webnovel

Geng Salvatra

Sekelompok siswa yang membuat geng bernama Salvatra. 10 tahun lalu Geng Salvatra terbentuk dan didirikan oleh Diego Zico sebagai ketua pertama Salvatra. Dimana nama Salvatra terinspirasi dari geng Mara Salvatrucha, geng kriminal yang berasal dari Los Angeles, Amerika Serikat. 10 tahun berlalu, kini ketua dan anggota Salvatra sudah berganti. Salvatra memiliki anggota inti sebanyak 7 anggota. Dimana Bumi Ardeo Zaidan dipercaya sebagai ketua Salvatra dengan sebutan Kibum. Anggota ke2, Erlangga Kim Abraham atau lebih senang dipanggil Elang. Elang bertugas sebagai tangan kanan Kibum yang selalu membantu Kibum untuk melawan musuh. Anggota ke3, Arseno Hanbin Bagastryan, disapa Aceng oleh anggota Salvatra. Arseno bertugas membuat strategik penyerangan melawan musuh. Anggota ke4, Reno Akbar Kawekas, Reno hanya anggota biasa yang selalu membuat celucon untuk menghibur anggota. Anggota ke5, Yoga Prasetyo Haidar. Rasanya tidak adil jika dalam satu kelompok tak ada yang playboy. Didalam geng Salvatra, Yoga lah yang mendapat julukan playboy. Yoga lebih suka dipanggil Agoy. Anggota ke6, Aryan Geovano. Aryan sangat pemalu. Anggota ke7, Ferre Mahardhika. Ferre mendapat julukan si genius Salvatra. Mereka terbagi menjadi 3 kelas. Kibum, Elang, Reno, Yoga dan Aryan kelas 12 IPS 5. Arseno kelas 12 IPA 2, sedangkan Ferre 12 Bahasa 2. Pada saat mereka masih kelas 10, Kibum dan Elang diajak untuk gabung bersama geng Salvatra, tetapi Kibum dan Elang mengajukan syarat untuk bergabung dengan geng Salvatra. Kibum mengajukan syarat sebagai ketua Salvatra tanpa menjadi anggota, sedangkan Elang mengajukan syarat agar Arseno, Reno, Yoga, Aryan dan Ferre ikut bergabung bersama Salvatra. Akhirnya keputusan Elzan mengatakan Kibum dapat menjadi ketua saat Kibum kelas 11. Sampai sekarang Kibum sudah kelas 12, Kibum tetap sebagai ketua Salvatra sampai nanti ia lulus, barulah ketua Salvatra akan diganti dengan yang baru. Geng Salvatra mempunyai musuh dari SMA Cassablanca bernama Geng Chicago, yang diketua oleh Sean. Sean selalu menantang Geng Salvatra terutama Kibum untuk balap motor ataupun tauran hanya untuk menjatuhkan harga diri Kibum sebagai ketua Salvatra, tapi nyatanya Geng Chicago selalu kalah dari Geng Salvatra. Persahabatan diantara Kibum, Elang, Arseno, Reno, Aryan, Yoga dan Ferre kembali diuji dengan seberapa setianya mereka saat diantara mereka terus mendapat masalah yang didapat dari keluarga. Mulai dari Ferre yang ditinggal selama-lamanya oleh Neneknya. Kemudian Arseno yang didatangi oleh keluarga kandungnya yang memintanya untuk kembali pulang. Setelah Arseno sudah menerima keluarga kandungnya, mereka harus melakukan penjebakan untuk menangkap bandar narkoba yang tak lain adalah kedua abang kandung Aryan. Elang yang selalu mendapat kekerasan dari orang tuanya, kembali didapatnya hingga Elang harus dirawat dirumah sakit karena Elang tak sadarkan diri. Saat pulang kerumah Reno mendapat caci maki dari abang kandungnya yang memang menjadi tempat tinggalnya. Reno diminta pergi dari rumah Abangnya. Dengan senang hati Reno pergi kemudian meminta Kibum untuk menampungnya. Kelulusan sekolah tiba, Kibum dan Geng Salvatra berkeliling menggunakan motor untuk merayakan kelulusan. Kibum, Elang, Arseno, Reno, Yoga, Aryan dan Ferre pulang kerumah saat tengah malam namun naas mereka harus bertemu dengan Geng Chicago yang membawa 5kali lipat anggota dari mereka yang hanya bertujuh. Mereka semua saling serang, tetapi keberuntungan tak lagi datang pada Kibum, Elang, Arseno, Reno, Yoga, Aryan dan Ferre. Mereka babak belur, lebih fatal lagi dan lebih menyakitkan Kibum tertusuk pisau yang dibawa oleh Sean. Niat Elang ingin membalas perbuatan Sean pada Kibum, tetapi ia juga mendapat tusukan tepat dipinggangnya hingga tembus sampai pada ginjalnya. Ajal dan kematian tak ada yang tau kapan datangnya pada manusia, begitupun pada Kibum dan Elang. Kibum hanya dapat bertahan selama empat hari dan Elang bertahan selama enam hari. Kibum dimakamkan tepat disebelah Elang.

