Sesaat setelah Marsha berpindah mobil, ia langsung di sambut dengan hangat oleh seorang pria yang bertepatan duduk di sebelahnya. Pria itu tersenyum manis melihat kehadiran Marsha di mobilnya. Ia meraih tangannya, kemudian mengecupnya singkat.
"Kau lama sekali."
"Aku tidak akan meninggalkannya kalau bukan karena kau, Jasiel." Kata Marsha menjawab.
Jasiel mengangguk kecil. "Aku tahu, tapi kalau kau ikut mengantarnya kau akan kehabisan waktu. Kau tahu, pak tua itu marah besar."
"Dari mana dia tahu?" Tanya Marsha heran.
"Well, mata-matanya ada dimana-mana. Kau seharusnya tahu itu." Kata Jasiel yang masih setia menggenggam tangan Marsha.
Ah, Jasiel benar. Seharusnya Marsha sudah tahu akan hal itu, tapi ia hanya tidak menyangka kalau pak tua itu masih memperhatikannya. Maksudnya, memperhatikannya agar ia tidak terlalu dekat kepada mereka. Mereka yang hanya di akui olehnya.
"Bagaimana kondisinya sejauh ini?" Tanya Marsha mengalihkan pembicaraan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com