webnovel

Gelora Gairah [R18+!]

Vivadhi Ranata (Umur 69 Tahun) adalah seorang Pemilik Perusahaan Game yg gila kerja. Sampai - sampai saking asyik dan sibuknya dia bekerja hingga dia pun akhirnya kurang memberikan perhatian kepada keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari saat dia pulang kerja lebih awal, dia mendapati istrinya yang lebih muda 10 tahun dari umurnya dan telah dinikahinya selama 39 tahun sedang berselingkuh dengan pria lain. Lalu karena kalap dan gelap mata, dia pun langsung mengamuk tanpa ampun, menghajar istri & selingkuhannya tersebut secara brutal. Hal ini pun kemudian berujung pada gugatan cerai dan kekerasan dalam rumah tangga yg diajukan oleh istri dan anak - anaknya. Akhirnya karena depresi, dia pun kemudian mengambil pensiun dari tempat kerjanya dan pergi menyepi sendirian ke sebuah desa terpencil. Di suatu malam saat dia sedang merenungi nasibnya dan membulatkan tekad untuk membuka lembaran hidup baru yg lebih baik, Vivadhi Ranata melihat sebuah "bintang jatuh" yg jatuh di sebuah Gunung di belakang rumahnya. Dia pun langsung bergegas pergi kesana dan menemukan sebuah Dadu Dewa yg dijatuhkan oleh Tiga Orang Ranah Beyond True GOD saat sedang asyik bermain game.... Mulai dari saat itu lah, hidupnya pun mulai berubah ke arah yang tak pernah dia impikan sebelumnya. . . . . Tak hanya mengumpulkan kekuatan yang sangat besar hingga mampu menandingi para Dewa dan Makhluk Abadi, namun dia juga mengumpulkan Gadis - Gadis cantik muda belia sebagai selir - selir yang selalu dihujaninya dengan limpahan kasih sayang tiada batas dari Sang Lelaki! . . . [Spoiler] Penjelasan Cover Novel: Dari Bagian Tengah, Geser ke Atas, lalu Memutar Searah Jarum Jam adalah Para Wanita Kekasih Hati Vivadhi Ranata: 1. Faladhina Kiseki 2. Myradhia Chikane 3. Saladhina Olivia 4. Nadhine Aisyah 5. Nadhine Alisya 6. Renadhi Flavina 7. Anadhita Revati 8. Belladhina Sophia 9. Angelina Gladhis 10. Varissa Nadhilla 11. Melani Amadhius 12. Lynadhi Vindatri 13. Reysha Marradhi 14. Eleanord Bradhius 15. Sagradhi Emilia

Vanadhi_Lucia · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
126 Chs

Malam Pertama Mereka Bertiga VI

"Happ... Jubooo juboo.... Slurppp Slumrpp.... Hmmm hmmm hmm nggghhh...."

Myradhia Chikane melahap bagian kepala batang panas milik Vivadhi Ranata ke dalam mulutnya dan secara refleks menyeruput sirup kental manis yang meleleh keluar dari ujungnya sebagai pertanda awal puncak kenikmatan yang akan segera dialami oleh sang lelaki.

Tubuh bugil telanjang bulat milik Myradhia Chikane bergetar hebat tatkala sang gadis merasakan betapa nikmatnya cairan yang sedang diminumnya kini.

Tubuh Myradhia Chikane yang telah menjadi begitu panas akibat hantaran gelombang kalor yang menjalar menyusupi segenap tubuh sang perawan yang berasal dari buah dada sang gadis yang mengalami kontak dengan batang tombak sang lelaki menjadi semakin memanas dengan gelora api hasrat yang semakin menjadi – jadi seolah telah disiram oleh minyak yang sudah mendidih.

"Aaahnnn... Ahh...!!! Juboo juboo jubooo...! Slurppp Slurpp shlurpp...! Ahn Hmmm ahn hmmm hmm ahnnh nggghhh!!!"

Dengan penuh hasrat nafsu, Myradhi Chikane pun mengulum dan menghisap batang kelamin Vivadhi Ranata dan menelannya dalam – dalam hingga ke ujung pangkal tenggorokannya.

Myradhia Chikane dengan penuh kerakusan menyedot dan menelan sebanyak – banyak nya cairan precum yang keluar dari batang kelamin Vivadhi Ranata, sang gadis begitu terkesima akan nikmatnya sensasi rasa dari cairan kental manis yang meleleh keluar dari ujung tombak sang lelaki tersebut.

Sementara itu, Faladhina Kiseki dengan sabar menunggu kesempatan untuk bergantian menelan dan menghisap batang tombak milik Vivadhi Ranata.

Sebuah kesempatan yang datang tidak lama kemudian, tatkala Myradhia Chikane melepaskan batang kelelakian sang pria untuk mengambil nafas, maka dengan serta merta saat itu juga giliran Faladhina Kiseki yang menyambar ujung tombak pusaka milik Vivadhi Ranata sebelum menelannya dalam – dalam ke ujung kerongkongannya seperti yang dilakukan oleh Myradhia Chikane sebelumnya.

Cairan kental manis yang keluar dari ujung tombak sang lelaki semakin banyak yang meleleh keluar dan batang nya yang telah menjadi begitu panas kini berkedut – kedut bagaikan sebuah bom yang siap untuk meledak kapan saja.

