webnovel

Chapter 6: Gas Station

"Aduh, mana gas station-nya?" Elmera panik melihat sekitar, dia mengkhawatirkan mobilnya yang sebentar lagi akan habis bensin.

Tapi ponselnya berbunyi pesan dari sampingnya, membuatnya mengambil dan melihat bahwa itu adalah pesan dari Axe yang mengirimkan rekaman sebuah berita.

Elmera memutar berita itu sembari fokus mengemudi. "Apa yang dia kirimkan, pasti berita soal kekhawatirannya... Benar-benar deh..." Elmera hanya menggeleng, tapi ia tak tahu apa yang ditulis Axe.

"Nona, jalan yang akan Anda tempati, sebaiknya jangan berhenti sembarangan..."

Kemudian disusul suara berita yang berbicara. "Setiap hari, hampir ada banyak orang yang terkena kasus ini, di mana di jalan dekat gas station, mereka menghilang secara misterius bahkan barang-barang mereka pun juga tak ada."

Sebelum berita itu selesai, Elmera mematikan ponselnya. "Berita seperti itu memangnya harus bisa dipercayai...? Jangan jadi orang bodoh begitu..." gumamnya dengan kesal hingga kemudian ladang jagung berakhir dan tak lama kemudian, ia melihat ada gas station.

"Nah, pas sekali..." Ia langsung senang dan di jalanan sepi itu langsung mampir ke sana, menghentikan mobilnya di dekat pengisian bensin.

Lalu keluar untuk ke minimarket di dekat sana karena rata-rata gas station harus diinformasikan ke orang penjaga yang ada di dalam minimarket, dan ketika Elmera masuk, dia melihat di kasir dari jarak jauh tak ada orang membuatnya bingung.

"Hm? Halo?" Ia memanggil dan melihat ada bell kring, ia langsung menyalakannya, tapi tak ada yang menjawab selama beberapa waktu, membuatnya harus berkali-kali menekan itu, tapi tetap sama saja.

"Haiz, apa lagi ini...." Ia tampak kesal sambil kembali melihat sekitar. Lalu kebetulan melihat pintu kamar mandi di bagian belakang dekat beberapa kulkas minuman dingin, dia lalu mendekat ke sana dan mengetuk pintu. "Halo, apa ada orang?"

Tapi mendadak ada yang mendobrak dari dalam layaknya memaksa membuka pintu.

BRAK!!

"AH shit!!" Elmera terkejut langsung menjauh, dia benar-benar terkejut tadi, meskipun sudah di dobrak dari dalam, pintu itu tak terbuka dan kemudian langsung terdengar suara dari dalam. "Hei, tolong!! Tolong keluarkan aku, apakah ada orang di luar?"

"Ah, iya, iya... Ada!!" Elmera langsung menjawab.

"Nona... Nona... Suara gadis?!"

"Iya, ini aku, kenapa?" Elmera memegang gagang pintu mencoba membukanya.

"Nona, bisa aku minta tolong padamu? Aku terkunci di sini... Padahal aku hanya ingin ke toilet, tolong keluarkan aku!!"

"Ah, baik, baik... (Bagaimana bisa dia terkunci? Kenapa tidak ada orang di sini? Bukankah ini sungguh sangat aneh?)" Elmera memutar gagang pintu tapi tak bisa, sepertinya terkunci. "(Sial, ini beneran di kunci.) Hei, tak bisa dibuka, bagaimana jika didobrak?!"

"Hah, dobrak? Sebaiknya jangan! Pintunya bisa rusak dan aku bisa dimarahi manajer... Lagipula ini kesalahanku sendiri... Aku masuk ke dalam sini, tadi aku juga sudah mendobrak tapi tak bisa. Ambil saja kunci yang ada di dekat kasir... Cepatlah, aku mohon!"

"Ck, merepotkan," Elmera berjalan ke kasir dan mencoba mencari di sekitar, tapi ia sudah membuka banyak rak juga mencari di dekat benda-benda dan hasilnya tak menemukan sama sekali.

"Hiz... Ini merepotkan.... Kenapa kuncinya tak ada?!" Ia panik, tapi kebetulan pandangannya mengarah ke kaca supermarket dan saat itu juga dia melihat seperti bayangan putih yang mengambang langsung lewat setengah tempat.

