webnovel

Hanya Untuk Cinta 29

Gressylia membuka matanya dengan perlahan, dia berada di dalam ruangan yang entah ruangan apa, ruangan itu tidak terlalu terang karena hanya disinari obor di beberapa sisi. Satu hal yang dapat dia sadari adalah, dirinya ada di dalam jeruji besi alias dalam penjara, beberapa prajurit terlihat tengah menjaga tahanan mereka.

"Hey! Keluarkan aku!" teriak Gressylia tidak terima dirinya ada di dalam penjara.

Dia juga melihat kedua adiknya di penjara lainnya tengah meringkuk tidak sadarkan diri. Dia merasa sangat cemas sekali dengan semua ini.

"Hey diam saja kau!" teriak salah satu prajurit yang menimpali teriakan Gressylia itu.

Bahkan mereka semua terlihat sedang bersantai dengan secangkir teh panas. Dia melirik ke sudut sana terdapat senjata miliknya dan kedua adiknya.

"Sial, bagaimana bisa Carvandalle memiliki memimpin angkuh sepertinya," gumam Gressylia merasa sangat kesal dengan semua ini. Kali ini di benar-benar sudah tidak dapat melakukan apa pun lagi.

***

Sedangkan di dalam kamar yang mewah dan indah itu seorang gadis yang cantik jelita terlelap dalam tidurnya di batas kasusnya yang empuk yang sudah lama tidak dia singgahi ini. Dia terlelap sangat pulas, wajah cantiknya menyiratkan sebuah rasa lelah yang sudah dia lalui selama ini.

"Putriku, bangunlah sayang," ucap seorang wanita yang cantik jelita itu. Wajahnya tampak mirip dengan gadis yang masih terlelap dengan tenang.

"Ibunda," lirih gadis itu sambil membuka matanya.

Dia dapat melihat wanita berwajah bundanya itu tersenyum manis dan menenangkan baginya. Dia segera bangkit dan memeluk sang bunda. Air matanya menetes seketika menumpahkan rasa rindu dan mencurahkan seluruh isi hatinya kepada sang bunda.

"Bunda jangan pergi lagi, tetaplah di sini bersamaku. Aku tidak ingin jauh lagi dengan Bunda. Ayah sekarang sudah berbeda, dia tidak lagi menyeyangiku, dia sangat egois. Aku ingin terus bersama Bunda."

Sang putri terus menangis terisak di bahu sang bunda yang selalu dia rindukan itu.

"Putriku, berhentilah menangis. Lihat aku sayang," ucap sang bunda dengan sangat lembut, mengangkat wajah putrinya dan membelai kedua pipi putih anak kesayangannya itu dengan lembut, dia menghapus habis air mata yang membasahi pipi putrinya. Kemudian tersenyum kecil kepadanya.

"Aku ada di sini, aku tidak pernah meninggalkan," ucap wanita itu dengan lembut sambil menyentuh dasa putrinya dengan telapak lengannya.

"Aku tahu kau tersiksa oleh keegoisan ayahmu. Dia bukan tidak menyeyangimu, dia hanya ingin yang terbaik untukmu. Stttttt, dengarkan aku dulu!"

Sang bunda menghentikan kalimat yang akan meluncur dari bibir putrinya yang baru saja terbuka itu.

"Ayahmu hanya sedang dalam kegelapan dan hasutan orang-orang di sekitarnya. Dia sangat menyayangimu, percayalah ini. Sekarang kau hadapi ayahmu dan kekuatan dia dari kegelapan. Aku tahu kau bisa Cerllynda," ucap sang ibu dengan lembut yang langsung membuat sang putri kembali menangis, dia menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Tapi, aku ingin ada di sini bersama Bunda," isaknya lagi yang tidak ingin jauh dari sang bunda.

sang bunda yang sangat lembut dan penuh kasih sayang itu hanya tersenyum manis sambil mengelus lembut rambut putrinya.

"Aku ada dalam dirimu Nak," ucapnya lagi sambil menyentuh dada putrinya.

"Percayalah aku selalu bersamamu. Sekarang temuilah ayahmu dan keluarkan dia dari kegelapan," katanya lagi yang kemudian mengecup singkat pucuk kepala putrinya dan menghilang dari sana membuat sang putri langsung menjerit memanggil sang bunda yang kembali menghilang.

"Bunda jangan pergi!!!"

"Cerllynda bangun!"