Faladhina Kiseki yang merasakan hal ini dan secara insting mengerti kalau klimaks yang akan segera dialami oleh sang lelaki telah datang semakin mendekat, kini melepaskan batang kelamin sang pria dari cengkraman mulut dan kerongkongannya sambil terus menjepit batang yang panas berkedut – kedut tersebut di antara sepasang buah dadanya yang bergerak – gerak maju – mundur, ke atas dan ke bawah bergesekan dengan batang tombak milik Vivadhi Ranata sementara lidah sang gadis keluar menjulur menjilat – jilat bagian ujung tombak milik sang lelaki tersebut.

Myradhia Chikane yang tidak mau kalah juga dengan tanpa ketinggalan ikut menjepit batang kelamin milik sang lelaki di tengah – tengah kedua gundukan bukit di dadanya yang hangat dan elastis tersebut, yang ikut bergerak naik – turun ke depan dan ke belakang menyesuaikan ritme tubuh Myradhia Chikane dengan irama pergerakan Faladhina Kiseki, sementara lidah sang gadis yang telah basah berlumur air liur menjulur keluar dari bibirnya yang manis untuk menjilat dan melumasi setiap bagian batang kemaluan sang lelaki, yang membuat gerakan kedua gadis yang sedang menghimpit batang kelamin sang lelaki dengan payudara mereka tersebut menjadi semakin mulus tatkala ketiga insan yang sedang bercumbu di atas ranjang ini saling bergerak bergesek – gesekan dengan penuh nafsu.

Sesekali bibir manis penuh pesona milik Myradhia Chikane dan Faladhina Kiseki yang terbuka sambil menjulurkan lidah mereka berdua yang dengan begitu erotis menjilati ujung tombak sang lelaki saling mendekat dan secara bergiliran menghujani ujung tombak milik Vivadhi Ranata yang berada di tengah – tengah himpitan gunung dan bukit berwarna putih salju milik mereka tersebut dengan ciuman dan hisapan yang memiliki kombinasi ritme yang begitu harmonis bagaikan sebuah kolaborasi duet maut yang sudah dirancang dan dieksekusi secara khusus untuk menaklukkan batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata yang telah dengan begitu perkasa sudah sanggup untuk berhasil bertahan dalam waktu yang sangat lama melawan gempuran demi gempuran dari senjata alami kelas berat yang ditambah dengan berbagai teknik mematikan yang dimiliki oleh kedua orang gadis yang berasal dari Alam Para Dewa tersebut.

(Catatan Penulis: Pasti Ini ya, yang disebut dengan istilah Sexual Warfare kalau dalam bahasa Inggris :p)

Namun pada akhirnya, tiada benteng yang tidak runtuh, tiada pertahanan yang tidak bisa ditembus....

Vivadhi Ranata yang telah dengan begitu gemilang sudah mampu untuk berhasil bertahan dari serangan – serangan nikmat binal mesum nan erotis yang telah dilancarkan dengan tanpa henti oleh para gadis muda belia yang umurnya bahkan belum genap satu hari ini pun akhirnya tidak sanggup untuk menahan gejolak hasrat nafsunya yang telah menumpuk bagaikan reaktor nuklir yang sudah berada di tahap kritis akibat kelebihan muatan.

"Faladhina Kiseki.... Myradia Chikane.... Sayangg..., aku mau keluarrrr....!"

Dan dengan tanpa bisa ditahan – tahan lagi, maka muncrat lah Vivadhi Ranata dan meletus lah segala apa yang selama ini telah disimpan dan dihimpun oleh dirinya di dalam kantung harta karun dan tombak pusaka yang dimiliki oleh sang lelaki.

Muatan berhargatak ternilai yang sedari tadi telah dihimpun dengan sekuat tenaga oleh sang lelaki di tempat penyimpanan harta pribadinya kini menyembur keluar bagaikan semburan air mancur yang begitu deras dan kencang menghujani seisi ruangan.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang sedang berada dalam posisi begitu dekat dengan sumber letusan pun menjadi sasaran tembak bertubi – tubi dari cairan kental berwarna putih yang tumpah ruah membanjiri buah dada mereka, hingga menenggelamkan gundukan gunung dan bukit putih salju milik kedua orang gadis muda tersebut serta mengubah belahan lembah di dada mereka yang masih dengan ketat dan kencang menghimpit batang tombak panas milik Vivadhi Ranata di tengah - tengah nya menjadi sebuah pemandangan yang penuh berisi hamparan lautan susu dengan sebuah pilar besar yang menjulang dari tengah – tengah nya.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang sontak merasa kaget dan tersentak melihat banyaknya cairan putih kental yang menyembur dari batang tombak milik Vivadhi Ranata yang tidak berhenti meletus hingga menembaki paras wajah cantik jelita kedua orang gadis tersebut secara bertubi – tubi hingga setiap bagian kepala mereka mulai rambut yang berada di atas kepala dua orang perawan muda belia tersebut, wajah ayu mempesona mereka berdua, hingga leher kedua orang gadis dengan segenap lekak – lekuknya yang terlihat begitu sensual menggoda birahi semuanya tidak ada yang luput dari tembakan membabi buta meriam panas milik sang lelaki yang dengan amunisi cair tingkat balistiknya telah membuat sekujur tubuh bugil telanjang bulat milik Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane berlumuran air mani produk asli Vivadhi Ranata yang tinggi akan kadar kandungan Energi bertipe Yang.

Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang ikut tenggelam bersama klimaks yang telah dialami oleh Vivadhi Ranata pun juga turut mengalami orgasme sebagai respon tulus dari tubuh erotis mereka yang sudah begitu panas terbakar hawa nafsu.