webnovel

Kakek Meninggalkannya

Zafran tidak bisa berbuat apa-apa. Meski dengan berat hati dia melangkahkan kaki menuju ruangan di mana kakek Azhari sedang dirawat. Langkahnya gontai karena dia ingin mengetahui penjelasan dari dokter. Dia berdiri di depan ruang rawat inap tersebut, menghembuskan nafas kesal dan mencoba membuka handal pintu. Saat dia masuk terlihat seseorang berpakaian serba putih berada di sisi ranjang. Pria itu menggunakan masker. Dia menatap dengan raut wajah terkejut ke arah Zafran.

Setelah kehadiran Zafran, pria itu segera berlari. Dia menabrak tubuh Zafran karena terburu-buru. Pemuda tampan itu mengurutkan kening, apa yang dilakukan oleh perawat tersebut. Kenapa dia terlihat sangat buru-buru. Zafran berusaha mengejarnya, tetapi dia tidak menemukan keberadaan sosok misterius itu. Dia kembali ke dalam kamar. Zafran mencurigai pria tersebut, jangan-jangan pria itu memiliki niat buruk kepada kakek Azhari.

Ketika masuk ke dalam kamar, Zafran melihat pria tua itu bergerak. Dia segera mendekatinya, memeriksa keadaan kakek.

"Kakek?" Zafran menyentuh tangan pria tua tersebut. Ternyata benar bahwa pria tua itu sudah tersadar. Zafran berbalik ingin memanggil dokter tetapi kakek Azhari menghentikan langkahnya.

"Ada apa kek?" tanya Zafran kepada kakek Azhari. Dia melihat seakan-akan pria tua tersebut ingin mengatakan sesuatu kepada dirinya. Zafran mendekatkan telinganya, mencoba mendengarkan apa yang ingin dibicarakan oleh kakek tua itu.

"To-long lin-dungi Za-fira," ucapnya terbata.

"Ja-ngan per-ca-ya ke-pa-da sia-pa-pun," lanjutnya.

"Te-mukan ini, di po-" kata-katanya berhenti. Begitu juga dengan nafasnya. Pria tua itu menyerahkan sebuah kunci ke tangan Zafran. Dan dia pun menghembuskan nafas terakhirnya. Pemuda tampan itu berteriak dengan kencang. Beberapa dokter menghampiri mereka. Bruto juga hadir ke dalam ruangan itu dan menyaksikan bahwa majikan telah tiada.

Zafran menangis dengan sekuat tenaga. Kakek Azhari bukankah kakek kandungnya. Tapi azhari sering memberikan hukuman dan siksaan kepada dirinya tetapi hati Zafran merasa bahwa sesungguhnya pria tua itu adalah pria baik hati. Pria tua itu memiliki kasih sayang yang luar biasa namun kebaikan hatinya tersembunyi di antara amarah dan juga sikap kasar nya.

Bruto mendekati Zafran, pemuda tampan itu adalah orang yang terakhir bertemu dengan kakek Azhari.

"Apakah dia memberikan sesuatu sebelum meninggal?" tanya Bruto tepat sasaran.

"Ini," pada awalnya Zafran ingin memberitahu Bruto tentang kunci yang diberikan oleh kaki azhari kepada dirinya. Namun tiba-tiba dia ingat pesan kakek bahwa dia tidak boleh percaya kepada siapapun. Mungkin saja ada orang yang berusaha melenyapkan pria tua itu.

"Tidak, dia tidak mengatakan apa-apa. Dia juga tidak memberikan apapun. Ada apa Bruto?" tanya Zafran.

"Apakah kamu yakin?" selidik Bruto. Pria itu mencurigai bahwa Zafran menyembunyikan sesuatu. Semuanya jelas terlihat di balik wajahnya yang tampan. Tetapi dia tidak bisa menuduh Zafran begitu saja.

Jenazah kakek Azhari segera dibawa pulang ke rumah. Saat itu Zafira belum mengetahui kabar meninggalnya sang kakek. Wanita itu masih berada di dalam kamar saat ambulan datang ke rumahnya diikuti oleh beberapa mobil di belakangnya. Zafira merasa heran melihat ambulance yang tiba-tiba muncul. Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah ada yang sakit. Wanita itu bahkan tidak mengetahui jika kakeknya sudah dibawa ke rumah sakit sejak kemarin.

