webnovel

HANTU PENJAGA CINTA MARK

Linda_Mamuaja · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
17 Chs

Cerita 14

"ah.. si boooos.. kesurupan apa lagi sih dia?!" rein sekertaris mark benar-benar kesal dengan tingkah Mark beberapa hari ini.

"sialan dia pikir kita ini robot apa, kerja yang satu belum selesai, dia udah minta yang lain, pake marah-marah lagi.." sebenarnya rein bicara pada dirinya sendiri tapi karena bersuara pegawai yang lain disekitar dia yang mendengar itu hanya senyum-senyum mendengarnya, merekapun berpikiran sama.

"gila nggak sih rapat 15 menit lagi, dia ngasih berkas sebanyak ini buat materi rapat, orang kesurupan juga nggak akan bisa bikinnya.." sambil duduk sekretaris mark membanting berkasnya ke atas mejanya, dia kesal dan benar-benar frustasi.

Tiba-tiba telponnya berbunyi.

"pak rein, bisa kedepan sebentar..ada tamu yang ingin ketemu bos.." kata ibu ayu resepsionis perusahaan Mark.

"ibu ayu juga nie ikutan bikin aku tambah stres... kalau mereka ingin ketemu bos kenapa aku yang harus turun buuu?!, suru masuk aja, asal mereka udah punya janji sama bos.. kalau nggak suru pulang aja." Kata rein kesal.

"nah itu dia pak rein, maksudnya disini ada dua perempuan yang mau ketemu bos, tapi belum buat janji, jadi mereka mau ketemu pak rein biar mengatur janji buat mereka kapan bisa ketemu bos."

"bu ayu mereka cantik nggak? Aku lagi stres nih"

"iya pak cantik-cantik..cantik pake banget pak.." kata bu ayu sambil berbisik.

"benar bu ya.. awas kalau nggak.. aku udah benar-benar berniat jadi gila hari ini, kalau bos mau pecat, pecat aja, aku pasrah.."

"benar pak.. aku nggak bohong..demi pak rein yang ganteng, aku berjanji.." kata bu ayu sedikit becanda. Sejak mark diguna-guna semua perempuan yang ingin bertemu dengan mark sudah harus melewati pemeriksaan sekretarisnya terlebih dahulu, apakah mereka layak bertemu atau tidak.

"halo bu ayu.. yang mana mereka?" tanya rein pada bu ayu resepsionis perusahaan mereka. Diperusahaannya mark, hampir semua pegawainya adalah laki-laki, kalaupun ada perempuan itupun sudah berumur, termasuk bu ayu wanita yang sudah berumur tapi berpikiran muda.

"itu pak rein yang duduk itu cantik-cantik kan... yang satu dokter loh pak..katanya pernah jadi dokternya pak Mark" kata bu ayu menunjuk dengan kepala kepada kedua gadis itu.

"Dokter dhee?! yeeees.. selamat kita hari ini bu ayu..yes.." rein sekretaris mark begitu bersemangat melihat dokter dhee. dia langsung menelpon bosnya.

"bos.. ada yang ingin bertemu bos.." kata rein ketika mark mengangkat telpon.

"ditunda aja....bagaimana materi untuk rapatnya sudah siap belum?!" kata mark dengan tegas.

"tapi kayaknya dokter dhee lagi buru-buru tuh bos.." ditempatnya menelpon wajah rein tersenyum menang.

"siapa?!.. dokter dhee?! kamu nggak bercanda kan.?!"suara mark terdengar kaget.

"apa harus ku panggil biar berbicara dengan bos?" rein tersenyum bahagia, belum selesai bicara telponnya telah ditutup.

"yess bu ayu rapatnya pasti ditunda..kita lihat aja.." kata rein pada bu ayu sambil mengedipkan sebelah matanya penuh kemenangan. Belum sampai hitungan 5 mark telah berdiri didepan mereka. Rein dan bu ayu langsung menunjuk dengan kepala mereka kepada dua gadis itu.

