webnovel

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
216 Chs

Salah Paham

"Jung In?" Tanya Yoon Jae tidak percaya

"Iya." Sahut Hyuna

Sementara di tempat lain, ada yang duduk di dahan pohon sambil menggerakkan kedua kakinya ke depan dan ke belakang secara bergantian dan merebahkan kepalanya pada batang pohon sambil terus merenungi sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dia tengah memikirkan sesuatu. Bahkan, sudah berulang kali dia menghembuskan nafas. Entah apa yang dia pikirkan saat ini tapi yang jelas dia tengah kebingungan dengan dirinya sendiri.

"Woy!" Teriak seseorang dari bawah

Dia langsung melihat ke bawah. "Kau bisa melihatku?" Tanyannya

"Ya iyalah aku bisa melihatmu. Orang kamu nongkrong di atas pohon gitu." Sahutnya

Dia langsung turun ke bawah. "Kamu bisa meliat hantu?" Tanyanya

"Iya." Sahut orang itu

"Bentar. Bentar. Sepertinya aku mengenalmu deh." Ucapnya meneliti wajah orang di depannya

"Iya. Aku juga mengenalmu." Sahut orang itu santai

"Memangnya siapa namaku?" Tanyanya

"Kamu Jung In, kan?" Tanya orang itu

"Kenapa kamu mengetahui namaku?" Tanya hantu yang bernama Jung In

"Ya iyalah aku tahu. Kamu kan teman sekelas kembaranku." Sahutnya

Jung In meneliti wajah orang di depannya. "Kenapa wajahmu mirip Chan Bin?" Tanya bingung dengan kemiripan orang di depannya dengan Chan Bin, temannya.

"Bukan mirip lagi, dia kembaranku. Kenalin, namaku Richard." Ucapnya

"Oh kamu Richard itu. Ngomong-ngomong, ngapain kamu di sini?" Tanya Jung In

"Aku sedang menunggu kekasihku, tapi sampai saat ini dia belum dateng juga." Curhatnya

"Selingkuh kali." Sahut Jung In santai

Richard langsung menatap tajam Jung In. "Coba ulangin lagi. aku musnahin kamu." Kesal Richard

Jung In hanya nyengir. "Jangan. Jangan. Jangan musnahin aku. please." Mohon Jung In

Richard langsung duduk di bawah pohon dan diikuti Jung In yang duduk di sampingnya.

"Kalau kamu bisa liat hantu, berarti Chan Bin juga bisa liat dong?" Tanya Jung In

"Dia tidak bisa liat. Cuma aku sama Bunda yang bisa melihat hantu." Sahut Richard

"Eh tapi ngapain tadi kamu duduk di atas pohon gitu?" Tanya Richard

"Aku lagi mikir aja." Sahut Jung In

"Jiaahh. Sok sok an mikir. Emang kamu punya otak?" Sahut Richard dengan nada menyebalkan di telinga Jung In

"Kalian berdua sama-sama menyebalkan. Ya iyalah aku punya otak. Gimana sih?!" Kesal Jung In

"Santai, In. Santai. Jangan nge gas dulu kenapa." Sahut Richard

"Bodo amat." Sahut Jung In

Richard hanya cekikikan melihat raut kesal Jung In. Benar kata kembarannya, kalau Jung In itu orangnya polos, mudah percaya, dan gampang dibuat kesal.

"Oh iya, aku pulang dulu yah. Takut di cairiin Bunda." Sahut Richard

"Eh...eh... aku ikut dong." Ucap Jung In

"Kamu memangnya nggak pulang?" Tanya Richard bingung

"Aku lupa jalan pulang." Sahut Jung In dengan polosnya

"Pfff... buahahahahaha. Jadi itu alasan kamu duduk di pohon tadi? Karena kamu lupa jalan pulang?" Sahut Richard sambil tertawa

"Iya. Makanya aku pengen ikut kamu pulang nah terus nanti kamu anterin aku deh ke Apertement." Sahut Jung In

"Ya udah ayo ikut aku. Sebenarnya aku mau nganterin kamu pulang, tapi aku nggak tahu Apartementmu. Jadinya nanti kamu di antar kembaranku aja. Bagaimana?" Tanya Richard

"Ide bagus. Ayo kita pulang!" Seru Jung In semangat

*****

Setelah sampai di rumah, Richard langsung ke kamar kembarannya.