"Hah?!" Elmera kembali terpelongoh, mengucek matanya. "Oh, shit... Mataku, jangan mulai, plis..." Ia tampak kembali panik, tapi ia menjadi menyadari sesuatu.

"(Tunggu dulu... Bukankah orang yang terkunci itu bilang bahwa kuncinya di sini, jika dia ada di dalam sana, seharusnya dia yang bertugas mengunci? Pertanyaan nya.... Kenapa kunci nya di sini sementara dia yang ke kamar mandi, lalu... Apakah dia di kunci? Tapi dia bilang ini kesalahan dia...?)" ia memiliki teori tersendiri.

Tapi ia mencoba menghilangkan hal itu. "(Apa sih yang sedang ku pikirkan, hanya perlu berpikir positif, bisa jadi dia mempermainkan ku...)" ia mencoba berpikir yang baik hingga tak ada pilihan lain selain kembali ke pintu toilet itu.

"Hei, di mana kuncinya! Aku tak menemukannya!" Elmera mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban. "Hei? Halo... Halo!! Jika kau tak menjawab, aku akan mendobrak!!"

Tetap saja tak ada jawaban. Karena kesal, Elmera mundur bersiap. "Kau jangan buat aku kesal..." Seketika tendangan kakinya mematahkan gagang pintu itu, membuat pintu itu terbuka. Tendangannya memang tak bisa diragukan. Dia lalu membuka pintu yang mengarah keluar, tapi mendadak ada tubuh mayat jatuh hampir mengenainya.

"Akh!!!" ia langsung mundur dan membiarkan mayat itu jatuh ke bawah. Elmera terdiam kaku karena yang ada di dalam ruangan itu hanyalah mayat yang tergrogoti belatung di kepalanya dan sudah tak berbentuk.

"Ma... Mayat... Lalu... Siapa yang meminta bantuan!?" Elmera tampak terdiam, tak berani berteriak, bahkan dia menutup mulutnya.

"Aku... Harus menghubungi Axe... Polisi... Polisi...." ia merogoh sakunya, tapi ternyata ponselnya ada di dalam mobil.

"Oh, shit... Jangan bilang... Aku harus keluar... Aku sempat melihat sesuatu tadi..." ia tampak gemetar dan bersuara pelan. Tapi ia terpikirkan pasti supermarket itu punya telepon, yang membuatnya langsung berjalan ke kasir, dan rupanya benar ada telepon. Dia segera menghubungi, tapi ia terdiam lama karena melihat tali telepon itu putus, membuatnya terdiam kaku.

Bahkan gemetar, menjatuhkan ponsel itu sambil melihat sekitar. "Oh, shit... Oh, shit... Tenang... Tenang... Aku hanya harus keluar... Aku hanya harus berpikir dengan tenang... Tenang..." ia mencoba menenangkan dirinya, lalu berjalan ke arah pintu kasir dan keluar.

Ia tak mau panik, jadi dia berjalan buru-buru ke mobilnya. Namun, siapa sangka, ketika berjalan, di pandangannya, dia melihat ada tangan mengerikan yang muncul dari belakang kepalanya seperti akan memegang kepala sampingnya, tapi dengan cepat dia menoleh tanpa adanya teriakan ketakutan. Wajahnya hanya ketakutan, dan ketika melihat ke belakang, dia tak melihat apa pun, membuatnya menelan ludah.

"(Astaga... Apa yang sebenarnya terjadi? Perasaan selama 18 tahun terakhir aku tak pernah mengalami hal ini... Kenapa akhir-akhir ini aku malah mengalami hal ini? Apa karena aku tahu ayahku mati...? Tunggu, Elmera... Jangan terlalu terbawa suasana, dan jangan mengaitkan hal itu, aku hanya perlu masuk ke dalam mobil dan menghubungi polisi terdekat...)" pikirnya mencoba tenang. Ketika berjarak beberapa meter dari mobil, dia langsung berlari masuk ke dalam dan menutup pintu.

Seketika dia bisa bernapas lega dan segera mengambil ponselnya. "Di mana ponselku tadi..." dengan panik mencari di antara kegelapan mobilnya.

Hingga menemukan ponselnya dan langsung membukanya, dia tak ada waktu untuk berpikir akan menghubungi polisi, jadi dia langsung menghubungi Axe. Kebetulan, dengan sigap Axe langsung menerima.