"dokter dhee.." mendengar namanya dipanggil dokter dhee langsung berdiri. Dan bersamaan itu pula mark memeluk dokter dhee erat. Semua ketakutannya, kekwatirannya, keraguannya hilang dengan datangnya dokter dhee kekantornya. Dokter dhee tak bisa berbuat apa-apa didalam pelukan mark, mau protes juga dia memerlukan bantuan mark, dengan segala pertimbangan memang tak ada orang lagi yang bisa dimintai tolong, Dia membiarkan mark memeluknya beberapa saat.

"EHM... EHM.. halo pak mark, disini masih ada aku loh pak mark.." kata dewi setelah dia membiarkan adegan bahagia didepannya beberapa saat. Dokter dhee pun keluar dari dalam pelukan mark. Menyadari itu markpun kembali memeluk dokter dhee kali ini hanya sesaat dan mencipiki dan mencipika dokter dhee.

"terima kasih mau datang dan maafkan aku dhee..maafkan aku ya.." kata mark lembut dan tulus pada dokter dhee. dia benar-benar merasa bersalah tapi takut mengatakan kalau dia telah mengetahui identitas dokter dhee yang sebenarnya.

"ehm.. pak mark.." dewi kembali mengintrupsi mereka. Mark tersenyum pada dhee dan berbalik memandang dewi.

"iya.. aku tau ada dewi yang cantik, apa kabar dewi yang cantik dan calon istri orang..?" kata mark sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"ih apaan sih pake embel-embel gitu segala.." kata dewi tersenyum dan menjabat tangan mark.

"kabarku sehat dan bahagia.. nggak seperti calon istrimu ini dia sepertinya lagi gundah -gulana.." kata dewi sambil melirik sahabatnya, tapi di pelototin oleh dokter dhee sahabatnya.

"jadi bagaimana? Kita bicara dikantorku dulu atau mau kemana?" tanya mark. Dia memandang dokter dhee penuh bahagia. Rein mendekati bosnya dan berbisik.

"rapatnya gimana bos?"

"tunda sore.." bisik mark lagi

"besok pagi aja bos.. kan bos masi mau.." belum selesai rein bicara.

"iya besok.. dan batalkan semua acaraku, atau kalau kamu bisa wakili, wakilli dulu.." katanya mark lagi pada rein.

"baik bos.." rein tersenyum lega, dalam hatinya dia berkata terima kasih Tuhan aku nggak jadi dipecat..

"mari dok.. keruangan bos aja.. oh ya.. mau minum apa ya?" tanya rein ramah pada dokter dhee dia tersenyum manis.

"terserah.. apa aja bisa.." jawab dokter dhee sambil tersenyum juga. Mark menatap tajam pada sekretarisnya , seakan cemburu. Rein pun pamit pergi.

"waah boleh juga kantormu bos.." kata dewi mengikuti panggilan sekretaris mark, dia kagum dengan ruangan kantor mark. Tidak terlalu luas tapi tersusun dengan unik dan rapi.

"bos kira-kira aku boleh nggak kerja disini?" tanya dewi sedikit becanda.

"kalau aku sih boleh aja bu dosen, tapi pasti dokter arga nggak akan setuju.." mark membalas candaan dewi, dipertemuan mereka yang lalu mark mengetahui pekerjaan dewi yaitu dosen disebuah kampus dikota itu.

"eh.. tapi maaf ya bos mark dan dokter dhee aku sepertinya nggak bisa lama-lama disini, itu calon suamiku lagi menunggu.." kata dewi sambil tersenyum menggoda memandang sahabatnya dhee.

"apaan sih.. jangan bohong dew, arga lagi dinas sekarang.." dokter dhee agak kesal pada dewi.

"aku nggak mungkin bohong dokter cantik..aku pamit dulu ya.." dewi tersenyum mengedipkan sebelah matanya pada dokter dhee sambil berdiri dan bersiap pamit. Dokter dhee menahan tangan dewi.

"dew please tunggu dulu.." kata dokter dhee memohon pada sahabatnya.