Perlahan Putri Cerllynda membuka matanya dan melihat wajah ayahnya di sampingnya yang tengah panik melihatnya.

"Kau bermimpi? Kenapa kau terus memanggil bundamu?" ucap Raja Carlin.

Sedangkan Putri Cerllynda hanya diam, matanya melihat ke sekitarnya dan langsung meneteskan air matanya, hanya mimpi, lagi-lagi hanya mimpi. Kenapa dia hatus terbangun dari mimpi itu, dia ingin terus ada bersama ibunya.

"Nak, kenapa kau menangis?" tanya Saja Carlin yang mulai panik melihat putrinya itu menangis.

"Tinggalkan aku Ayah! Kau, aku tidak ingin bersamamu, aku ingin bersama Bunda!" teriak Putri Cerllynda histeris meminta ayahnya untuk meninggalkannya sendirian di dalam kamar.

"Maafkan Ayah, sayang."

"Pergi!"

Kali ini Putri Cerllynda berteriak lebih keras membuat Raja Carlin menyeret kakinya keluar dari kamar putrinya itu. Napasnya tidak beraturan, dia sangat takut terjadi sesuatu kepada putrinya, dia menghela napasnya sambil menyandarkan punggungnya di pintu kamar putrinya. Isak tangis putrinya terdengar di dalam sana sambil terus memanggil bunda nya.

"Bunda! Kenapa hanya mimpi? Aku mau Bjnda ada dj sini di sampingku setiap hari!" teriak Putri Cerllynda histeris. Dia mulai merasa stress dengan semua ini. Semua masalah ini menyita seluruh perhatiannya.

Setelah puas menangis dia mengusap habis air matanya, dia menyentuh dadanya yang terus berdetak. Dia mengingat sang hunda yang menyentuh dadanya dan mengatakan, "Aku ada di dalam dirimu selalu."

Putri Cerllynda menenangkan dirinya terlebih dahulu agar dia dapat menghadapi ayahnya dan dia akan mencari akar dari semua masalah ini. Dia yakin sekali jika semua yang Bunda nya katakan itu benar. Adanya tengah dihasut dan dia harus mengeluarkan ayahnya dari kegelapan.

"Aku akan membuat mu sadar dari semua kesalahan yang telah kau buat ayah," gumam Putri Cerllynda dengan pelan.

Dia melangkahkan kakinya menyibak jendela kamarnya. Dia baru sadar jika hari sudah gelap, hari ini dia kembali menatap langit malam dengan bintang yang bertebaran di atas sana, sangat indah sekali.

"Apa yang terjadi pada Gressylia saat aku tidak sadarkan diri karena ulah ayah," gumamnya mengingat kejadian beberapa jam lalu di pinggir danau.

"Apa ayah melakukan sesuatu kepada Gressylia?" Dia terus bertanya-tanya dengan raut wajahnya yang cemas. Namun, kamu hanya terganggu oleh suara ketukan pintu.

"Hamba Nona Tuan Putri."

"Masuk!"

Putri Cerllynda langsung mempersilahkan Nona untuk masuk. Wanita itu membawa nampan berisi makanan dan mematuhinya di atas nakas.

"Ini makan malam Tuan Putri," ucap Mina dengan sangat sopan.

"Mina, katakan padaku! Apa kau melihat Gressylia saat ayahku membawaku ke kerajaan?" tanya sang putri berharap Mina mengetahuinya.

"Iya Tuan Putri, dia dibawa ke penjara bawah tanah. Hamba menyaksikannya," jawab Mina dengan jujur.

"Baiklah. Kau boleh pergi."

Setelah mengatakan itu Mina langsung meninggalkannya sendirian di dalam kamar. Sekarang dia harus memikirkan cara untuk membebaskan Gressylia dan kedua adiknya dari dalam penjara.

Sekarang dia terus bergerak gelisah sambil berpikir. perutnya yang tadi terasa lapar pun seketika tidak memiliki nafsu makan saat mendengar kebenaran ini.

"Ayah keterlaluan, dia menghukum orang yang sama sekali tidak bersalah. Dia benar-benar ada dalam kegelapan, bunda apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caranya untuk membawa ayah kembali dalam kebenaran."

"Oh astaga aku tidak dapat berpikir!"

Sang putri mengerang dengan sendirinya, bahkan dia menambal rambutnya sendiri. sangat pusing dan gelisah dengan semua ini.