webnovel

Irama berulang

Shift malam yang bertepatan dengan tanggal muda.

Dimana hampir setiap kantong,setiap saldo mulai terisi.

Supermarket sangat ramai,banyak barang kosong yang mesti terus di isi.

Para pelanggan khusus nya ibu-ibu rumah tangga antri menuju pembayaran di kasir.

Melelahkan..desah Kyra dalam hati.

Saat istirahat pun Kyra malas untuk makan,Tantri yang sedari tadi didekatnya terus menceritakan bagaimana saat dia menghabiskan waktu malam kemarin bersama pacarnya.

Kyra hanya sesekali mengangguk dan tersenyum.

Hampir jam 11 malam,Adit teman Joe yang juga rekan kerja mereka memanggil Kyra.

"Ra,dipanggil Pak Boss tu" ujarnya terus pergi

Kyra membayangkan apa yang akan di katakan bosnya,benar saja..sesampainya diruangan bos nya itu dia membahas masalah keributan kemarin dengan Dona.

Kyra hanya bisa diam,kelihatan sekali bosnya itu marah dan kecewa.

Tapi anehnya,semua ucapan bosnya itu hanya seolah-olah berpandangan dari sisi Dona.

Kyra mengernyitkan dahi beberapa kali.

"Saya minta maaf Pak,saya tau saya salah atas kejadian kemarin" ucapnya tulus seraya menundukkan sedikit kepalanya

"Kamu tau peraturan kerja disini kan Kyra? Bagaimana pun alasan kamu,tidak dibenarkan mencampuri urusan pribadi dalam pekerjaan..apalagi kalian sampai melakukan kekerasan" ucap Pak Heru tegas

Ucapan Pak Heru tak lain dia bermaksud membenarkan Dona.

Tak luput dari segala yang Dona katakan,tetap saja Kyra di salahkan karena melakukan kekerasan.

"Saya benar-benar minta maaf Pak" ucap Kyra pelan dan menunjukkan wajah menyesal

Pak Heru menaruh amplop diatas meja.

"Ini.." ucapnya menaruh amplop,seraya memandang Kyra sekali lalu memalingkan muka

"Apa ini Pak?" tanya Kyra cemas

"Ambil dan pulanglah,itu gaji kamu untuk bulan kemarin..sepertinya kamu tidak cocok kerja disini" jelas Pak Heru

"Tapi Pak,saya benar-benar menyesal..saya.." belum selesai Kyra melanjutkan

"Kyra,maaf" jawaban Pak Heru membuat wajah Kyra memerah

Tangannya gemetar seraya mengambil amplop di atas meja airmata nya hampir jatuh tetapi dia tahan.

"Kalau begitu,terima kasih Pak..saya permisi" Kyra menundukkan punggung seraya berpaling lalu keluar

Dia terus berjalan dan menunduk.

Dia kesal,sedih..tapi dia jelas tau ini akan terjadi.

Dona benar-benar membuatnya kehilangan akal,dia selalu lolos dari masalah setiap kali berhasil memicu keributan.

Hanya karena identitas di balik layarnya,seolah dia bisa melakukan apapun.

Kyra ingin memarahi Dona,sayangnya hari itu Dona shift siang.

Langkah nya gontai,karena lesu.

Tantri sudah pulang sedari tadi,hanya tinggal dia sendiri.

Dia perlahan melihat jalanan di depan supermarket itu,sudah 2tahun dia bekerja disini..seperti tidak ada yang berkesan,hanya dengan 1 keributan akhirnya dia kehilangan pekerjaannya.

Kyra menendang kaleng minuman di jalan itu.

"Akhhhh" teriaknya

Tak lama sebuah mobil berhenti tepat didepannya.

Jendela mobil itu terbuka,dan nampaklah seorang perempuan cantik dewasa,dengan rambut nya yang digulung keatas.

"Kyra..ayoo" panggil Tante Sinta masuk

Kyra mengangkat alis dan langsung masuk ke mobil.