"Nona Elmera, ada apa?"

"AXE! Tolong aku, kemarilah... Aku menemukan mayat di gas station!" teriak Elmera dengan ketakutan.

"Hah, di mana? Posisi Anda di mana?"

"Aku tidak tahu, aku hanya menuju jalan yang sudah tertulis di map... Dan-

ketika Elmera bicara, ada suara ketukan dari kaca sampingnya, membuatnya terdiam langsung dan perlahan menoleh.

"Ahhh!!!" Elmera terkejut karena ada sesosok makhluk mengerikan mengintip di sampingnya, tapi ketika dia melihat lagi, makhluk itu sudah tak ada.

Axe yang mendengar teriakan itu langsung mengakhiri panggilan dan sudah jelas dia berniat menyusul Elmera.

"Apa itu tadi?!" Elmera masih ketakutan melihat itu tadi, bahkan tak berani melihat ke kaca lagi. "(Astaga... Aku benar-benar takut....)" ia gemetar, yang dia hadapi saat ini sudah jelas adalah hantu.

Tapi itu tak bisa dipungkiri, karena tiba-tiba saja Elmera melihat sesuatu, sesosok makhluk itu mendekat di kacanya.

"Hah!!" Elmera terkejut, dia bahkan dengan cepat mengunci pintu, tapi makhluk itu membuka pintu yang terkunci dengan sekuat tenaga.

"Astaga... Apa maumu!!" Elmera menatap, tapi ia baru sadar bahwa itu bukanlah hantu, sepertinya itu adalah seorang manusia yang menyamar.

Bahkan Elmera terdiam mengetahui fakta itu. Namun mendadak dia tak bisa menyadari bahwa orang itu memukul kacanya yang pecah seketika dengan palu.

"Ahh!" Elmera terkejut, tapi orang itu langsung membuka pintu dan menangkap kerah Elmera juga menyeretnya.

Tak hanya itu kekejaman nya, orang itu menarik Elmera melalui pintu kaca yang pecah, pecahan pecahan itu mengenai paha dan bahu Elmera membuat luka dan berdarah.

"Ah tidak!! Tolong!!" ia mencoba memberontak, tapi tubuhnya terseret dengan bajunya. Ia juga sempat melihat orang itu berjalan di bawah dengan kaki yang bisa bergerak. "(Apa... Jadi itu bukan hantu... Lalu... Bagaimana dengan tangan yang muncul di pandanganku...? Apa jangan-jangan itu gangguan pandanganku lagi... Greend-eye itu mengganggu ku...)" ia bahkan baru sadar bahwa itu adalah manusia. Dia sudah berpikir beberapa kali tadi.

Tapi ia tak tahu kemana orang itu akan membawanya, siapa sangka, dia di bawa ke ruangan gudang kecil di dalam supermarket dan memasukan nya dengan kasar yakni melemparnya. "Ah!!" Elmera terkejut terjatuh.

Lalu orang itu menguncinya tanpa mengatakan apapun bahkan tak jelas kenapa dia melakukan itu pada Elmera.

"Apa!? Tidak, Hei.... Buka!! Aku mohon!" Elmera mencoba mendobrak dengan memukul mukul meminta keluar tapi tetap saja karena dia sedang di kurung.

"(Jika dia mengurung ku di sini sangat lama, aku bisa berakhir sama seperti orang yang tergrogoti belatung....)"

Karena kondisinya ini, Elmera menjadi tahu, bahwa selama dia datang ke tempat itu, dia mendengar suara karyawan supermarket yang meminta bantuan, itu hanyalah halusinasi nya yang di sebab kan mata hijau nya. Tapi halusinasi itu membuat informasi penting bagi Elmera bahwa ada penjahat buruk yang saat ini telah menangkap Elmera.

"(Oh tidak... Apa yang harus kulakukan... Apa aku harus mendobrak pintunya... Tapi setelah itu aku harus kemana... Mobil ku akan macet dan habis bensin jika aku meninggalkan gas station ini tanpa bensin....)" dia benar benar tidak tahu harus melakukan apa, bahkan dia melihat sekitar di ruangan gelap itu, dia jelas di kunci di ruangan yang begitu gelap seperti gudang.