webnovel

CHAPTER 11 WEDDING

Desainer terkenal di dunia yang sering lulung lalang di televisi datang ke hunian mewah milik Smith Jeremy. Begitu masuk ia memuji rumah dengan segala yang berkilau didalam nya itu.

"Hei, jadi dimana calon pengantin kita?" gaya kemayu mirip seorang perempuan ia perlihatkan walaupun sebenarnya ia adalah seorang lelaki.

Smith dan Adeline turun ke bawah, mereka bergandengan dengan sebuah senyuman menghiasi bibir mereka. Adeline mungkin sudah di hukum oleh Smith agar ia tidak kaku dan mengundang kecurigaan.

"Waw, ini dia keajaiban dunia betapa indahnya melihat dengan mata sendiri Tuan Jeremy junior yang sangat membuat semua orang penasaran" ucapnya.

''Hai Kelly, kenalkan ini calon istriku"

"Hai gadis cantik, aku Kelly kamu bisa memanggilku nona Kelly" ucap Desainer itu pada Adeline yang langsung mencium pipi kiri dan kanan gadis itu.

Smith langsung melotot. "Kelly, jangan lakukan itu pada wajahnya" ujar Smith.

Kelly langsung menutup mulutnya merasa bersalah. "Ah, maafkan aku Tuan Smith karena lancang! Aku tidak bermaksud mencium pipi Malaikat mu"

"Biarkan saja tidak apa-apa" ujar Adeline menyikut pinggang Smith.

"Okay kita mulai dari mana?"

"Dari atas turun ke bawah! " Goda Kelly yang ceplos dengan mulutnya.

Smith berdiri di depan Desainer itu yang langsung memegang tubuhnya dan mengukur untuk membuat baju pengantin. Kelly tak henti memancarkan kekaguman pada bentuk tubuh Smith yang sangat mempesona itu.

Kemudian kini giliran Adeline, Kelly menyuruhnya tegap gadis itu tampak kaku kemudian Kelly langsung menyuruh asisten perempuan nya untuk sedikit membuat Adeline berdiri tegak dan menaikan bagian belakang tubuhnya yang ternyata di perhatikan oleh Smith, hal itu membuat nya sangat malu.

Begitupun Smith yang memalingkan wajahnya setelah itu.

Akhirnya mereka selesai, kini Smith memesan semua makanan untuk Catering dan dekorasi di sebuah hotel mewah miliknya.

Seharian mengurus itu membuat ia lebih lelah di banding hari biasa dia bekerja, dan membuatnya terlelap dengan Adeline di atas sofa karena sangat kecapean.

Hari berlalu begitu saja, setelah semua rasa deg-degan Adeline akhirnya akan menikah dan bertemu semua orang penting yang di undang boleh Jeremy Thomas.

Berita pernikahan tahun ini cukup mencuri perhatian. Pasalnya seorang anak lelaki satunya dari pemilik perusahaan pencakar langit terkenal di dunia menikahi seorang anak gadis yang amat sangat sederhana.

Pernikahan kolomerat tahun ini yang berhasil mencuri perhatian dunia. Dan tidak sedikit yang hadir ke pesta itu, dimulai dari pengusaha hingga petinggi negara.

Pesta berkilau itu dinilai sebagai pesta para ATM berjalan oleh masyarakat yang melihat berita di televisi maupun gadget dan sosial media mereka.

Smith Jeremy dan Adeline Jeremy, nama itu terpampang kini di belakang nama gadis itu. Nama Adeline memang menjadi perbincangan hangat di semua media sosial.

Bahkan walaupun ia juga menyembunyikan identitas nya itu dan bekerja paruh waktu di salah satu restoran milik ayah Smith, sebelum akhirnya dia di ketahui memacari putranya.

Pesta berlangsung sangat ramai, semua masakan yang di sajikan di pesta pernikahan itu sudah tidak di ragukan lagi. Sudah pasti dari restoran paling terbaik di dunia, tidak ada makanan terbaik dan termahal selain restoran itu di sana, koki terbaik dan terkenal di dunia juga turun langsung menyajikan makanan itu secara dadakan. Sehingga menambah kesan mewah dan memanjakan lidah para pengusaha dan pejabat negara yang hadir.

