Hua Shasha masih terus menanyakan beberapa pertanyaan, tetapi Yun Wei masih tetap memasang ekspresi tidak tahu dan menjawabnya dengan polos.
Melihat itu, Hua Shasha jadi ingin menampar wajah Yun Wei dengan keras.
Untungnya, Bai Wenping menahan tangannya dan berkata, "Sudahlah, aku juga merasa bahwa masalah ini muncul karena ada sangkut-pautnya dengan kedatangan Tante Ji. Lagi pula, kepala Yun Wei masih bermasalah. Dia tidak mungkin bisa melakukan hal itu. Aku yakin, si nenek tua Tante Ji itulah yang membuat rencana ini!"
"Maksudmu, dia sudah mengetahui tentang semua perbuatan kita?" Tanya Hua Shasha dengan sangat tidak tenang.
"Ya, ada kemungkinan begitu. Namun bila sudah mengetahuinya sejak awal, ia seharusnya sudah mencari kita. Selain itu, Andai dia juga memberi Yun Wei kalung yang palsu, kalungnya juga pasti adalah palsu …." Jelas Bai Wenping sambil berpikir sejenak.
"Ah, benar juga! Tante Ji mungkin kembali lagi hari ini dan baru memberikan kalung yang asli kepada Yun Wei. Alhasil kegagalan rencana kita pada pesta ulang tahun ini, sebenarnya hanyalah kecelakaan yang tidak terduga saja." Tambah Bai Wenping. Bila ia tidak menyimpulkan demikian, semua masalah ini juga tidak bisa dijelaskan dengan logika yang tepat.
Hua Shasha sebenarnya juga sulit menerima penjelasan dari Bai Wenping tersebut. Akan tetapi, ia juga tidak memiliki logika lain yang mampu menjelaskan kegagalannya ini.
Hua Shasha pun jadi sangat marah, "Kalau begitu, bagaimana? Apakah semua hasil usaha kita hanya akan sia-sia saja? Apakah kamu sudah lupa? Aku telah menghabiskan banyak uang, bahkan sampai meminjam hanya untuk membuat kalung palsu dan mengembalikan semua perhiasan Yun Wei."
"Baiklah Shasha, kamu jangan terlalu khawatir. Kalau otak Yun Wei masih belum sembuh, kita memiliki kesempatan lain lagi." Hibur Bai Wenping.
Yun Wei hanya berdiri di sana sambil tersenyum dengan manis dan polos. Ia pun seketika berbicara, "Kakak Wenping, Kak Shasha, apa yang sedang kalian bicarakan? Apa kalian mau membawa Weiwei ke tempat makan yang sangat enak?"
"Makan-makan, hanya tahu makan saja! Kenapa kamu tidak makan sampai mati saja!" Hua Shasha menjawabnya dengan nada kesal. Melihat Yun Wei berkata seperti itu, ia ingin sekali menampar wajah Yun Wei.
"Huhuhu… Shasha kamu menakutkan sekali." Yun Wei menunjukkan ekspresi ketakutan dan melangkah mundur. Demi menghindari pukulan Hua Shasah, ia sempat berjongkok dan menangis seperti anak kecil.
Tidak lama setelah itu, ada sebuah mobil mewah yang mendekat ke arah Hua Shasha dan Bai Wenping.
Bai Wenping lalu menarik Hua Shasha dan berkata, "Ini adalah tempat Jian Zhifei, jangan sembarangan. Kita pulang dulu."
"Iya! Kalau begitu biarkan perempuan jalang ini di sini, biarkan dia kedinginan karena telah menghancurkan rencana baikku!" Ucap Hua Shasha dengan geram.
Hua Shasha menarik tangan Bai Wenping dan masuk ke dalam taxi.
Sudut mulut Yun Wei tersenyum dengan dingin. Lagi pula, Hua Shasha telah sengaja memarahinya dan mempermalukannya. Cepat atau lambat, Yun Wei pasti akan membalas semua sikap tercela Hua Shasha itu.
Selain itu, Bai Wenping juga sangat mengecewakannya. Walaupun Yun Wei sudah tidak marah atau bahkan memperdulikan cara Bai Wenping memperlakukannya, tetapi apakah ini adalah pria yang selalu mengatakan cinta kepadanya dan bahkan mengejarnya sampai ke universitas?
Ya, Bai Wenping lah yang mengejarnya. Tidak, lebih tepatnya pria yang sedang mengejar kekayaan dan latar belakang keluarganya.
"Yun Wei." Terdengar suara yang nyaring tetapi juga lembut di belakang kepala Yun Wei.
Yun Wei mengangkat kepalanya dan melihat satu telapak tangan yang besar berada di depannya.
Itu adalah telapak tangan Lu Zhanting. Ia tidak menyangka bahwa Lu Zhanting masih ada ditempat ini selama pesta berlangsung.
Yun Wei sebenarnya sudah beberapa kali berpapasan dengan tatapan yang diberikan pria itu selama pesta berlangsung.
Akan tetapi, Yun Wei hanya ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia sengaja menghindari tatapan pria itu agar para tamu tidak menyadari hubungan yang terjalin di antara mereka berdua.
Angin malam terasa dingin saat ini. Namun saat melihat telapak tangan itu ada di depannya, hal ini membuat hati Yun Wei agak hangat.
Yun Wei mengulurkan tangannya dan menangkap telapak tangan lelaki tersebut.
Setelah itu, Lu Zhanting langsung menarik masuk Yun Wei ke dalam pelukannya.
Ini adalah pertama kalinya Yun Wei benar-benar masuk ke dalam pelukannya.
Saat masuk ke dalam pelukannya, Yun Wei menyadari bahwa dada pria ini sangat lebar dan hangat. Selama berada di pelukannya, Yun Wei juga merasa bahwa semua kedinginan di dunia ini telah dengan kuat ditahan oleh badan pria ini.