webnovel

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
216 Chs

Ahn Hyuna

Jung In itu memiliki firasat yang kuat terhadap sesuatu, dan firasatnya selama ini tidak pernah salah. Jika dia memiliki firasat tentang kecelakaan, maka dalam beberapa waktu kemudian akan benar-benar ada kecelakaan entah itu menimpa dirinya atau menimpa orang lain.

Kali ini firasat Jung In mengatakan kalau bukan hanya hantu perempuan yang mengeluarkan aroma mawar di tubuhnya tapi juga kembaran Chan Bin yang menjadi kunci di balik meninggalnya murid kelas 3A di sekolahnya. Untuk motifnya, dia tidak tahu sama sekali. Tapi dia juga harus ingat perkataan Min Gi untuk tidak berburuk sangka pada orang lain.

"Kamu kenapa?" Tanya Yoon Jae yang tiba-tiba berada di sampingnya

Saat ini Jung In sedang berada di balkon kamarnya dan menatap pemandangan kota Seoul dari balkon kamarnya.

Jung In menoleh sebentar kearah Yoon Jae lalu kembali menatap kedepan.

"Aku hanya curiga sama kembarannya si Chan Bin." Jawab Jung In

"Si Richard?" Tanya Yoon Jae memastikan

Jung In mengangguk. "Iya."

"Sebenarnya aku juga curiga sama dia. Aku merasa ucapannya dia itu ada yang janggal tapi aku tidak tahu dimana ucapannya yang janggal itu." Sahut Yoon Jae

"Berarti bukan cuma aku yang curiga sama dia." Sahut Jung In

"Sudahlah. Lupain aja. Kita jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. Bisa jadi apa yang kita simpulkan, belum tentu yang sebenarnya terjadi." Sahut Yoon Jae

Jung In hanya menatap Yoon Jae.

"Aku pergi tidur dulu. Sebaiknya kamu juga tidur, karena jam 3 nanti kita akan kesekolahan itu lagi." Ucap Yoon Jae sambil menepuk pundak Jung In pelan

"Ngapain kita kesana?" Tanya Jung In saat Yoon Jae hendak berbalik meninggalkannya

"Mecahin misteri pembunuhan yang terjadi di kelas 3A. Kita tidak mungkin kan berhenti saat kita hendak memulai?" Tanya Yoon Jae setelah itu dia benar-benar pergi ke kamarnya untuk tidur

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Jung In benar-benar tidak bisa tidur. Meskipun dia sudah berusaha untuk menutup matanya, tapi dia tetap tidak bisa.

Jung In melihat kesekeliling kamarnya yang sudah gelap karena semua pencahayaan di kamarnya sudah dia matikan dan hanya ada pencahayaan minim dari lampu tidurnya.

Saat matanya meneliti kesekitar kamarnya, dia melihat seseorang berjalan mendekatinya dari arah samping kanannya. Jung In bangun dari tidurnya dan duduk di atas tempat tidurnya dengan matanya yang masih menatap sosok itu berusaha melihat sosok yang muncul di kamarnya.

Setelah tahu siapa yang datang, Jung In tersenyum.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?"

"Karena aku menyusulmu."

"Kenapa kamu menyusulku?"

"Karena aku bosan tanpamu."

"Kekeke. Ada-ada aja kamu."

"Oh iya kamu kenapa?"

"Aku tidak bisa tidur."

"Gampang. Kamu tinggal tutup saja matamu."

"Sudahku coba tapi tetap tidak bisa."

"Ya coba lagi. Apa susahnya sih?"

"Ngeselin juga kamu. Sana pergi!"

"Tidak mau. Aku betah di sini. Banyak cowok ganteng. Lumayan lah buat cuci mata."

"Sudah jadi setan aja masih mikirin cowok ganteng."

Dia hanya cecengesan mendengar ucapan Jung In.

"Oh iya, yang dikamar sebelah kiri kamu siapa namanya?"

"Kamar sebelah kiriku? Min Yoon Jae maksudmu?"

"Oh jadi namanya Yoon Jae. Ganteng yah orangnya."

"Dia emang ganteng, tapi dia tidak suka sama makhluk halus sepertimu. Sudah lah. Kamu pergi sana! Kemana kek gitu. Jangan menggangguku."

"Ck. Ya sudah. Aku kekamar sebelah aja. Lumayan bisa liatin cowok ganter tidur. Bye bye."

Dia langsung menghilang begitu saja. Jung In hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman hantu perempuannya yang entah kenapa bisa ada di Seoul. Karena setahunya, dia berada di Busan dan Jung In tidak pernah mengajaknya untuk ikut ke Seoul.

Sementara itu, di kamar sebelah hantu perempuan itu berbaring di samping Yoon Jae dan memandangnya yang sedang tidur sambil tersenyum. Tentu saja Yoon Jae risih. Siapa yang tidak risih ketika kamu sedang tidur tapi ada yang memandangimu?

"Berhenti memandangiku. Aku risih."

"Oh. Kamu bisa melihatku rupanya."

Yoon Jae membuka matanya dan menatap hantu di sampingnya dengan tatapan malas. "Pergi sana. Kamu mengganggu tidurku."