"Bukankah ini akan menjadi pesta terbaik tahun ini?" Adeline bertanya pada Smith yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

"Tentu saja, bahkan nama kita ada di trending satu pencarian di internet selama satu Minggu terakhir" timpal Smith, ia hanya senang karena saham nya akan meroket.

Claire dan Clark datang mendatangi Adeline, ia sangat senang karena ada yang mengenalnya kemudian dua pelayanan pribadinya juga datang.

Adeline mengenalkan pada Claire dan Clark Sahabat nya bahwa nama mereka sama dengan nama pelayan pribadi yang di tugaskan Smith untuk nya, namun mereka memiliki nama belakang yang berbeda.

Clark kemudian tiba-tiba diam begitu, Adeline memperkenalkan pelayan yang namanya sama seperti dirinya.

Namun Adeline tak menyadari itu, karena banyak tamu yang ingin bicara dengannya begitupun ayah mertuanya.

Pertanyaan juga di ajukan wartawan dengan sedikit nakal dan berani begitu mereka akan keluar dari gedung setelah resepsi, dan Smith menjawab dengan sigap bahwa sebelum menikah keduanya kompak berpacaran secara sehat, sehingga pengakuan mereka juga membuat para netizen berkomentar salut pada keduanya di era Milenial seperti ini. Selain kaya raya lelaki itu dinilai diberkati dengan kepintaran dan Atittude yang baik.

Akhirnya mereka pulang ke rumah, tak ingin membuat kekacauan. Akhirnya Smith menyuruh Adeline tidur di kamarnya.

Setelah satu minggu menikah melihat Adeline yang sedang duduk di ujung jendela besar rumah mewah mereka. Ia memakai baju dengan belahan dada minim yang memperlihatkan belahan dadanya.

Kini ia yang sebagai lelaki normal akhirnya terpancing hasratnya, setelah ia melontarkan tingkah manis setiap hari.

Begitupun Adeline yang terpancing begitu saja oleh tingkah Smith yang memang benar-benar sangat romantis.

Smith baru saja pulang kerja bahkan ia baru membuka satu kancing kemeja yang dikenakan nya. Ia langsung bergegas menghampiri sang istri. Satu kecupan langsung didapatkan Adeline begitu saja.

"Kenapa belum tidur?" tanya nya, ia juga melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 22.00.

"Apakah menurutmu semua orang mengira kita bahagia karena memiliki semua yang tidak di miliki kebanyakan orang?" ia mengangkat wajahnya melihat ke arah Adeline.

"Apa maksudmu? tentu saja kita bahagia, mengapa berbicara seperti itu?" penasaran dari man istrinya itu mendapatkan pikiran seperti itu.

"Apakah aku benar-benar tak berarti apapun untukmu?"

"Hei, kenapa bicara seperti itu?" jawab Smith.

"Aku seperti wanita murahan, kamu bisa mengecupku sepanjang waktu padahal kita hanya menikah secara kontrak"

"Hei, aku tidak tahu harus bilang apa tetapi seperti nya aku jatuh cinta padamu"

Mata Adeline terbelalak, melihat dengan menengadah wajah Smith di depannya.

"Kita hanya saling mengecup setiap hari dan berciuman ketika kamu libur bekerja, bukankah kini aku istrimu! Kamu bahkan belum menyentuh ku sama sekali," Kini Adeline merasa berani setelah Smith mengucapkan perasaan nya.

Kemudian ia kembali memalingkan wajahnya ke arah kaca.

Smith menarik nafas panjang, ia memang belum menyentuh Sonia sama sekali karena urusan pekerjaan yang membludak, saham perusahaan terus meningkat dan banyak investor yang masuk membuatnya harus berdedikasi langsung di perusahaan.

Kini ia menekuk tubuhnya dan ia meletakan tangan di kedua ujung kursi yang di duduki Adeline, berharap tak menunda-nunda apa yang harus ia lakukan"Apakah kamu begitu merindukanku? padahal aku ada di rumah setiap hari?"

Adeline hanya terdiam. Ia ingin Smith lebih memperhatikannya.

Lelaki itu kemudian membuka kemeja nya, ia melemparkan bajunya itu ke lantai, dan langsung mencium bagian leher Adeline yang sedang memalingkan wajahnya. Hal itu membuat nya langsung bereaksi.