati sang pacar. Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk membuat sebuah geng bernama High Class Jomblo, yang berarti ketiga nya menobatkan diri sebagai jomblo-jomblo yang berkulitas. "Gue yakin, dengan berdiri nya geng High Class Jomblo ini, harga diri kita gak akan terinjak laki-laki lagi." (Shintya Agesti Munaf) COVER BY : RIA_GRAPHICC

Mufy_Mc · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
280 Chs

PERKARA TELOR CEPLOK!

Hari-hari yang malang pun berlalu. Semenjak mendapatkan semprotan amarah dari orang tua Vadella, Agesti kini tidak lagi mau berdekatan dengan Billy atau sekedar menganggap nya sahabat lagi.

Sahabat kecil nya itu sudah berusaha memperbaiki hubungan nya dengan Agesti namun gadis berperawakan tinggi tersebut menolak mentah-mentah kehadiran Billy di hidup nya saat ini.

"Kita udah gak punya donatur lagi sekarang! Kalo mau apa-apa harus usaha sendiri." Ucap Agesti kepada sahabat nya.

Mata sayu Oliv yang baru saja terbangun dari tidur malam nya berusaha ia buka lebar-lebar setelah sempat mendengar ucapan Agesti yang tengah mengobrol dengan Wilia.

"Donatur? Billy maksudnya?" Tanya Wilia kemudian.

"Iya lah, siapa lagi kalo bukan dia! Kan cuma dia yang paling royal sama kita." Agesti menyenderkan tubuh nya ke dinding kamar dengan lemas.

Oliv membuka selimut yang sejak tadi menutupi hampir seluruh tubuh nya. Gadis lugu itu pun bangun dan duduk sembari mengucek mata.

"Kalian lagi ngobrolin apa sih? Serius banget."

Agesti dan Wilia enggan berkomentar. Kedua gadis itu memilih untuk diam di posisi masing-masing.

"Kok diem? Kenapa sih kalian? Oh iya, tumben banget Lo udah bangun Ges?" Oliv menyenggol lengan Agesti yang tengah menyender di samping nya. Sambil cengengesan, Oliv tampak begitu ceria pagi ini. Mungkin karena hari ini adalah hari Minggu dan juga tadi malam ia sempat memimpikan Edro, lelaki pujaan hati nya yang entah sekarang berada di mana.

"Gue kan emang biasanya bangun pagi." Pungkas Agesti masih dengan ekspresi malas.

Wilia yang sejak tadi tengah memotong kuku tangan nya kemudian berdiri dan hendak pergi keluar kamar.

Melihat salah satu sahabat nya akan berlalu, Agesti si pemalas langsung memanggil Wilia untuk dimintai tolong sepagi ini.

"Wil, mau ke dapur kan? Tolong bikinin Gue telor mata sapi dong, please." Agesti memohon sembari menempelkan kedua telapak tangan nya di depan dada.

Mendengar ucapan Agesti, gadis pemilik rambut bergelombang itu segera menyunggingkan bibir nya dan berlalu tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Thanks ya Wil, Lo cakep banget deh hari ini." Teriak Agesti menggoda sahabat nya.

Sementara itu, sambil menguap Oliv kembali menyenggol tangan Agesti untuk kembali menanyakan soal obrolan kedua sahabatnya tadi.

"Kalo Gue gak salah denger, tadi Lo sama. Wilia lagi bahas donatur-donatur itu maksudnya siapa sih? Terus Lo juga bilang kalo kita mau apa-apa harus usaha sendiri. Maksudnya gimana sih?" Tanya Oliv masih penasaran dengan potongan kalimat yang ia dengar setelah bangun tidur.

Agesti mengangkat kedua alisnya sembari memasang ekspresi lucu kepada Oliv.

"Lo hebat ya, lagi tidur tapi masih bisa denger obrolan kita."

"Gue tadi udah bangun, Ges." Pungkas Oliv memberitahu.

Sebelum menjelaskan secara detail, Agesti lebih dulu menarik nafas dalam-dalam karena ia harus mengulang ucapan nya beberapa menit yang lalu.

"Tadi, Gue sama Wilia lagi ngobrolin soal masa depan kita."

"Hah? Emang masa depan kita kenapa? Suram?" Tanya Oliv dengan wajah polos nya.

"Astaga, Oliv.. Lo bisa gak biarin Gue ngomong dulu, jangan asal di potong aja?" Agesti merubah posisi duduk nya menjadi lebih tegak karena dorongan emosional yang di rasakan nya setelah mendengar pertanyaan Oliv.