"Ngapain kamu malem-malem ke kamarku?" Tanya Chan Bin

"Ini, Jung In minta di anterin pulang." Sahut Richard

"Jung In?" Tanya Chan Bin

"Iya. Ini dia ada di sebelah kiriku sekarang." Sahutnya

"Mending kamu jangan pulang dulu deh, In. Yoon Jae marah besar soalnya sama kamu. Takutnya kalau nanti pulang, kamu malah di musnahin dan roh mu tidak bisa kembali lagi ke tubuhmu." Sahut Chan Bin

"Aku belum meninggal, Bin?" Tanya Jung In

"Jung In tanya, dia emangnya belum meninggal?" Ucap Richard

"Iya. Kamu belum meninggal. Kamu hanya koma di rumah sakit." Sahut Chan Bin

Ada rasa senang di hati Jung In karena tahu dia belum meninggal, tapi ada satu hal yang menggangu pikirannya.

"Tapi kenapa kamu bilang kalau aku pulang Yoon Jae bakalan marah besar? Memang aku ada salah apa?" Tanya Jung In

"Dia tanya kenapa Yoon Jae marah besar sama dia? Emangnya dia punya salah apa?" Ucap Richard

"Kamu udah bikin Tae Oh, In Seok, Jin Gu, Min Gi, dan Joon Oh masuk rumah sakit. Sebenarnya bukan kamu sih, tapi hantu yang mirip denganmu. Yoon Jae cuman salah paham aja dan menganggap hantu itu adalah kamu. Makanya dia marah besar." Jelas Chan Bin

"Tolongi aku, buat Yoon Jae percaya kalau yang melakukan itu semua bukan aku. Aku aja tadi duduk di atas pohon dan lupa jalan pulang." Sahut Jung In

"Dia minta kamu buat bantuin menjelaskan sama Yoon Jae kalau yang melakukan itu semua bukan dia." Sahut Richard

"Baiklah. Ayo ikut aku." Sahut Chan Binsambil mengambil kunci mobil serta jaketnya lalu menarik Richard buat ikut bersamanya

"Eh... eh... eh... apaan nih main narik-narik aja. Lepasin!" Sahut Richard

"Tidak. Kamu pokoknya harus ikut aku." Sahut Chan Bin

"Buat apa?" Tanya Richard

"Buat jadi supir. Ayo!" Sahut Chan Bin

"Sialan. aku bukan supirmu!" Umpat Richard

"Diam! Kamu ikut atau aku aduin sama Bunda kalau kamu sering ke club malam dan minum alkohol?" Ancam Chan Bin

"Iya iya aku ikut. Tapi jangan laporin ke Bunda. Siniin kuncinya!" Richard merebut paksa kunci mobil Chan Bin sementara Chan Bin tersenyum menang

Selama dalam mobil suasana hening sampai Richard buka suara.

"Eh kamu udah nangkep hantu yang menyerupai Jung In?" Tanya Richard

"Udah, dan udah dibalikin juga hantunya." Sahut Chan Bin

"Hantu yang mirip denganku? Emang ada?" Tanya Jung In

"Jung In tanya, emang ada hantu yang mirip dia?" Ucap Richard

"Bukan mirip kamu sih, tapi menyerupaimu dan bikin teman-temanmu celaka." Sahut Chan Bin

Kini mereka sudah sampai di rumah sakit. Yoon Jae yang melihat kedatangan Jung In, menatap tajam Jung In.

"Ngapain kamu membawa dia ke sini?" Tanya Yoon Jae dingin

"Kamu tenang dulu, Yoon. Jangan marah dulu." Ucap Chan Bin

"Bagaimana mungkin aku tidak marah?! Dia sudah membuat teman-temanku celaka! Bahkan dia juga mau mencelakaiku! Bagaimana aku tidak marah, hah?!" Teriak Yoon Jae

"Kamu tenang dulu. Biar kita dengerin penjelasan dari Jung In dulu." Sahut Richard

"Aku rasa semuanya sudah jelas. Hyuna sendiri yang bilang kalau Jung In yang membuat mereka semua kayak gini." Sahut Yoon Jae dingin

"Kamu salah paham. Jung In nggak tahu apa-apa. Aku bertemu dia di salah satu danau dekat taman kota. Aku melihat dia duduk di atas pohon. Ketika aku tanya dia kenapa tidak pulang, dia jawab dia lupa jalan pulang." Jelas Richard

"Richard tidak mungkin berbohong, Yoon. Jung In juga tidak mungkin tega melakukan itu semua sama kalian. Apalagi berniat buat membunuh kalian semua." Sahut Chan Bin

"Aku benar-benar tidak tahu apa-apa, Yoon. Entah gimana caranya, aku sudah tiba di dekat danau. Aku pengen pulang untuk bertemu kalian semua. Tapi aku lupa jalan pulang. Sampai aku ketemu Richard dan bawaku kerumahnya dan mereka membantuku buat bertemu kalian." Jelas Jung In ketakutan

"Pergi." Sahut Yoon Jae datar

"Tapi—Aku bilang pergi!" Teriak Yoon Jae memotong ucapan Jung In

Jung In yang ketakutan pun langsung menghilang.

bersambung...