Ia membuka ponselnya dan melihat ada panggilan telepon itu dari Mei Xiawen. Mengetahui bahwa ada seseorang yang mencarinya saat ia merasa sendirian itu bagaikan menerima hadiah berupa perapian di malam musim dingin, seperti seorang pelancong yang kering kerontang dan melihat ada air mancur di tengah padang gurun—mana ada orang yang bisa menolak berkah kebaikan seperti itu. Gu Nianzhi menjawab dengan halus.
Mei Xiawen tersenyum di ujung telepon, "Nianzhi, kamu pulang? Apa ada sesuatu yang terjadi?"
Gu Nianzhi menggelengkan kepalanya. "Sekarang sudah tidak apa-apa, aku ingin kembali ke kampus."
"Kalau begitu aku akan menjemputmu." Mei Xiawen bangun pagi-pagi sekali untuk berolahraga dan baru saja selesai sarapan ketika ia menyadari sudah beberapa hari ini ia belum makan bersama Gu Nianzhi, jadi ia buru-buru meneleponnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com