ridhaanasution · Tổng hợp
Không đủ số lượng người đọc
4 Chs

Persiapan.

Jam 17.25.

Ditengah perjalanan pulang Kibum melihat Bulan baru saja keluar dari stasiun Juanda. Kibum menghentikan motornya dipinggir jalan. Ia terus memperhatikan Bulan. Bajaj datang dan membawa pergi Bulan. Kibum mengikuti bajaj yang ditumpangi Bulan dan mengurungkan niatnya untuk pulang kerumah. Entah alasan apa Kibum begitu ingin mengikuti gadis itu.

Bajaj masuk kedalam cluster. Kibum memilih berhenti didepan gerbang tanpa berniat masuk. Ia memperhatikan cluster tempat tinggal Bulan.

"Disini dia tinggalnya."

---SALVATRA---

Setelah pulang dari warung tenda, Arseno langsung masuk kamar dan mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ia ingin istirahat sejenak sampai datang orang tuanya. Malam ini ia ingin ijin menginap dirumah Yoga setelah nanti habis balapan.

Setiap Salvatra balap motor, ia akan meminta ijin untuk menginap dirumah salah satu anak Salvatra, kecuali Reno dan Elang. Ia tak pernah menginap dirumah kedua temannya itu. Sebenarnya bisa saja ia pulang kerumah tapi ia tak ingin mengganggu keluarganya ketika tengah malam ia baru pulang itu sama saja menggangu tidur seluruh keluarganya. Ia sadar siapa dirinya didalam rumah ini.

Arseno duduk didepan komputernya. Ia main game online untuk menghilangkan rasa bosannya. Sebenarnya ia malas untuk ikut balap nanti malam tapi apa boleh buat seluruh anggota Salvatra menginginkan dirinya untuk turun dijalan. Presentase keahliannya dalam balap motor, ia mendapat peringkat kedua setelah Kibum. Diantara semua anggota inti Salvatra hanya Ferre yang tak pernah turun dijalan. Kibum, Arseno dan Elang lah yang paling sering turun dijalan. Karena memang hanya mereka bertiga yang tak pernah terkalahkan.

Tok...tok...tok

"Hanbin, lo udah pulang kan?"

Arseno mematikan komputernya kemudian berjalan membuka pintu. Terlihat Adira sudah menggunakan piayama seakan ia siap untuk tidur. Padahal saat ini masih jam 7.

"Kenapa, Ra?"

"Lo mau kemana? Kok pake celana panjang?" tanya Adira melihat penampilan rapi Arseno.

"Gue ada urusan nanti. Malam ini gue mau nginap di Agoy." Jawabnya sembari berjalan ke kasur diikuti Adira.

"Kok nginep sih?" kecewa Adira.

"Kenapa? Butuh sesuatu?" tanya Arseno dengan suara lembutnya. Sangat terlihat Arseno begitu menyayangi saudara angkatnya itu.

"Laptop gue ngehank."

"Yaudah ayo kekamar lo." Ajaknya.

Mereka keluar kamar Arseno, sebelum keluar Arseno mengambil jaket berlambangkan Salvatra dibalik pintu kamarnya.

Mereka sama-sama duduk diatas kasur berwarna biru laut milik Adira. Adira mengambil jaket Salvatra milik Arseno dan mengenakannya dengan terus menghirup aroma tubuh Arseno yang masih melekat dijaketnya.

