"Apa dia kekasih mu?"
Pertanyaan Arsa Wijaya terdengar sangat dingin di telinga Nadia. Gadis itu memilin tas sekolahnya karena takut terkena amarah dari sang papa.
Dengan pelan, gadis itu menganggukkan kepalanya. Sebenarnya ia takut untuk mengakui yang sebenarnya, tapi ia lebih takut jika papanya tau akan semua kebenarannya dari orang lain dan itu akan semakin membuat dirinya kesulitan nanti.
"Putuskan dia!" ucap Arsa dingin.
Pria paruh baya itu sepertinya tidak sedang main-main dengan apa yang baru saja ia katakan ini.
"Papa tidak suka kamu berkencan dengan pemuda yang tidak Papa kenal," lanjutnya yang langsung menjerumus pada intinya.
Nadia terbelalak mendengar ucapan dari Papa nya itu. Ini pertama kalinya gadis cantik itu mendapat larangan keras dari Papa nya. Biasanya Arsa Wijaya sama sekali tidak pernah perduli dengan segala urusan Nadia dalam hal apapun itu.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com