Hannah lantas turun dari ranjang dan berlari keluar keluar dari kamar menuju ke kamar neneknya.
Davina menghela napas. Ia tak tahu harus bagaimana. Padahal itu hal sepele saja.
"Hannah! Hanna!" panggil Davina kepada Hannah putrinya sambil berjalan keluar.
"Ada apa to, Vin?" tanya Ati sang ibu saat melihat anaknya memanggil cucunya.
Suasana pagi itu terasa begitu sepi. Mbak Ayu mungkin sedang sibuk mengurus suaminya.
"Ini lho, Bu. Hannah nggak mau berangkat sekolah karena giginya copot!" ucap Davina sedikit kesal.
"Lho, kamu ya jangan marah. Namanya juga kan anak-anak. Udah biarin aja dia enggak sekolah sehari."
"Ah, nanti keterusa. Kalau ada apa-apa maunya enggak sekolah. Aku nggak mau ngajarin anak begitu.
''la terus gimana? La wong anaknya aja nangis layak begitu. Kamu mbok jangan egois to, Vin."
"Kalau aku egois, aku udah buang anak itu dari dulu .... "
"Davina!" hardik sang ibu. "Jangan ngomong begitu! Dia itu anak kamu! Darah dagingmu!"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com