"Jangan dicium." Cegah Arseno mengangetkan Adira. "itu bau, belum dicuci lagi."

"Wangi kok. Lo selalu wangi."

Arseno tak menjawab. Arseno mulai mengotak-atik laptop milik Adira dengan wajah seriusnya.

"Ini kebanyakan K-Pop, Ra."

Adira berdesis sebal pada Arseno yang selalu menyalahkan koleksi K-Pop nya.

"Ih lo tuh." Sebalnya.

"Udah benar nih." Kata Arseno sambil menyodorkan laptop milik Adira.

"Lo nonton ini deh, Bin." Unjuk Adira pada K-Drama dengan judul folder Fight My War "ini ceritanya kayak kita, sahabatan dari kecil tapi jadi cinta. Tapi kita jadi cinta juga enggak, Bin?"

Arseno tak menjawab melainkan ia hanya membalas dengan senyum dibibirnya dan usapan lembut diatas kepala Adira.

"Gue keluar dulu ya." Pamit Arseno. "selamat malam, semoga mimpi Hanbin, Adira."

Adira tersenyum dengan menganggukkan kepalanya polos. "Hanbin jangan begadang ya." Arseno menganggukkan kepalanya.

Keluarnya Arseno dari kamar Adira. Ia duduk diruang TV sembari menunggu orangtuanya. Kalau 5menit lagi tak kunjung datang, Arseno akan pergi dan pamit melalui via telpon saja. Tapi belum ada 5menit dari waktu yang ia tetapkan, suara mobil orangtuanya sudah terdengar. Arseno berdiri ingin menyambut kedatangan orang tuanya.

"Malam Pa, Ma." Sambut Arseno sambil mencium tangan kedua orangtuanya.

"Malam, Nak." Jawab keduanya.

"Kamu mau kemana? Kok rapi?" tanya Mamanya.

"Aku mau nginap di Yoga, Ma. Boleh?" ijinnya sopan.

"Tapi besokkan masih ada jadawal sekolah, Nak."

"Iya sih, Ma. Tapi aku janji tetap berangkat sekolah dan enggak akan terlambat."

"Apa tidak merepotkan orang tua Yoga kalau kamu sering nginap?" tanya Papanya.

"Tidak Pa, kata Yoga, tadi pagi orangtuanya pergi keluar kota. Dia takut dirumah sendiri jadinya ajak kami tidur dirumahnya." Alasan Arseno mengikuti kata Yoga.

"Yasudah." Bolehkan Papanya. "jangan begadang, tidak baik untuk kesehatanmu."

"Iya Pa."

"Adira dimana?" tanya Mama.

"dia lagi dikamar, lagi nonton drama." Lapor Arseno.

"Ohya, Nak." Ujar Papa.

"Iya Pa?"

"Apa kamu enggak mau ganti motor? Itu motor GL mu sudah lama sekali." Ucap Papanya yang sudah menawari Arseno mengganti motor jadul GL miliknya yang sudah dibeli saat ia masuk SMA. "motor Ninja seperti motor milik teman-temanmu."

"Enggak usah Pa." Tolaknya lagi. "masih bagus motorku, belum rusak. Nanti aja kalau rusak baru diganti." Alasannya. Padahal ia tak ingin merepotkan kedua orangtuanya.

"Kalau sudah rusak, bilang Papa biar kita beli yang baru." Arseno mengangguk sopan. "atau kamu mau mobil seperti Adira?" tawarnya lebih mewah.

Dengan cepat Arseno kembali menggeleng kepala. "enggak usah Pa, sungguh. Aku belum mau ganti."

"Tidak perlu sungkan-sungkan kalau ingin sesuatu, Nak." Ucap Mama lembut dengan mengusapkan kepala Arseno.

"Iya Mama, Papa." Ucapnya lembut. "kalau gitu aku pamit pergi ya."

"Kamu sudah pamit sama Adira? Nanti dia cariin kamu." Ingatkan Mama yang sudah hafal betul bagaiman Adira selalu mencari Arseno.

"Sudah Ma, tadi aku sempat ke kamarnya."

"Yasudah kamu hati-hati bawa motornya."

"Iya Pa, Ma. Assalamulaikum."

---SALVATRA---

"Lama lo, Ren."