"Tante kok bisa disini?" tanya nya

"Tadi tante kebetulan abis nganterin pesenan langganan tante disekitat sini." jawab tante

"Terus kok tante tau aku disini." Tanya Kyra lagi

"Tante udah telfon kamu..kamu nya gak angkat,ya tante tau lah pasti kamu belom pulang." jelas Tante

Kyra hanya menoleh menganggukkan kepala nya.

Wajahnya terus saja dia tekuk,bibirnya cemberut.

Mengingat kejadian tadi membuat nya sedih.

"Ada apa?" tanya tante

Tapi Kyra cuma menggelengkan kepala.

Dia malas menceritakan,rasa nya belum siap.

Dia takut Mama tau,pasti mama terus menanyai alasannya.

Melihat keuangan mereka dirumah,rasa nya Mama bakal sedih kalau tau dia di berhentikan.

Meskipun tante Sinta sering membantu,tapi dia juga punya kehidupan sendiri.

Kyra tau tante Sinta pasti juga punya masa depan,atau keinginannya sendiri.

Berfikir tidak ingin merepotkan dan menambah beban kedua nya Kyra memilih diam.

Kyra mengecek hp nya,dilihat nya banyak sekali pesan dan telfon tante Sinta.

Dan Joe,Joe juga menghubungi.

Joe pasti tau dia di berhentikan,Kyra menghela nafas..menaruh hp dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

"Bagaimana kalau Mama tau?" gumamnya dalam hati

Dia memejamkan mata sesaat,memikirkan sesuatu.

Tapi dia malah mengingat wajah seseorang,dia tersenyum..tak lama kemudian airmata mengalir di pipi nya.

"Sean,apa kamu mendengarku?" ucap Kyra

Dia membuka mata,menatap langit-langit kamar.

Lalu dia melirik ke laci yang ada dimeja.

Perlahan bangun dan membuka laci itu.

Ada sebuah tap recorder,Kyra memencet tombol.

Bising,terdengar suara anak perempuan tertawa.

Kyra tersenyum,lalu sebuah musik yang sering dia dengarkan berlangsung.Dia memejamkan mata,terus menangis.

Airmata jatuh mengalir di pipinya yang memerah.

"Sudah sekian tahun Sean,kamu dimana?" ucapnya

"Kapan kamu akan kembali?" rintihnya pelan

Itu rekaman saat Sean pertama kali memainkan musik piano di hari ulangtahunnya.

Dia ingat bagaimana Sean menculiknya dari kedua orang tua nya saat itu.

Meninggalkan pesta kecil yang sedang di rayakan.

Sean begitu menyenangkan saat itu,bagaimana bisa dia memikirkan untuk merekam permainan musik nya.

Itu hadiah spesial yang tak pernah habis masa.

Musik,setiap rytme nya memberikan perasaan dalam.

Dan saat ini yang Kyra rasakan adalah kerinduan pada Sean.

"Apa kamu disana Sean?apa kamu juga sama sepertiku?apa kamu tau apa yang disebut rindu? Pertanyaan yang berulang-ulang muncul di fikirannya

Bukan tidak pernah dia mencoba mengunjugi rumah lama Sean,sudah beberapa kali datang.

Tapi yang dia temui hanya tukang kebun yang keluarga Sean tinggalkan,sengaja untuk merawat rumah itu.

Sering pula dia duduk di kursi taman,tempat itu masih sama.

Seperti 10tahun yang lalu,hanya saja sepi,sunyi,suara ramai akan tawa yang sering mereka dengar dulu sudah hilang.

Sean tidak meninggalkan jejak sama sekali.

Bagaimana bisa 10tahun berlalu tanpa pulang,tanpa kabar.

" Apa mungkin kamu sudah lupa?" desah Kyra pelan

Malam itu rekaman suara musiknya di putar berulang-ulang.

Airmata yang mengalir sudah kering.

Mata yang sembab,hidung yang sedikit merah.

Perlahan nafasnya mulai teratur,Kyra tidur terlelap.

Didalam tidurnya seolah dia bermimpi,Sean duduk tersenyum.

Masih dengan wajah yang sama,wajah jahil nya.

Tinggi yang sama,seolah Sean tidak pernah tumbuh.

Yah..itu potret lama yang pernah Sean gambarkan padanya.