Gwen Ukraine membuka mata pelan. Tak terdengar lagi suara yang menganggu sejak malam sebelum tidur. Suara alat penunjang kehidupan telah di singkirkan.
"Kamu sudah bangun? bagus, bagaimana keadaan kamu?"
Kalimat basa basi terdengar melengking di telinga, sorot mata Gwen Ukraine menjawabnya setelah
kepala di gerakan arah pria yang duduk di sofa dengan angkuh dan pandangan tajam. Gwen Ukraine malas menjawab.
"Gunakan mulutmu untuk bicara, jangan otak. Aku tidak butuh."
"Oh."
Satu kata sudah cukup,
"Persiapkan dia!" seru pria angkuh tersebut.
Kedutan di sudut mulut Gwen Ukraine menghalangi niat pria tersebut untuk bangkit dari duduknya.
Kepalanya dibuat miring 180° ke arah kanan, "Menarik perhatian? lupakan. Semalam sudah aku katakan, lupakan." katanya tenang.
"Narsis!"
Beberapa orang masuk dengan cepat, Gwen Ukraine dibuat takjub. Tidak ada satupun yang berbicara selain melakukan tugas masing-masing.
Pria itu bangkit dari duduknya, pergi keluar dari kamar untuk menyisakan kebebasan bagi orang-orang yang melakukan persiapan.
"Apakah ada yang bisa beritahu aku ada dimana sekarang ini?"
Tidak ada satupun yang berbicara. Gerakan mereka bagai robot, namun Gwen Ukraine sangat ingin tahu dimana ia berada sekarang ini.
"Apakah kalian tidak kasihan padaku?"
Suara hairdryer dan lainnya mengalahkan keinginan tahu Gwen Ukraine, tetapi paling tidak, terselip rasa syukur ternyata badannya mulai bisa bergerak walau sangat lemah.
brak!
Pintu terbuka dengan cepat sehingga hembusan angin segar di rasakan oleh Gwen Ukraine. Ini dimana pikirnya sekali lagi.
"Apakah sudah selesai? waktunya sudah tiba."
Salah satu orang mengganguk sebagai jawaban, helaan nafas lega dikeluarkan dengan cepat.
"Cepat bawa ke ruang biru."
Beberapa orang tersebut segera membantu Gwen Ukraine duduk di kursi roda. Diam-diam memperhatikan setiap detil perjalanan menuju ruang biru.
Tampak orang-orang duduk canggung dan tegang mewarnai wajah-wajah, seperti menunggu lelucon?.
"Cantik dan tampan seperti ramalan. Kombinasi yang baik."
"Jodoh dan maut tampaknya tidak akan terputus di tengah jalan."
"Sudah datang... sudah datang..."
"Hari baik muncul."
"Kehidupan terang dan kehormatan bisa dipulihkan sesegera mungkin."
"Jangan banyak omong kosong lagi, Pak tua cepat lakukan upacara pernikahannya sebelum waktu baik habis."
"Benar... benar..."
"Pak tua, tunggu apalagi, cepatlah!"
"Baik, dilakukan."
"...."
Suara-suara itu menambah kerutan di wajah Gwen Ukraine. Tampak pria dingin yang dilihatnya pertama kali datar berdiri di tengah ruangan dengan pakaian formal yang senada dengan warna pakaian dipakai Gwen Ukraine.
"Upacara di mulai..."