Aku berpikir sejenak dan agak sedikit melamun, membayangkan bagaimana kehidupan ku untuk kedepannya? Rasanya seperti mimpi jika aku berada disini.
Rumah!
Iya rumah, aku jarang sekali pulang kerumah, tidur di ranjang ku atau pun hanya sekedar makan bersama keluarga.
Keluargaku cukup rumit, dan sibuk. Mereka sibuk bekerja sampai-sampai lupa jika mereka memiliki Anak gadis satu-satunya.
Aku tinggal sementara bersama nenek dan kakek ku, mereka orang yang aku sayangi.
Ibu dan ayah memanggilku.
"Esmeralda kau sudah bangun nak?" Mereka mengetuk pintu kamarku.
Sejenak aku mendiamkan dan tidak mendengarkan suara ketukan itu.
"Sayang, kau sudah bangun?" Kali ini ibu yang memanggilku.
Aku tidak tega jika harus mengabaikan panggilan mereka dengan penuh kasih sayang.
"Aku sudah bangun Bu" kataku langsung berdiri.
"Sarapan sudah siap, kita sarapan bersama"
Kami bertiga menuju meja makan, kali ini ibu yang memasak.
Masakan ibu emang yang paling enak.
"Ibu dan ayah tidak bekerja hari ini?"
Mereka berdua saling pandang, mungkin cukup bingung ingin mengatakan apa padaku.
Aku tahu hari ini pun mereka bekerja, tapi sedikit meluangkan waktu untuk sarapan bersama. Itu tidak masalah bagiku saat ini pun cukup untuk membuat ku bahagia.
"Habiskan sarapannya dulu" kata ayahku.
Aku mengangguk dan menghabiskan makananku.
"Ada yang harus ibu dan ayah katakan sekarang nak" ucap ibuku.
"Ada apa Bu? Apa sangat penting?"
"Ibu berpikir sudah sangat lama, hingga saat ini waktunya sudah tepat"
Aku sedikit deg-degan dengan apa yang ingin ibu katakan padaku.
Apa dia ingin mengatakan kalo aku sebenarnya bukan anak mereka!
Itu tidak mungkin!
Dan mungkin saja!
Aku bingung!
Aku menatap wajah kedua orang tuaku, penasaran apa yang ingin mereka katakan padaku.
"Ayah, ibu dan kamu akan pindah ke korea!" Ucap ayahku.
"Mendadak seperti ini?" Kataku.
"Sudah sangat lama sebenarnya nak"
"Tapi ini sangat mendadak ayah, nenek dan kakek bagaimana nanti? Sekolah ku? Teman-teman ku?"
"Tenang dulu sayang" ibu mencoba menenangkan ku.
"Kapan kita akan pindah?" Kataku merenggut marah.
"Lusa nanti"
"Lusa?!"
"Iya sayang"
---
Kembali ke kamar!
Kali ini aku tidak bisa egois, aku sudah cukup besar dan harus mengambil keputusanku sendiri.
Rasanya berat meninggalkan negara tercintaku ini! Hehe!
Kenangan bersama kakek dan nenek sangat banyak, mereka sudah cukup tua dan harus ada yang menemani. Jika bukan aku lalu siapa lagi?
Aku menelpon nenek ku.
"Hallo nenek dan kakek apa kabar?" Aku menanyakan kabarnya, karena sudah seminggu ini aku berada dirumah kedua orang tua ku.
"Kabar kami baik sayang"
Nenek selalu berbicara sangat lembut, tiba-tiba kakek berbicara.
"Kau baik disana esme?"
"Iya! Aku sangat baik disini" aku mencoba membuat suasana lebih ceria.
"Kami sudah mendengar kabar dari orang tuamu, kau akan pindah keluar negeri kan?" Kakek bertanya.
Aku belum bisa menjawab, rasanya aneh ingin menangis tapi tidak bisa.
"Pergilah, jangan khawatirkan kami disini. Kau harus menurut pada ayah dan ibu mu mereka melakukan ini ingin memberikan yang terbaik untuk mu sayang"
"T-tapi, aku akan merindukan kalian berdua"
Aku langsung menangis, kakek memberikan telephonnya pada nenek. Ia tidak suka menunjukan kesedihannya pada orang-orang.
"Sayangku jangan menangis, kita masih bisa untuk bertelephone. zaman sekarang sudah canggih. Kau pun sudah besar dan harus melihat dunia diluar sana"
Kami berbincang cukup lama, nenek mematikan telephonnya dan mengakhiri dengan mengucapakan.
"Kami akan selalu menyayangimu dimanapun kau berada Esme"
~Tepat Hari Ini~
Korea,
Negara yang membuat semua orang ingin kesini, melihat bagaimana indahnya negara ini. Tapi lebih indah negaraku tercinta yang tidak ada duanya.
"Kita akan tinggal dimana?" Tanyaku pada mereka.
"Dirumah kita" jawab ayah dan menoleh padaku yang berada di belakang dengan tersenyum.
"Kita punya rumah disini?" Kataku sangat antusias.
"Iya, ini rumah mu ayah membelikannya khusus untuk putri ayah tercinta"
Ayahku dan ibuku sangat bahagia, mereka selalu tersenyum sepanjang perjalanan.
Aku melihat keluar jendela mobil, dan merindukan kakek dan nenek ku.
"Kita akan bertemu kakakku disini?" Tanyaku pada ibu.
Dia terlihat diam dan sedetik kemudian menjawab.
"Tentu saja, dia sangat merindukan mu dan selalu menanyakan perkembangan mu"
"Hmm aku juga merindukan kakak"
Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara, mempunyai kakak laki-laki yang tinggal dikorea. Dia berkuliah disini dan sangat pintar.