Dalam rasa takut serta penasaran Zafira hanya bisa berdiam bersih di dalam kamar. Dia tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Tidak berapa lama Zafran masuk ke dalam kamar dan menemuinya.

"Zafira, kamu harus kuat ya. Kakek sudah meninggal dunia." pernyataan itu sederhana. Bahkan sangat sederhana. Tetapi di bali kata sederhana itu terdapat guncangan luar biasa. Zafira yang tidak percaya dengan berita yang baru saja dia denger hanya terdiam di kursi rodanya. Dia duduk kaku tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Kamu harus tenang. Semua sudah menjadi takdir," lanjut Zafran mencoba menenangkan istrinya.

Tetapi Zafira masih tidak bersuara. Seakan jantungnya berhenti berdetak saat mendengar kabar dari suaminya. Dia sudah tidak memiliki siapapun di dunia. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Kakak satu-satunya yang dia miliki juga meninggal dengan tragis. Yang dia miliki hanyalah kakeknya. Meski kakek selalu bersikap tegas kepada dirinya namun wanita itu menyadari bahwa kakek sangat menyayangi dan mencintai nya. Itulah juga alasan mengapa kakek menikahkan Zafira karena hanya pernikahan yang membuat wanita itu memiliki saham di perusahaan.

Tetapi kini kakek juga meninggalkannya. Ingin sekali zafira berteriak sekuat tenaga dan bertanya kepada Tuhan. Mengapa semua orang yang iya cintai dan mencintai dirinya selalu pergi begitu saja. Sehingga wanita itu kembali tinggal sendirian.

Tiba-tiba Zafira mulai menangis. Zafran tidak tahu apa yang harus dilakukan. Melihat tubuh Zafira terguncang akibat menahan isak tangis membuat hati Zafran ikut terluka. Pemuda tampan itu mengetahui, meski kelihatannya hubungan antara kakek Azhari dan Zafira tidak akur tetapi yang sesungguhnya bahwa hubungan mereka sangat dekat. Zafran mengerti perasaan istrinya yang hancur karena kehilangan seseorang. Zafira menutup wajah dengan kedua tangannya. Tubuhnya masih tetap terguncang.

Zafran merasa ragu, tetapi dia terus mendekati wanita itu. Memberikan pelukan pada Zafira. Wanita tersebut tidak menolak pelukan dari suaminya. Dia terlalu sedih untuk memikirkan hal itu. Dia terlalu lelah untuk menjauhkan tubuh Zafran dari dirinya. Alasan lain adalah dia merasa nyaman ketika mendapatkan pelukan dari suaminya. Hatinya merasa lebih tenang berada dalam pelukan pria itu.

***

Zafran menggendong tubuh istrinya untuk menuruni tangga. Rumah itu sudah ramai oleh para pelayat yang ingin ber belasungkawa atas musibah yang terjadi kepada keluarga Azhari. Orang-orang yang datang ke rumah itu hanyalah orang-orang penting karena keluarga azhari tidak memiliki tetangga. Hanya terdapat satu rumah saja di sana yaitu villa milik keluarga azhari tersebut.

Air mata Zafira tidak bisa dia sembunyikan saat melihat tubuh kaku kakeknya berada di tengah kerumunan orang. Zafran membawa istrinya mendekati jenazah tersebut. Dia meletakkan tubuh zafira tepat di samping jenazah.

Air mata wanita itu mulai menetes membasahi wajahnya yang sebab. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari lisannya, hanya tangisan yang menyayat hati yang bisa dilihat oleh orang lain. Melihat keadaan Zafira, beberapa orang mulai bergunjing tentang wanita caca tersebut. Zafira tidak pernah dikenalkan secara khusus oleh kakek azhari karena keadaannya yang berada di atas kursi roda. Tetapi kali ini dia memberanikan diri untuk turun dan menunjukkan wajahnya kepada orang lain. Wanita itu sudah tidak peduli dengan komentar dan pendapat orang lain tentang dirinya. Karena keinginannya adalah melihat kakek untuk terakhir kalinya. Zafira sangat terpukul dengan semua kejadian yang ada di hadapannya tersebut. Kakek satu-satunya yang ia miliki tiba-tiba pergi meninggalkannya begitu saja. Semua itu tidak pernah dipikirkan oleh dirinya.