"Namaku Ahn Hyuna."

"Aku tidak pernah bertanya namamu."

"Ish. Ngeselin banget sih."

Yoon Jae langsung memiringkan tubuhnya, tapi hantu Hyuna langsung menghilang dan tiba-tiba ada di depannya.

"Astaga. Kamu ngagetin tahu nggak?!"

"Kamu ganteng. Jadi pacarku yuk."

"Ogah aku pacaran sama hantu."

"Jadi aku di tolak nih?"

"Menurutmu?"

"Ish. Tapi tidak apa-apa. Aku tetap suka kok sama kamu."

"Bodo amat. Aku tidak peduli."

Yoon Jae kembali menutup matanya dan berusaha untuk tidur. Hantu Hyuna langsung cemberut melihat Yoon Jae yang langsung tertidur. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum. Karena menurutnya Yoon Jae yang sedang tidur jauh lebih tampan. Andai dia bisa menyentuh Yoon Jae, mungkin saat ini dia sudah mengelus pipi Yoon Jae atau mengusap rambut Yoon Jae untuk membuat pemuda itu tidur lebih nyenyak.

*****

At 03.07 AM KST

Kali ini mereka berada di Kyunghee Senior High School. Mereka masuk lewat pintu belakang yang tidak terkunci.

"Ini sekolahanmu, In?" Tanya Hyuna

"Iya." Sahut Jung In

"Kok serem yah." Sahut Hyuna

"Setan kok takut." Sahut Yoon Jae

"Aku tidak takut, sayang. Aku cuman merasa kalau tempat ini itu seram buat dijadikan sekolahan." Sahut Hyuna

"Jangan memanggiku sayang." Sahut Yoon Jae

"Terus aku harus memanggilmu apa dong? Baby? Honey? Chagi? Yeobo?" Sahut Hyuna

"Terserah kamu saja lah. Aku tidak peduli." Sahut Yoon Jae yang mulai merasa lelah menghadapi Hyuna

"Maksud kakak tadi apa?" Tanya Beom Gi

"Maksudku, tempat ini tidak seharusnya berdiri sebuah sekolahan. Tempat ini terlalu seram buat dijadikan sekolahan. Aku yakin, pasti banyak kejadian yang telah terjadi di sekolahan ini." Jawab Hyuna

"Kakak benar. Setiap bulannya ada murid yang meninggal dan mereka semua yang meninggal selalu dari kelas 3A." Sahut Beom Gi

"Boleh aku melihat kelasnya?" Tanya Hyuna

"Boleh. Kamu pergi aja duluan." Sahut Jung In

Hantu Hyuna langsung menghilang begitu saja.

"Tadi kalian bertiga bicara sama siapa?" Tanya Min Gi

"Hyuna. Kamu ingat kan? Teman hantuku yang pernah aku ceritain ke kamu?" Sahut Jung In

"Dia ngikutin kamu kesini, In?" Tanya Min Gi

"Iya." Sahut Jung In

"Terus apa katanya?" Tanya Tae Oh

"Katanya tempat ini terlalu seram buat dijadikan sekolahan dan tidak seharusnya tempat ini berdiri sebuah sekolahan." Sahut Jung In

"Maksudnya?" Tanya Jin Gu yang bingung

"Kenapa dia bisa bicara seperti itu?" Tanya Joon Oh yang sama bingungnya dengan Jin Gu

"Aku tidak tahu. Tapi sekarang dia lagi ke kelas 3A itu." Sahut Jung In

"Bagaimana kalau kita langsung nyusul kak Hyuna?" Tanya Hwang Bin

"Ayo. Hyun Gi, kamu bawa santernya kan?" Tanya Daniel

"Bawa kok." Sahut Hyun Gi

"Bagus. Ayo kita ke sana" Ucap Hwang Bin

Mereka semua berjalan menuju kelas 3A. Dari jauh Yoon Jae, Jung In, dan Beom Gi melihat Hyuna sedang berbicara dengan seorang perempuan. Mereka mendekati Hyuna dan hantu perempuan yang tadi sedang bicara dengan Hyuna langsung menghilang. Mereka juga mencium sisa-sisa aroma melati sebelum hantu itu benar-benar pergi.

"Kamu bicara sama siapa?" Tanya Yoon Jae

"Kim Ji Yeon." Jawab Hyuna

"Jadi hantu yang mengeluarkan aroma melati itu namanya Kim Ji Yeon?" Tanya Jung In

"Iya. Aku diminta sama dia untuk memberitahukan hal ini pada kalian semua." Hyuna menjeda ucapannya yang membuat ketiga pemuda itu semakin penasaran dengan ucapan Hyuna

"Kalian berhenti menyelidiki kematian murid kelas 3A. Jika kalian terus melanjutkannya, maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Katanya dulu pernah ada orang yang nyelidikin kasus kematian murid kelas 3A dan saat dia sampai di tengah jalan dan berhasil nemuin bukti pembunuhan murid kelas 3A, dia menjadi gila dan mati bunuh diri." Lanjut Hyuna

bersambung...