"mark nggak menggigit dhee, maksudnya sekarang belum mengigit.." kata dewi berbisik menggoda

"lagi pula perjanjian kita hanya sampai ketemu mark, aku nggak enak sama mark, kalau ada aku dia nggak bisa merayu kamu..." bisik dewi lagi. Mark hanya memandang dua gadis cantik yang bisik- bisik didepannya.

" ok mark.. aku pamit dulu, tolong jaga sahabatku ya.. kalau terjadi sesuatu dengan sahabatku, nggak apa-apa sih asal tanggung jawab aja.." dewi tertawa dengan candaannya.

"kamu tau aja doaku dew, aku memang ingin secapatnya bertanggung jawab pada sahabatmu.." kata mark membalas candaan dewi. Sedangkan dokter dhee memandang cemberut pada sahabatnya.

Setelah kepergian dewi mark memandang penuh cinta pada dhee, dalam hatinya dia sangat bersyukur tunangannya ini belum menikah dengan orang lain dan juga sekarang datang kekantornya berarti tak membencinya lagi. Mark berpikir seandainya gadis ini telah menikah dengan orang lain, betapa menyesalnya dia.

"ehm..seandainya kedatangan dokter dhee ini karena merindukanku,aku pasti adalah orang yang paling bahagia diseluruh dunia.." kata mark tersenyum membuka pembicaraan mereka.

"apaan sih.. aku kesini buat menjemputmu untuk dibawa kerumah sakit jiwa.." kata dokter dhee pura-pura serius.

"what.. lucu dok.." mark tertawa mendengar candaan dokter dhee, dokter dhee pun tersenyum.

"tega banget.. pada calon suamimu ini.." kata mark disela tawanya.

"tapi serius, ada yang bisa ku bantu dok?" tanya mark serius, dia tau diri dokter dhee kesini bukan karena dia merindukan mark.

"aku mau minta tolong, itupun kalau kamu bersedia, nggak memaksa kok." Kata dokter dhee pun mulai serius.

"kamu ingat waktu aku meninggalkan mu dipuskesmas?"

"iya.." jawab mark, dia mulai kwatir.

"waktu itu aku di telpon dari rumah sakit, ada pasienku seorang anak yang jantungnya bocor sejak lahir, waktu lalu aku rujuk dia ke rumah sakit dikota untuk dioperasi, tapi rumah sakit yang dikota ini fasilitasnya masih kurang, jadi akan dirujuk lagi ke kotamu, yang rumah sakitnya lebih bagus. jadi maksudku aku mau minta bantuanmu. buat biaya operasinya sih pemerintah yang akan membiayai, tapi untuk orang tua anak itu, mereka juga perlu biaya yang banyak, ongkos pesawatnya, makan selama disana. Makanya aku mau minta bantuanmu..kan orang tuamu masih tinggal disana.." kata dokter dhee panjang lebar. Dalam hati mark senang, soalnya ternyata waktu dipulau itu dokter dhee meninggalkan mark sendiri disana bukan karena marah padanya, tapi karena ada urusan pasien.. dan juga dokter dhee mau datang minta bantuan mark, itu membuat mark sangat berbunga-bunga.

"boleh aja, aku akan selalu membantu dokter dhee dengan senang hati, tapi dengan syarat dok.."

" ada syaratnya ya.." tanya dokter dhee sedikit kecewa.

"syaratnya yaitu dokter dhee akan selalu menemani aku makan siang selamanya.. maunya aku sih makan malam juga, tapi sekarang makan malamnya ditunda dulu, sampai hantu ini pergi.." kata mark tersenyum. Sedangkan Dokter dhee memandang mark tanpa senyum.

"tapi aku nggak harus memasakkan.. aku nggak bisa masak soalnya hanya bisa ngobatin orang.." Kata dokter dhee masih tanpa senyum. Walaupun dokter dhee menjawab tanpa senyum tapi itu membuat Mark sangat bahagia mendengar itu dia melompat hendak memeluk dokter dhee.

"eits.. syaratnya cuma buat makan bersamakan bukan memeluk.." kata dokter dhee, kali ini dia tersenyum.