Ibu selalu bilang untuk mencontoh kakakku jika kau ingin seperti kakak.
Tapi aku selalu bilang pada ibu
"Aku ingin menjadi diri sendiri Bu, kakak dan aku berbeda kami berdua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing"
kakak memang anak yang pintar, tapi aku pun sama pintarnya seperti kakak. ya walaupun hanya beberapa yang aku bisa!
ayah selalu bilang untuk menjadi diri sendiri dalam hal apapun, jangan pedulikan apa kata orang diluaran sana.
jadilah dirimu sendiri!
hidup sesuai apa yang kamu inginkan!
asal jangan berbuat jahat pada siapapun!
aku menyayangi ayah! sangat sayang padanya!
terimakasih ayah, aku akan selalu ada untukmu kapan pun itu.
----
Seoul, Korea Selatan.
Bangun tidur, cuci muka dan bersiap untuk berangkat kesekolah yang baru.
Malas sekali rasanya!
Jika bisa protes aku akan protes pada ibu ku!
Tapi tidak bisa, aku adalah anak penurut!
"Sehabis ibu mengantarkan mu kesekolah, ibu akan langsung pergi bekerja" kata nya, ia sedang sibuk mengoleskan selai pada roti lalu memberikannya padaku.
"Apa tidak kerepotan dengan rumah sebesar ini?" Tanyaku.
"Hmm sedikit, ibu sedang mencari pembantu dan belum menemukannya"
"Ohh, ayah sudah berangkat?"
"Ayahmu dari tadi sudah berangkat"
"Lalu kakak? Kapan dia akan pulang kerumah?"
"Dia akan pulang malam ini katanya"
"Ibu tidak ikut sarapan?"
"Ibu sudah sarapan duluan, jika kau sudah beres ibu tunggu di bawah sayang"
"Hmmm" aku mengangguk.
.
.
.
.
Kami berdua sudah berada di dalam mobil, ibu mengantarkan ku dan sedikit berbincang dengan kepala sekolah disana.
Ternyata mereka sudah saling mengenal.
Ibu berpamitan padaku, tak lupa kebiasaanya mencium keningku lalu mengucapkan.
"Jaga diri baik-baik, kau putri ibu satu-satunya, rajin lah belajar dan bersikap baiklah pada temanmu"
Disini diruang guru, aku disuruh untuk duduk di kursi, guruku tepatnya wali kelasku sedang dipanggil oleh kepala sekolah entah apa yang mereka perbincangkan.
Tak lama ia pun datang dan menyuruhku untuk mengikutinya.
Aku menurut saja, dan kami masuk kedalam ruangan kelas yang sangat berisik lalu tiba-tiba sangat hening dengan kedatangan kami.
"Anak-anak perkenalkan kita kedatangan murid baru disini, perkenalkan namamu nak" guruku menyuruhku memperkenalkan nama, tetapi aku tidak bisa bahasa Korea.
Bagaimana ini!
Wali kelas berbicara padaku menggunakan bahasa Inggris.
Bagaimana bisa bahasa Korea, kami pindah kesini 2 hari yang lalu dan tidak punya waktu untuk belajar bahasa Korea secepat ini.
"hello my name is esmeralda you can call me esme. sorry i use english because i can't speak korean"
Aku memperkenalkan namaku.
"where do you come from" salah satu teman kelas bertanya padaku.
"I come from Indonesia"
"Indonesia?? Mie goreng! Nasi goreng! Mantul hahah" mereka tertawa. Karena itu yang mereka tahu.
Lalu tiba-tiba wali kelas berbicara pada salah satu murid.
"Haikal kau berasal dari Indonesia juga bukan?"
Aku bingung! Di Korea ada yang bernama Haikal!
Dia menganggukan kepala tanpa mengucapkan salah satu kata pun.
"Kau bisa duduk disana esme" wali kelas menunjukan kursi yang kosong, dekat dengan yang bernama Haikal.
Tampangnya seperti sombong dan dingin.
Aku menyapanya dan dia hanya mengangguk.
Huft.... nasib murid pindahan memang seperti ini selalu dikucilkan pertama kali.
Jam istirahat sudah tiba, aku bingung harus berjalan kemana dan harus bagaimana?
Lalu ada seorang gadis datang padaku.
"Hai esme, perkenalkan namaku Kim Eun Soo" dia menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku.
Aku sedikit mengerti apa yang dia katakan, karena aku suka menonton drama Korea.
"Hai, namaku esme" aku memperkenalkan diri dengan sedikit bahasa Korea yang ku tahu.
"Kau bisa bahasa Korea rupanya" katanya padaku.
Aku hanya tersenyum canggung.
"Mari ikut aku, kita harus makan siang di kantin"
Aku mengikuti langkahnya.
"Kau kenal Haikal? Dia berasal dari negaramu"
Kim Eun Soo mungkin berpikir jika kita berada di satu Negera maka kita akan saling mengenal satu sama lain.
Aku menjawab.
"What did you say? Sorry, I don't understand"
"Haikal, you know him, right? he is in the same country as you"
"but we are not in the same area with him"
"hehe I think it's the same"
Aku hanya mengangguk dengan ucapan Kim Eun Soo ini.
----
"Haikal, namamu Haikal bukan? Kau bisa berbahasa Indonesia?" Aku bertanya padanya karena ia duduk tepat di belakang kursi ku.
Dia mengangguk.
"Dimana asalmu? Kalo aku dari jakarta" aku berusaha untuk tetap lembut.
"Surabaya" katanya singkat.
"Wahh Surabaya? Nenek dan kakek ku juga disurabaya"
"Ohh" dia hanya ber oh ria.
Lalu guru masuk dan kita harus memulai pelajaran lagi.
To be continued