Reno datang terlambat satu jam. Tanpa bersalahnya Reno datang dengan cengengesan. Ia duduk disebelah Ferre yang kini sedang mengerjakan PR milik Kibum.

"Biasa, ada sedikit problem." Alasannya seperti biasa.

Mereka sudah sangat hafal bagaimana kisah Reno dan keluarganya. Reno terlahir dari keluarga berada tetapi saat ia kelas 3 SMP, Ibunya meninggal dunia karena sakit. Sejak Ibunya meninggal, ayahnya pergi ke Batam karena memang disana tempat kerjanya. Kemudian Reno dan Ajeng-kakaknya dipaksa tinggal bersama Abangnya-Dika yang sudah menikah. Reno dan Ajeng sangat membatin tinggal bersama Dika. Kakak Iparnya-Bila seakan-akan tak menginginkan mereka ada didalam rumahnya. Reno sebagai seorang laki-laki dipaksa harus melakukan pekerjaan rumah dan mengurus dua keponakannya yang seharusnya dilakukan seorang perempuan. Sedangkan Ajeng yang memang sudah bekerja memutuskan ngekos untuk menghindar dari Bila. Ajeng ingin mengajak Reno tinggal bersamanya, setidaknya ia menyewa satu kamar kos untuk Reno tetapi dilarang keras oleh Dika dengan alasan Reno masih sekolah. Ajeng tak bisa menentang Dika dan terpaksa membiarkan Reno menderita didalam neraka itu.

"Udah makan belum lo?" tanya Kibum perhatian.

Pertanyaan udah makan belum lo? Sudah menjadi pertanyaan utama yang harus ditujukan pada Reno. Pasalnya Reno tak pernah makan dirumahnya. Kalau ia ingin makan, ia harus beli keluar rumah dengan uang pas-pasan. Walaupun ia tinggal bersama abang kandungnya, ia tak pernah dianggap adik oleh Dika. Entah setan apa yang merasuki Dika sampai tega pada adik-adiknya. Dika pun tak pernah mengeluarkan uang sepeserpun untuk Reno dan Ajeng tetapi selalu mengekang keduanya. Reno sekolah karena uang ayahnya. Biaya sehari-harinya ia dapat dari ayahnya dan terkadang Ajeng memberi uang padanya.

"Udah. Santuy aja, Bum."

Kibum mengangguk. "kalau belum, ini ada duit gue lo beli makan aja."

"Udah, Bum. Kalem." Ucap Reno bercanda.

"Salin nih." Ucapan Ferre membuat Kibum, Reno, Yoga, Elang dan Aryan menoleh. Mereka berbaris menyalin tugas yang dikerjakan Ferre.

"Nunggu lo pada nyalin, gue sama Aceng ngecek motor dulu." Ucap Kibum dibalas anggukkan kepala "Re, makasih."

"Santai, Bum." Balas Ferre dengan acungan jempolnya. Ia menuliskan tugas Kibum dan sisanya mereka menyalin sendiri.

Kibum dan Arseno memeriksa semua mesin motor yang akan digunakan untuk balapan. Motor Kawasaki Ninja yang memang sudah disiapkan Kibum sejak ia bergabung dengan Salvatra. Motor pertama yang dibelikan Mamanya saat ia masuk SMA. Kini motornya sudah milik bersama Salvatra. Kini motor yang digunakan Kibum adalah motor BMW Klasik. Ia membeli motor BMW Klasik dengan uangnya sendiri hasil ia berinvestasi dan menanam saham disegala perusahaan. Tak ada yang tahu tentang investasinya. Karena memang ia sembunyikan sedari dulu ia berinvestasi saat masih SMP.

"Udah diservise Elang kan?" tanya Arseno setelah selesai menyalakan mesin motornya.

"Udah, kemarin katanya."

"Tarikannya juga enteng, okelah."

"Siap nih?"

"Iya."

"Enggak terpaksa kan lo?"

"Terpaksa lah."

"Tapi harus tetap menang."

"Hmm."

"Motor lo mau disimpan disini atau dibawa?" tanya Kibum sebelum mereka bersiap-siap akan meninggalkan basecamp.

"Simpen disini ajalah." Jawabnya sedikit tak rela.

"Motor Ferre juga disini, motor lo tetep pacaran sama motornya Ferre."

"cihh..."

---SALVATRA---