"Oke, lanjut." Oliv mempersilahkan Agesti untuk kembali bercerita.

"Ya intinya setelah Gue memutuskan untuk enggak lagi anggap Billy sebagai sahabat Gue, alias Gue gak akan jalan lagi sama dia karena alasan apapun atau ya.. istilah nya, Gue sama dia udah selesai lah, masa pertemanan nya. Jadi, kita udah gak boleh lagi bergantung sama dia. Dan Gue gak bakalan kasih izin sama Lo ataupun Wilia untuk terima bantuan apapun dari Billy." Cerocos Agesti menggebu-gebu.

"Itu berarti kita di ambang kesengsaraan dong?"

Agesti menyipitkan mata nya heran.

Sementara Oliv yang menganggap ucapan Agesti adalah berita buruk, langsung merubah ekspresi wajah nya yang semula ceria karena baru saja memimpikan sosok pangeran hati nya itu menjadi kusut bukan kepalang.

"Ges, kenapa sih Lo gak maafin Billy aja? Terus Lo baik-baik lagi sama dia? Dia kan baik orang nya Ges! Keliatan nya juga dia punya perasaan lebih sama Lo." Lanjut Oliv menerka-nerka.

Ucapan Oliv semakin membuat Agesti heran. Ia hanya menggelengkan kepala beberapa kali dan enggan berkomentar lagi.

Sesaat kemudian, Wilia kembali datang dengan dua piring berukuran sedang di tangan nya.

Gadis itu tampak berseri-seri seraya memuji masakannya sendiri.

"Ummm... Nasi goreng buatan Gue wangi banget." Ucap Wilia kemudian duduk beralaskan lantai di kamar nya.

"Nih, telor ceplok pesenan Lo!" Wilia menyerahkan salah satu piring di tangan nya kepada Agesti yang sudah terlihat sumringah karena tidak sabar untuk sarapan.

Saat meraih piring nya, tiba-tiba raut wajah Agesti berubah drastis.

"Kok cuma telor ceplok nya doang? Nasi goreng nya mana?" Tanya Agesti kepada Wilia yang langsung melahap nasi goreng buatannya sendiri tanpa memperdulikan yang lain.

"Woi, nasi goreng nya mana? Masa Gue makan telor ceplok doang?!" Ulang Agesti dengan kedua alis yang sudah mengkerut.

"Nasi goreng? Lo kan cuma pesen dibuatin telor ceplok, ya semua nasi nya buat Gue lah! Terus salah Gue di mana?" Tanya Wilia dengan ekspresi datar.

Mendengar percekcokan antara kedua sahabat nya, Oliv pun langsung terkekeh dan berguling-guling di atas kasur nya mentertawakan Agesti yang harus rela sarapan hanya dengan satu butir telur ceplok.

"Gue gak salah kan, Liv? Tadi Lo denger sendiri Agesti pesen apa sama Gue!" Tanya Wilia meminta persetujuan dari Oliv.

Gadis lugu itu hanya menampilkan kedua jempol tangan nya sembari terus terkekeh.

Agesti hanya bisa membuang nafas kasar dan memakan telur ceplok nya dengan ekspresi wajah yang penuh tekanan.

"Penyakit tulalit si Oliv sekarang nular sama Lo, ya!" Ketus Agesti kepada Wilia yang masih asik menyantap nasi goreng buatan nya sendiri.

Wilia tampak cuek dengan sarkas yang diberikan oleh Agesti. Pasal nya gadis itu memang tidak merasa bersalah sedikit pun karena Agesti memang hanya memesan telor ceplok saja, tidak dengan Nasi goreng ataupun nasi-nasi yang lain.

"Berisik Lo! Bikin Gue bad mood pagi-pagi aja." Ucap Agesti kepada Oliv yang masih mentertawakan nasib nya.

Gadis berperawakan tinggi itu pun berlalu dari kamar nya untuk menyimpan kembali piring bekas ia memakan telor ceplok.

"Lawak banget sih, Lo Wil... Gue aja gak kepikiran kalo Lo bakalan tega ngasih makan Agesti pake telor ceplok doang." Ucap Oliv sembari terkekeh.

"Ya, gimana lagi.. nasi nya cuma tinggal seporsi. Kebetulan banget Agesti pesen nya cuma telor ceplok nya doang, haha." Jawab Wilia dengan tertawa di ujung kalimat nya.