"Mama!"
Ian berlari cepat, tidak mempedulikan ice creamnya yang hampir saja terjatuh.
Sejak kedatangan Francois yang menghampiri dirinya dan Arlett, Ian sudah mulai menyadari keberadaan Gia di keramaian orang yang sedang mengerumuni beberapa stand makanan untuk di beli. Gia juga sepertinya memang sengaja menampakkan dirinya pada Ian karena tatapan wanita itu yang menatapnya lurus ke depan, melihat tepat di kedua bola mata mungilnya.
"Mama!"
Gia ikut melangkah menghampiri putranya, Ian.
Brukh!
Tubuh keduanya saling bertabrakan dan berpelukan. Gia memeluk erat Ian, begitu pun sebaliknya. Ian bahkan yang tidak pernah menangis kini menumpahkan air matanya, tanda kepedihan yang ia rasakan akibat menahan rindu yang tidak terkirakan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com